Selam Absen di SEA Games 2025, POSSI Pertimbangkan Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Asia Tenggara Fin Swimming
Jum'at, 17 Januari 2025 - 20:11 WIB
Musyawarah Nasional (Munas) POSSI di Jakarta, Jumat (17/1/2025). Foto: SINDOnews/MPI/Andri Bagus Syaeful
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pengurus Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), Laksamana Madya TNI (Purn) Rubiyanto, mengungkapkan rencana untuk menerima tawaran menjadi tuan rumah Kejuaraan Asia Tenggara Fin Swimming 2025. Kejuaraan ini dipertimbangkan sebagai pengganti karena cabang olahraga selam tidak masuk dalam SEA Games 2025 yang akan digelar di Thailand.
Sebagai informasi, kejuaraan ini terakhir kali diadakan di Kamboja pada tahun lalu. Tawaran menjadi tuan rumah datang langsung dari Presidensi CMAS Asia Tenggara.
“Kemarin saya belum bisa memberikan jawaban karena masih menunggu kepengurusan baru. Namun, setelah mendapat informasi dari KOI dan KONI, mereka menyarankan agar Indonesia menerima tawaran ini,” ujar Rubiyanto dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) POSSI di Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Rubiyanto menyayangkan keputusan absennya cabang olahraga selam dalam SEA Games 2025. Padahal, prestasi Indonesia di SEA Games 2023 yang berlangsung di Kamboja cukup memuaskan.
“Pada SEA Games 2023, Indonesia berhasil meraih total 21 medali, terdiri dari 6 emas, 10 perak, dan 5 perunggu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rubiyanto juga menyoroti dinamika yang terjadi di cabang olahraga ini, termasuk pengaruh keputusan dari negara-negara peserta SEA Games.
“Saya mendengar adanya kekecewaan dari Thailand pada saat kita bermain di Vietnam. Begitu juga di Thailand, ada permainan atau kondisi tertentu yang memengaruhi keputusan mereka. Selain itu, ada masalah pada proses pembinaan atlet di setiap negara,” jelas Rubiyanto.
Ia juga menambahkan bahwa pada SEA Games 2023, beberapa nomor pertandingan yang dianggap tidak umum muncul di Kamboja. Hal ini menyebabkan beberapa negara, termasuk Thailand, merasa dirugikan. “Mungkin itu menjadi alasan mereka menghilangkan nomor tertentu di SEA Games berikutnya,” tambahnya.
Sebagai informasi, kejuaraan ini terakhir kali diadakan di Kamboja pada tahun lalu. Tawaran menjadi tuan rumah datang langsung dari Presidensi CMAS Asia Tenggara.
“Kemarin saya belum bisa memberikan jawaban karena masih menunggu kepengurusan baru. Namun, setelah mendapat informasi dari KOI dan KONI, mereka menyarankan agar Indonesia menerima tawaran ini,” ujar Rubiyanto dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) POSSI di Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Rubiyanto menyayangkan keputusan absennya cabang olahraga selam dalam SEA Games 2025. Padahal, prestasi Indonesia di SEA Games 2023 yang berlangsung di Kamboja cukup memuaskan.
“Pada SEA Games 2023, Indonesia berhasil meraih total 21 medali, terdiri dari 6 emas, 10 perak, dan 5 perunggu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rubiyanto juga menyoroti dinamika yang terjadi di cabang olahraga ini, termasuk pengaruh keputusan dari negara-negara peserta SEA Games.
“Saya mendengar adanya kekecewaan dari Thailand pada saat kita bermain di Vietnam. Begitu juga di Thailand, ada permainan atau kondisi tertentu yang memengaruhi keputusan mereka. Selain itu, ada masalah pada proses pembinaan atlet di setiap negara,” jelas Rubiyanto.
Ia juga menambahkan bahwa pada SEA Games 2023, beberapa nomor pertandingan yang dianggap tidak umum muncul di Kamboja. Hal ini menyebabkan beberapa negara, termasuk Thailand, merasa dirugikan. “Mungkin itu menjadi alasan mereka menghilangkan nomor tertentu di SEA Games berikutnya,” tambahnya.
(sto)
Lihat Juga :
tulis komentar anda