Sejarah Baru, Menpora dan Kemenkes Berencana Bangun Laboratorium Anti Doping
Minggu, 20 Desember 2020 - 01:34 WIB
SOLO - Menteri Pemuda dan Olahraga ( Menpora ) Zainudin Amali melakukan terobosan baru dengan bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) untuk membangun Laboratorium Anti Doping pertama di Indonesia di lingkungan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Jawa Tengah. Rencana pembangunan laboratorium ini didasari pada pengalaman yang sudah ada bahwa setiap kali akan mengikuti kegiatan keolahragaan, Indonesia selalu mengirimkan sampel anti doping ke laboratorium di luar negeri.
Padahal Indonesia adalah negara besar yang seharusnya memiliki sendiri labaoratorium anti doping ini. "Kita berencana akan membuat laboratorium dan rupanya berita ini dibaca oleh Pak Menkes. Beliau menunjuk Kota Solo (RS Ortopedi) agar dapat dijadikan laboratorium anti doping di Indonesia," kata Menpora dalam keterangan persnya, Sabtu (19/12/2020).
Penujukkan ini bukan tanpa alasan, pasalnya Kota Solo memiliki sejarah yakni PON Pertama yang diselenggarakan juga di Kota Satelit. Nantinya, pembangunan laboratorium di lingkungan RS Ortopedi yang telah disiapkan lahan seluas 700 m2 oleh Kemenkes. (Baca juga: Tempati Posisi Teratas Jelang Hari Natal, Pertanda Liverpool Juara Liga Inggris? )
Di RS Ortopedi ini juga dapat untuk recoveri atlet pasca cedera. "Sesingkat itu, Pak Menkes baca berita dan kita ada rencana membuat laboratorium dan beliau langsung menunjuk lahan di RS Ortopedi ini, ada juga untuk recoveri atlet pasca cedera jadi nanti juga bisa berkolaborasi dan sinergi," ujar Menpora.
"Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Bapak Menteri Kesehatan dan Direktur Utama RS Ortopedi yang memang memiliki semangat untuk memberikan tempat untuk kepentingan olahraga, luar biasa dan ini sejarah baru untuk bangsa ini, kita akan segera memiliki laboratorium anti doping yang kita harapkan kedepan juga menjadi rujukan bagi negara-negara lain, minimal Asia Pasific, dan ini pasti akan mendatangkan devisa negara," sambung Zainudin Amali.
Menpora berharap, rencana ini akan segera terealisasi pada tahun depan dan sertifikasinya akan segera dimintakan ke WADA (World Anti Doping Agency). (Baca juga: Messi Butuh 17 Musim Samai Rekor Gol Pele )
"Ini sejarah baru, kita akan punya laboratorium anti doping baru di Indonesia, akan kita gunakan sendiri dan negara lain juga dipersilakan untuk mengirimkan sample dan tetap di bawah pengawasan dari WADA tentang kompetensi dan sebagainya. Sehingga hasil dari uji doping ini bisa diakui dunia internasional. Ini adalah satu bentuk sinergi pemerintah tingkat pusat, mohon dukungan dan doanya semoga segera terwujud," harap Menpora.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Ditjen Yankes, Rita Rogayah, mengungkapkan letak lahan ini cukup strategis. Nantinya, lab ini akan dibuat tentunya dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh WADA.
"Menurut Direktur Ortopedi sudah menyiapkan lahan seluas 700 m2, letaknya strategis di depan. Lab ini akan dibuat tentunya dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh WADA dan kami masih mempersiapkan semuanya dan akan dimulai pada tahun 2021, semoga semua cepat terlaksana. Ini tidak main-main karena bukan hanya untuk nasional tapi kedepannya juga dipersiapan laboratorium doping taraf internasional," pungkas Rita Rogayah.
Lihat Juga: Juara Piala AFF 2024, Pemerintah Beri Apresiasi untuk Timnas Futsal Indonesia Rp7,8 Miliar
Padahal Indonesia adalah negara besar yang seharusnya memiliki sendiri labaoratorium anti doping ini. "Kita berencana akan membuat laboratorium dan rupanya berita ini dibaca oleh Pak Menkes. Beliau menunjuk Kota Solo (RS Ortopedi) agar dapat dijadikan laboratorium anti doping di Indonesia," kata Menpora dalam keterangan persnya, Sabtu (19/12/2020).
Penujukkan ini bukan tanpa alasan, pasalnya Kota Solo memiliki sejarah yakni PON Pertama yang diselenggarakan juga di Kota Satelit. Nantinya, pembangunan laboratorium di lingkungan RS Ortopedi yang telah disiapkan lahan seluas 700 m2 oleh Kemenkes. (Baca juga: Tempati Posisi Teratas Jelang Hari Natal, Pertanda Liverpool Juara Liga Inggris? )
Di RS Ortopedi ini juga dapat untuk recoveri atlet pasca cedera. "Sesingkat itu, Pak Menkes baca berita dan kita ada rencana membuat laboratorium dan beliau langsung menunjuk lahan di RS Ortopedi ini, ada juga untuk recoveri atlet pasca cedera jadi nanti juga bisa berkolaborasi dan sinergi," ujar Menpora.
"Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Bapak Menteri Kesehatan dan Direktur Utama RS Ortopedi yang memang memiliki semangat untuk memberikan tempat untuk kepentingan olahraga, luar biasa dan ini sejarah baru untuk bangsa ini, kita akan segera memiliki laboratorium anti doping yang kita harapkan kedepan juga menjadi rujukan bagi negara-negara lain, minimal Asia Pasific, dan ini pasti akan mendatangkan devisa negara," sambung Zainudin Amali.
Menpora berharap, rencana ini akan segera terealisasi pada tahun depan dan sertifikasinya akan segera dimintakan ke WADA (World Anti Doping Agency). (Baca juga: Messi Butuh 17 Musim Samai Rekor Gol Pele )
"Ini sejarah baru, kita akan punya laboratorium anti doping baru di Indonesia, akan kita gunakan sendiri dan negara lain juga dipersilakan untuk mengirimkan sample dan tetap di bawah pengawasan dari WADA tentang kompetensi dan sebagainya. Sehingga hasil dari uji doping ini bisa diakui dunia internasional. Ini adalah satu bentuk sinergi pemerintah tingkat pusat, mohon dukungan dan doanya semoga segera terwujud," harap Menpora.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Ditjen Yankes, Rita Rogayah, mengungkapkan letak lahan ini cukup strategis. Nantinya, lab ini akan dibuat tentunya dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh WADA.
"Menurut Direktur Ortopedi sudah menyiapkan lahan seluas 700 m2, letaknya strategis di depan. Lab ini akan dibuat tentunya dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh WADA dan kami masih mempersiapkan semuanya dan akan dimulai pada tahun 2021, semoga semua cepat terlaksana. Ini tidak main-main karena bukan hanya untuk nasional tapi kedepannya juga dipersiapan laboratorium doping taraf internasional," pungkas Rita Rogayah.
Lihat Juga: Juara Piala AFF 2024, Pemerintah Beri Apresiasi untuk Timnas Futsal Indonesia Rp7,8 Miliar
(mirz)
tulis komentar anda