Diduga Langgar Aturan Karantina, Luka Jovic Terancam 3 Tahun Penjara
Jum'at, 17 April 2020 - 07:05 WIB
MADRID - Striker Real Madrid Luka Jovic wajib bersaksi di depan jaksa penuntut di Serbia setelah diduga melanggar aturan karantina di negara itu. Jovic menghadapi kemungkinan denda di atas 1.275 euro (Rp21,7 juta) dan berpotensi dapat dijatuhi hukuman penjara tiga tahun.
Seperti dikabarkan Marca, Jovic harus bersaksi di depan Kantor Kejaksaan Beograd setelah dikecam oleh pihak keamanan bahwa dia telah melanggar aturan karantina rumah di Serbia bulan lalu.
Media Serbia Pink mengatakan bulan lalu bahwa pemain berusia 22 tahun itu dilaporkan polisi Serbia pada 19 Maret karena melanggar periode isolasi diri 28 hari yang harus dilakukan semua orang Serbia begitu mereka kembali dari negara yang dianggap 'berisiko tinggi' berkaitan dengan wabah virus corona.
Jovic bersikeras bahwa dia diizinkan meninggalkan rumah sekali sehari untuk membeli kebutuhan pokok dan hanya pergi ke apotek. Hukuman melanggar isolasi diri di Serbia bervariasi antara denda 1.275 euro dan hukuman penjara tiga tahun.
Sebuah laporan di El Mundo bulan lalu menguraikan bagaimana striker itu adalah satu-satunya pemain yang Madrid izinkan kembali ke negara asalnya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Tapi, dia diduga terlihat berpesta di jalan-jalan Beograd pada haru ulang tahun pacarnya, yang membuatnya dikritik oleh Perdana Menteri Ana Brnabic.
Brnabic, seperti dikutip Diario AS, mengatakan: "Kami memiliki contoh negatif dari pemain kami, yang dibayar sangat baik, mengabaikan isolasi diri wajib saat kembali ke rumah."
Brnabic dan para pemimpin lainnya telah mendesak semua warga Serbia untuk menahan diri dari pulang ke rumah jika mungkin, untuk membatasi penyebaran virus.
Namun ayah pemain, Milan Jovic, menegaskan bahwa foto putranya adalah foto lama yang diambil di Spanyol, bukan Serbia, dan telah memprotes bahwa putranya tidak bersalah.
"Biarkan dia masuk penjara, tetapi hanya jika dia bersalah," ujar ayah Jovic dikutip Marca. “Luka lulus dua tes dan hasilnya negatif di keduanya. Itu sebabnya dia mengerti bahwa dia bisa datang ke Serbia. Sekarang dia tampaknya menjadi penjahat besar."
Seperti dikabarkan Marca, Jovic harus bersaksi di depan Kantor Kejaksaan Beograd setelah dikecam oleh pihak keamanan bahwa dia telah melanggar aturan karantina rumah di Serbia bulan lalu.
Media Serbia Pink mengatakan bulan lalu bahwa pemain berusia 22 tahun itu dilaporkan polisi Serbia pada 19 Maret karena melanggar periode isolasi diri 28 hari yang harus dilakukan semua orang Serbia begitu mereka kembali dari negara yang dianggap 'berisiko tinggi' berkaitan dengan wabah virus corona.
Jovic bersikeras bahwa dia diizinkan meninggalkan rumah sekali sehari untuk membeli kebutuhan pokok dan hanya pergi ke apotek. Hukuman melanggar isolasi diri di Serbia bervariasi antara denda 1.275 euro dan hukuman penjara tiga tahun.
Sebuah laporan di El Mundo bulan lalu menguraikan bagaimana striker itu adalah satu-satunya pemain yang Madrid izinkan kembali ke negara asalnya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Tapi, dia diduga terlihat berpesta di jalan-jalan Beograd pada haru ulang tahun pacarnya, yang membuatnya dikritik oleh Perdana Menteri Ana Brnabic.
Brnabic, seperti dikutip Diario AS, mengatakan: "Kami memiliki contoh negatif dari pemain kami, yang dibayar sangat baik, mengabaikan isolasi diri wajib saat kembali ke rumah."
Brnabic dan para pemimpin lainnya telah mendesak semua warga Serbia untuk menahan diri dari pulang ke rumah jika mungkin, untuk membatasi penyebaran virus.
Namun ayah pemain, Milan Jovic, menegaskan bahwa foto putranya adalah foto lama yang diambil di Spanyol, bukan Serbia, dan telah memprotes bahwa putranya tidak bersalah.
"Biarkan dia masuk penjara, tetapi hanya jika dia bersalah," ujar ayah Jovic dikutip Marca. “Luka lulus dua tes dan hasilnya negatif di keduanya. Itu sebabnya dia mengerti bahwa dia bisa datang ke Serbia. Sekarang dia tampaknya menjadi penjahat besar."
tulis komentar anda