Carut Marut Pengelolaan Keuangan Arsenal
Sabtu, 30 Mei 2020 - 09:01 WIB
LONDON - Arsenal dianggap sebagai salah satu klub raksasa Inggris dengan pengelolaan keuangan yang buruk. Hal itu terlihat dari cara manajemen menangani kontrak David Luiz.
Menurut catatan, David Luiz didatangkan dari Chelsea dengan kontrak berdurasi satu tahun. Pemain bertahan asal Brasil itu diboyong dengan nilai 8 juta pound yang tergolong rendah untuk sekelas pemain bintang. (Baca juga: Usaha Arteta Yakinkan Aubameyang Bertahan di Arsenal )
Dengan nilai itu Arsenal awalnya dianggap mengambil kebijakan transfer yang tepat, mengingat biaya kepindahan Luiz cuma setengah dari total gaji Mesut Oezil selama setahun. Sayangnya, Meriam London tidak mengaktifkan klausul perpanjangan kontrak pemain 33 tahun itu.
Akibatnya, Arsenal bisa kehilangan David Luiz dengan status free transfer ketika jendela transfer musim panas dibuka. Jika David Luiz pergi, biaya delapan juta pound yang dikeluarkan Arsenal di awal tak lagi dianggap sebagai langkah transfer yang tepat.
“Apakah Anda membenci atau mengagumi David Luiz, yang pasti kehilangan bek asal Brasil itu setelah kontraknya setahun, merupakan tanda buruknya manajemen keuangan Arsenal,” tulis Tribuna dalam laporannya, dikutip Sabtu (30/5/2020).
Pada bulan Maret 2020, sebelum virus corona menghantam dunia sepak bola Inggris, Arsenal seharusnya sudah membahas perpanjangan kontrak David Luiz. Tapi langkah itu terlambat diambil, ketika kontrak sang pemain di ujung tanduk, klub sudah terlanjur pusing dengan urusan pandemi.
David Luiz dipercaya cuma puncak dari fenomena gunung es -kegagalan Arsenal mengelola keuangan. Ketidak-mampuan klub dalam menyetujui kontrak baru dengan Pierre-Emerick Aubameyang juga menggambarkan krisis besar yang terjadi di tubuh Meriam London.
Pada bulan Februari 2020, sebelum pandemi virus corona menghantam aktivitas sepak bola Eropa, SINDOnews telah merinci kontrak enam pemain Arsenal yang bermasalah. (Baca juga: Enam Pemain Arsenal Terjebak di Ujung Kontrak )
Menurut catatan, David Luiz didatangkan dari Chelsea dengan kontrak berdurasi satu tahun. Pemain bertahan asal Brasil itu diboyong dengan nilai 8 juta pound yang tergolong rendah untuk sekelas pemain bintang. (Baca juga: Usaha Arteta Yakinkan Aubameyang Bertahan di Arsenal )
Dengan nilai itu Arsenal awalnya dianggap mengambil kebijakan transfer yang tepat, mengingat biaya kepindahan Luiz cuma setengah dari total gaji Mesut Oezil selama setahun. Sayangnya, Meriam London tidak mengaktifkan klausul perpanjangan kontrak pemain 33 tahun itu.
Akibatnya, Arsenal bisa kehilangan David Luiz dengan status free transfer ketika jendela transfer musim panas dibuka. Jika David Luiz pergi, biaya delapan juta pound yang dikeluarkan Arsenal di awal tak lagi dianggap sebagai langkah transfer yang tepat.
“Apakah Anda membenci atau mengagumi David Luiz, yang pasti kehilangan bek asal Brasil itu setelah kontraknya setahun, merupakan tanda buruknya manajemen keuangan Arsenal,” tulis Tribuna dalam laporannya, dikutip Sabtu (30/5/2020).
Pada bulan Maret 2020, sebelum virus corona menghantam dunia sepak bola Inggris, Arsenal seharusnya sudah membahas perpanjangan kontrak David Luiz. Tapi langkah itu terlambat diambil, ketika kontrak sang pemain di ujung tanduk, klub sudah terlanjur pusing dengan urusan pandemi.
David Luiz dipercaya cuma puncak dari fenomena gunung es -kegagalan Arsenal mengelola keuangan. Ketidak-mampuan klub dalam menyetujui kontrak baru dengan Pierre-Emerick Aubameyang juga menggambarkan krisis besar yang terjadi di tubuh Meriam London.
Pada bulan Februari 2020, sebelum pandemi virus corona menghantam aktivitas sepak bola Eropa, SINDOnews telah merinci kontrak enam pemain Arsenal yang bermasalah. (Baca juga: Enam Pemain Arsenal Terjebak di Ujung Kontrak )
(mirz)
tulis komentar anda