Sudah 15 Tahun Berlalu, Trauma Liga Champions Belum Hilang

Kamis, 17 Desember 2020 - 21:52 WIB
Jon Dahl Tomasson saat berseragam AC Milan./foto/ist


MILAN - Kegagalan AC Milan menjuarai Liga Champions musim 2004/2005 rupanya masih meninggalkan kekecewaan mendalam bagi mantan penyerangnya, Jon Dahl Tomasson. Dia bahkan mengungkapkan tidak pernah menyaksikan tayangan ulang kekalahan drama adu penalti 2-3 I Rossoneri dari Liverpool di babak final meski sudah berlangsung 15 tahun lalu.

Tomasson mengatakan pertandingan final Liga Champions yang berlangsung di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul Turki, 25 Mei 2005 silam tersebut menjadi salah satu momen terburuk dalam kariernya. Milan menikmati keunggulan tiga gol melalui Paolo Maldini pada menit ke-1 dan dua gol Hernan Crespo (39,44) di babak pertama. Tetapi, secara heroik Liverpool membalikkan keadaan dengan tiga gol dalam waktu enam menit yang disumbangkan Steven Gerrard (54), Vladimir Smicer (56) dan Xabi Alonso (60) di babak kedua.



Tomasson masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-85 di babak kedua dan menjalankan tugasnya sebagai eksekutor di babak adu penalti dengan baik. Sayangnya hanya dia dan Ricardo Kaka yang berhasil. Sedangkan tiga penendang Milan lainnya, Serginho, Andrea Pirlo dan Andriy Shevchenko gagal menembus gawang Jerzy Dudek. Sementara dari Liverpool, tiga dari empat penendangnya, Dietmar Hamman, Djibril Cisse dan Smicer sukses membobol gawang Nelson Dida. ( )

Bayang-bayang kegagalan di masa lalu membuat Tomasson begitu trauma. Pria berkebangsaan Denmark tersebut memutuskan tidak pernah menyaksikan tayangan ulang pertandingan final Liga Champions tersebut karena begitu menyakitkan.Dia mengatakan tidak akan pernah melakukannyadan menghancurkan Milankarenamerupakan kenangan terburuk selama bertahun-tahun di Milan.

"Ketika saya mencetak gol tendangan penalti, saya pikir kami akan memenangkannya tetapi beberapa menit kemudian semuanya sirna. Kami hancur oleh kekalahan itu, saya tidak pernah memiliki keberanian untuk menonton pertandingan lagi dan saya tidak akan pernah melakukannya.” kata Tomasson kepada Tuttomercatoweb.

Terlepas dari pengalaman pahitnya di final Liga Champions 2004/05, Tomasson sejatinya menjalani kariernya di Milan dengan cukup baik dan tergolong sukses. Direkrut free transfer dari Feyenoord, musim panas 2003, Dia bermain tiga musim (2002-2005) dengan mencetak 35 gol dalam 114 pertandingan. Tomasson memenangkan lima trofi bersama I Rossoneri yakni Seri A: 2003–04, Coppa Italia: 2002–03, Supercoppa Italiana: 2004 dan Liga Champions: 2002–03.

Setelah pensiun sebagai pemain pada 6 Juni 2011, Tomasson pernha menangani klub Belanda, Excelsior (Juni 2013-Januari 2014), Roda (Januari-Mei 2014), asisten pelatih Vittese Arnhem (juni 2015), asisten pelatih Denmark (Maret 2016) dan Saat ini menangani klub Swedia, Malmo FF sejak 5 Januari lalu. Pelatih berusia 44 tahun tersebut sukses mempersembahkan gelar Liga Profesional Swedia, Allsvenskan 2020.
(ruf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More