Sergi Roberto dan Barcelona Dukung Aksi Thuram Lawan Rasisme
Selasa, 02 Juni 2020 - 09:05 WIB
BARCELONA - Marcus Thuram ikut melakukan aksi anti-rasis saat Borussia Monchengladbach mengalahkan Union Berlin 4-1 di Bundesliga. Aksi itu mendapat dukungan dari gelandang bertahan Barcelona, Sergi Roberto.
Putra mantan bek Barcelona, Lilian Thuram tersebut melakukan aksinya setelah mencetak gol kedua tuan rumah dimenit ke-41. Usai melakukan selebrasi, penyerang berusia 22 tahun itu lalu meletakan lutut kirinya ke tanah, seperti yang dilakukan quarterback NFL Colin Kaepernick.
Apa yang dilakukan Marcus merupakan bentuk protes atas terbunuhnya warga kulit hitam, George Floyd oleh anggota polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin di Amerika Serikat. Floyd tewas akibat kehabisan nafas lantaran lehernya ditekan lutut kiri Chauvin saat ditahan.
Ya, gerakan Marcus, menirukan apa yang dilakukan Chauvin. “Setelah melakukan selebrasi, dia (Marcus Thuram) memisahkan diri dari rekan-rekannya. Dia memutuskan melawan rasisme, sesuatu yang sangat kami dukung,” ucap pelatih Monchengladbach, Marco Rose, dilansir sport.es.
Protes Marcus terhadap rasisme juga mendapat duklungan dari Roberto. Pemain berusia 28 tahun itu menyatakan bahwa semua rasisme apapun bentuknya harus dilenyapkan. Komentar alumunus La Masia itu sampai respon Barcelona.
“Rasisme, baik itu dalam bentuk diskriminasi yang merendahkan atau memarginalkan seseorang karena gender, orientasi seksual, asal atau warna kulit adalah pandemi yang memengaruhi kami semua. Di Barca, kami tidak akan berhenti memeranginya. Ini juga komitmen kami,” jelas Barcelona.
Putra mantan bek Barcelona, Lilian Thuram tersebut melakukan aksinya setelah mencetak gol kedua tuan rumah dimenit ke-41. Usai melakukan selebrasi, penyerang berusia 22 tahun itu lalu meletakan lutut kirinya ke tanah, seperti yang dilakukan quarterback NFL Colin Kaepernick.
Apa yang dilakukan Marcus merupakan bentuk protes atas terbunuhnya warga kulit hitam, George Floyd oleh anggota polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin di Amerika Serikat. Floyd tewas akibat kehabisan nafas lantaran lehernya ditekan lutut kiri Chauvin saat ditahan.
Ya, gerakan Marcus, menirukan apa yang dilakukan Chauvin. “Setelah melakukan selebrasi, dia (Marcus Thuram) memisahkan diri dari rekan-rekannya. Dia memutuskan melawan rasisme, sesuatu yang sangat kami dukung,” ucap pelatih Monchengladbach, Marco Rose, dilansir sport.es.
Protes Marcus terhadap rasisme juga mendapat duklungan dari Roberto. Pemain berusia 28 tahun itu menyatakan bahwa semua rasisme apapun bentuknya harus dilenyapkan. Komentar alumunus La Masia itu sampai respon Barcelona.
“Rasisme, baik itu dalam bentuk diskriminasi yang merendahkan atau memarginalkan seseorang karena gender, orientasi seksual, asal atau warna kulit adalah pandemi yang memengaruhi kami semua. Di Barca, kami tidak akan berhenti memeranginya. Ini juga komitmen kami,” jelas Barcelona.
(mirz)
tulis komentar anda