Ajang AS Terbuka, USTA Akan Pindahkan Pertandingan ke California
Rabu, 06 Mei 2020 - 12:33 WIB
NEW YORK - Angin segar berembus dari Turnamen Amerika Serikat (AS) Terbuka. United States Tennis Association (USTA) tengah menjajaki kemungkinan memindahkan lokasi tuan rumah ajang Grand Slam tersebut dari New York ke California agar ajang tahunan tersebut bisa digelar di tengah pandemi virus corona.
Ya, New York menjadi kota paling terdampak besar akibat pandemi virus corona di AS. Kondisi ini membuat banyak pihak mulai meragukan ajang Grand Slam tersebut bisa digelar sesuai jadwal. Apalagi, USTA Billie Jean King National Tennis Center, venue AS Terbuka, sedang dialihfungsikan sebagai rumah sakit sementara untuk para korban yang terjangkit wabah mematikan itu.
Kini, USTA masih menunggu sampai Juni untuk mengambil keputusan. Namun, sejumlah pihak telah menyarankan untuk memindahkan turnamen tersebut ke Indian Wells Tennis Garden di California yang biasanya menggelar Indian Wells Masters. Apalagi, lokasi itu juga memiliki salah satu stadion yang bisa menampung hingga 16.000 penonton.
Tidak hanya itu, AS Terbuka yang dijadwalkan digelar pada 24 Agustus–7 September di Flushing Meadows, New York, juga disarankan untuk merevisi jadwal hingga November atau menggelarnya tanpa penonton. Namun, USTA enggan terburu-buru mengambil keputusan lantaran masih harus membicarakannya dengan sejumlah pihak.
“Semua bisa dibicarakan. Ada begitu banyak spekulasi. Kita akan tahu lebih lanjut pada Juni mendatang. Yang pasti, memungkinkan untuk menggelar tanpa penonton. Belum ada keputusan resmi yang diambil tentang Indian Wells. Apa pun yang kami lakukan, kami harus melakukannya dengan persetujuan pihak Indian Wells, ATP, dan WTA," ungkap Direktur Eksekutif USTA Michael Dowse, dilansir insidetennis.
Opsi pemindahan venue ini dinilai menjadi salah satu alternatif bagus untuk keberlangsungan AS Terbuka yang belum pernah dibatalkan sejak pertama kali digelar pada 1881. Namun, Dowse tidak memungkiri jika saat ini masalah kesehatan dan keselamatan publik tetap menjadi prioritas. Apalagi, ada beberapa petenis yang negaranya masih mengalami dampak buruk akibat virus corona.
Dowse menegaskan akan berusaha membantu para petenis agar bisa mendapatkan kemudahan untuk mengikuti ajang Grand Slam yang biasanya menjadi turnamen penutup musim tersebut.
"Kami semua ingin AS Terbuka bisa digelar. Kami siap membantu para petenis masuk dan keluar dari negara ini. Kami memiliki tiga prioritas, yakni kesehatan dan kesejahteraan para petenis, staf, penggemar, dan semua yang terlibat, hal yang baik bagi tenis serta dampak secara finansial. Semuanya masih bisa dibicarakan dan kami akan terus melangkah maju berdasarkan tiga fase arahan pihak federal," ujarnya.
Pemilihan California sebagai alternatif tuan rumah AS Terbuka ini setelah Gubernur California Gavin Newsom melonggarkan pembatasan publik akhir pekan lalu. Namun, dia tetap menyatakan keberatan jika ada yang akan menggelar acara olahraga dengan melibatkan banyak orang. Selain itu, belum ada jaminan acara olahraga di AS maupun Eropa bisa kembali berlanjut pada November.
Kepala Komunikasi USTA Chris Widmaier menyatakan pihaknya sedang melakukan uji tuntas dan memodelkan sejumlah besar skenario yang ada. Dia juga mengatakan bahwa tujuan semua ini adalah agar para penggemar bisa menikmati Grand Slam tersebut. Namun, mereka juga ingin melihat dampak apa jika pertandingan harus berjalan tanpa penonton.
"Keputusan apa pun yang kita buat tidak hanya soal keuangan. Ini tentang tanggung jawab kami dan apa arti turnamen bagi kami, bagi penggemar di seluruh dunia, dan bagi New York. Ini adalah keinginan kami dan tanggung jawab kami untuk menggunakan turnamen," ungkap Widmaier. (Raikhul Amar)
Ya, New York menjadi kota paling terdampak besar akibat pandemi virus corona di AS. Kondisi ini membuat banyak pihak mulai meragukan ajang Grand Slam tersebut bisa digelar sesuai jadwal. Apalagi, USTA Billie Jean King National Tennis Center, venue AS Terbuka, sedang dialihfungsikan sebagai rumah sakit sementara untuk para korban yang terjangkit wabah mematikan itu.
Kini, USTA masih menunggu sampai Juni untuk mengambil keputusan. Namun, sejumlah pihak telah menyarankan untuk memindahkan turnamen tersebut ke Indian Wells Tennis Garden di California yang biasanya menggelar Indian Wells Masters. Apalagi, lokasi itu juga memiliki salah satu stadion yang bisa menampung hingga 16.000 penonton.
Tidak hanya itu, AS Terbuka yang dijadwalkan digelar pada 24 Agustus–7 September di Flushing Meadows, New York, juga disarankan untuk merevisi jadwal hingga November atau menggelarnya tanpa penonton. Namun, USTA enggan terburu-buru mengambil keputusan lantaran masih harus membicarakannya dengan sejumlah pihak.
“Semua bisa dibicarakan. Ada begitu banyak spekulasi. Kita akan tahu lebih lanjut pada Juni mendatang. Yang pasti, memungkinkan untuk menggelar tanpa penonton. Belum ada keputusan resmi yang diambil tentang Indian Wells. Apa pun yang kami lakukan, kami harus melakukannya dengan persetujuan pihak Indian Wells, ATP, dan WTA," ungkap Direktur Eksekutif USTA Michael Dowse, dilansir insidetennis.
Opsi pemindahan venue ini dinilai menjadi salah satu alternatif bagus untuk keberlangsungan AS Terbuka yang belum pernah dibatalkan sejak pertama kali digelar pada 1881. Namun, Dowse tidak memungkiri jika saat ini masalah kesehatan dan keselamatan publik tetap menjadi prioritas. Apalagi, ada beberapa petenis yang negaranya masih mengalami dampak buruk akibat virus corona.
Dowse menegaskan akan berusaha membantu para petenis agar bisa mendapatkan kemudahan untuk mengikuti ajang Grand Slam yang biasanya menjadi turnamen penutup musim tersebut.
"Kami semua ingin AS Terbuka bisa digelar. Kami siap membantu para petenis masuk dan keluar dari negara ini. Kami memiliki tiga prioritas, yakni kesehatan dan kesejahteraan para petenis, staf, penggemar, dan semua yang terlibat, hal yang baik bagi tenis serta dampak secara finansial. Semuanya masih bisa dibicarakan dan kami akan terus melangkah maju berdasarkan tiga fase arahan pihak federal," ujarnya.
Pemilihan California sebagai alternatif tuan rumah AS Terbuka ini setelah Gubernur California Gavin Newsom melonggarkan pembatasan publik akhir pekan lalu. Namun, dia tetap menyatakan keberatan jika ada yang akan menggelar acara olahraga dengan melibatkan banyak orang. Selain itu, belum ada jaminan acara olahraga di AS maupun Eropa bisa kembali berlanjut pada November.
Kepala Komunikasi USTA Chris Widmaier menyatakan pihaknya sedang melakukan uji tuntas dan memodelkan sejumlah besar skenario yang ada. Dia juga mengatakan bahwa tujuan semua ini adalah agar para penggemar bisa menikmati Grand Slam tersebut. Namun, mereka juga ingin melihat dampak apa jika pertandingan harus berjalan tanpa penonton.
"Keputusan apa pun yang kita buat tidak hanya soal keuangan. Ini tentang tanggung jawab kami dan apa arti turnamen bagi kami, bagi penggemar di seluruh dunia, dan bagi New York. Ini adalah keinginan kami dan tanggung jawab kami untuk menggunakan turnamen," ungkap Widmaier. (Raikhul Amar)
(ysw)
tulis komentar anda