Bayern Muenchen Harus Mulai dari Nol Lagi
Rabu, 21 Oktober 2020 - 11:35 WIB
MUNICH - Liga Champions musim lalu, Bayern Muenchen melakukan semuanya tanpa cela. Bayern tidak sekadar menjadi juara, tapi juga menciptakan banyak rekor saat mengangkat trofi kuping besar di Estadio da Luz, Lisabon, Portugal (24/8/2020).
Sebagai pengingat, Bayern mendapatkan gelar dengan catatan tak terkalahkan dalam 11 pertandingan dari fase grup sampai partai final. Bukan saja tidak kalah, tapi juga melakukan sapu bersih poin yang menjadi rekor baru di kompetisi tertinggi Benua Biru tersebut. (Baca: Pentingnya Mengajarkan Anak Secara Lisan)
The Bavarians juga menjadi tim paling produktif sepanjang musim lalu. Mereka sukses mencetak 43 gol atau rata-rata tiga gol atau lebih dalam satu pertandingan, termasuk delapan gol yang dicetak ke gawang Barcelona di laga semifinal, saat menang 8-2. Sementara rata-rata kemasukan mereka hanya 1,3 per laga atau delapan gol dari 11 pertandingan yang berlangsung hingga partai final.
Imbasnya, penyerang Robert Lewandowski, penjaga gawang Manuel Neuer, gelandang Joshua Kimmich, dan Pelatih Hans-Dieter Flick meraih penghargaan terbaik di akhir musim dari UEFA. Flick bahkan menjadi pelatih kedua dalam sejarah klub yang sukses mempersembahkan treble winner untuk Bayern setelah musim 2012/2013 di bawah Jupp Heynckes. (Baca juga: Rusia Siap Bekukan Seluruh Hulu Ledak Nuklirnya)
Catatan impresif tersebut sebenarnya cukup bisa menggambarkan bagaimana rasa percaya diri Bayern menghadapi laga perdana mereka di Liga Champions musim ini. Berada di Grup A, FC Hollywood akan menghadapi Atletico Madrid. Inilah salah satu rival terberat mereka di fase grup, dengan sedikit mengabaikan ancaman dari Lokomotiv Moscow dan FC Salzbourg.
Melawan Atletico, Bayern memiliki rekor bagus. Dari lima pertemuan, mereka berhasil mencatatkan tiga menang dan dua kali kalah. Neuer dkk juga punya catatan impresif saat menghadapi wakil Spanyol. Dari 14 perjumpaan dengan tim asal Primera Liga di babak grup Liga Champions, Bayern membukukan delapan kemenangan, tiga seri, tiga kekalahan). (Baca juga: Dunia Pendidikan Indonesia Belum Memiliki Peta Jalan yang Jelas)
Data lain Bayern belum kehilangan angka pun di kandang sejak 2002, saat tertinggal 2-3 melawan Deportivo La Coruna, termasuk catatan bahwa tim tuan rumah selalu menang di kandang sendiri saat kedua tim bersua. Satu-satunya hasil imbang terjadi pada final Piala Eropa 1974 di Brussels.
Tapi, Bayern bukan tanpa kekhawatiran. Salah satunya terkait kondisi pemain Bayern yang dikhawatirkan mengalami kelelahan karena sebagian besar anggota skuad tak memiliki waktu istirahat lama, imbas jadwal padat yang harus dijalani.
Saat tim lain sudah banyak istirahat kompetisi, pemain Bayern harus tampil di final Liga Champions, Piala Super Jerman, Piala Super Eropa, sampai tugas membela negara di UEFA Nations League. Selain itu, semua reputasi yang dibangun Bayern tersebut terjadi musim lalu dan tidak akan berpengaruh banyak pada penampilan mereka musim ini, selain sekadar menjadi penambah motivasi.
Sebagai pengingat, Bayern mendapatkan gelar dengan catatan tak terkalahkan dalam 11 pertandingan dari fase grup sampai partai final. Bukan saja tidak kalah, tapi juga melakukan sapu bersih poin yang menjadi rekor baru di kompetisi tertinggi Benua Biru tersebut. (Baca: Pentingnya Mengajarkan Anak Secara Lisan)
The Bavarians juga menjadi tim paling produktif sepanjang musim lalu. Mereka sukses mencetak 43 gol atau rata-rata tiga gol atau lebih dalam satu pertandingan, termasuk delapan gol yang dicetak ke gawang Barcelona di laga semifinal, saat menang 8-2. Sementara rata-rata kemasukan mereka hanya 1,3 per laga atau delapan gol dari 11 pertandingan yang berlangsung hingga partai final.
Imbasnya, penyerang Robert Lewandowski, penjaga gawang Manuel Neuer, gelandang Joshua Kimmich, dan Pelatih Hans-Dieter Flick meraih penghargaan terbaik di akhir musim dari UEFA. Flick bahkan menjadi pelatih kedua dalam sejarah klub yang sukses mempersembahkan treble winner untuk Bayern setelah musim 2012/2013 di bawah Jupp Heynckes. (Baca juga: Rusia Siap Bekukan Seluruh Hulu Ledak Nuklirnya)
Catatan impresif tersebut sebenarnya cukup bisa menggambarkan bagaimana rasa percaya diri Bayern menghadapi laga perdana mereka di Liga Champions musim ini. Berada di Grup A, FC Hollywood akan menghadapi Atletico Madrid. Inilah salah satu rival terberat mereka di fase grup, dengan sedikit mengabaikan ancaman dari Lokomotiv Moscow dan FC Salzbourg.
Melawan Atletico, Bayern memiliki rekor bagus. Dari lima pertemuan, mereka berhasil mencatatkan tiga menang dan dua kali kalah. Neuer dkk juga punya catatan impresif saat menghadapi wakil Spanyol. Dari 14 perjumpaan dengan tim asal Primera Liga di babak grup Liga Champions, Bayern membukukan delapan kemenangan, tiga seri, tiga kekalahan). (Baca juga: Dunia Pendidikan Indonesia Belum Memiliki Peta Jalan yang Jelas)
Data lain Bayern belum kehilangan angka pun di kandang sejak 2002, saat tertinggal 2-3 melawan Deportivo La Coruna, termasuk catatan bahwa tim tuan rumah selalu menang di kandang sendiri saat kedua tim bersua. Satu-satunya hasil imbang terjadi pada final Piala Eropa 1974 di Brussels.
Tapi, Bayern bukan tanpa kekhawatiran. Salah satunya terkait kondisi pemain Bayern yang dikhawatirkan mengalami kelelahan karena sebagian besar anggota skuad tak memiliki waktu istirahat lama, imbas jadwal padat yang harus dijalani.
Saat tim lain sudah banyak istirahat kompetisi, pemain Bayern harus tampil di final Liga Champions, Piala Super Jerman, Piala Super Eropa, sampai tugas membela negara di UEFA Nations League. Selain itu, semua reputasi yang dibangun Bayern tersebut terjadi musim lalu dan tidak akan berpengaruh banyak pada penampilan mereka musim ini, selain sekadar menjadi penambah motivasi.
tulis komentar anda