Mir, Quartararo atau Rins, Siapa Pun Juaranya Bakal Koleksi Nilai Terendah dalam Sejarah MotoGP

JAKARTA - Kejuaraan grand prix balap motor dimulai sejak 1949. Kelas 500cc merupakan ajang balap motor paling prestisius saat itu di mana Leslie Graham keluar sebagai pemenangnya.

Graham keluar sebagai juara dunia dengan meraih 30 poin dari dua kemenangan dalam enam balapan yang dijalaninya pada musim 1949. Seiring waktu, perjalanan kejuaraan grand prix mengalami perubahan yang cukup besar.

Selama 71 tahun berjalan, ajang balap motor tertua di dunia ini telah melahirkan banyak raja lintasan balap. Terutama sejak kelas 500cc berubah ke MotoGP pada 2002 lalu. (Baca juga: Andrea Dovizioso Terancam Nganggur pada MotoGP 2021 )



Tidak hanya dari jumlah balapan saja, pembalap yang merebut stempel juara dunia pun memiliki perolehan poin yang jauh lebih besar. Hampir setiap musim, poin selalu mengalami peningkatan. (Baca juga: Sebentar Lagi Jadi Juara Dunia MotoGP, Joan Mir Tetap Santai )

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir misalnya, setiap juara dunia mampu mengumpulkan lebih dari 200 poin. Akankah tradisi itu bakal dipertahankan di ajang MotoGP musim ini?

Pertanyaan itu sangat menarik untuk diulas mengingat sejauh ini ada tiga kandidat juara dunia MotoGP , yakni Joan Mir (162), Fabio Quartararo (125), dan Alex Rins (125). Dengan 50 poin tersisa, ketiga kandidat itu bakal berjuang untuk memperebutkan kemenangan di GP Valencia dan Portimao.

Siapa pun yang menjadi pemenang akan menyandang status juara dunia dengan nilai terendah di ajang MotoGP. Tapi parahnya, jika Quartararo atau Rins yang keluar sebagai juara, maka nilai di bawah 200 poin bakal dipegang sang juara.

Karena Quartararo atau Rins akan mengumpulkan 175 poin secara keseluruhan. Meski demikian, ada satu fakta unik di musim ini. Siapa pun yang menjadi juara dunia dengan kemenangan paling sedikit.

Berikut SINDOnews Coba Ulas Statistik Juara Dunia MotoGP dari 2010-2019:



Statistik Kandidat Juara Dunia MotoGP 2020