Royce Badminton Academy, Ciptakan Revolusi Sistem Pelatihan
Selasa, 05 Oktober 2021 - 14:17 WIB
JAKARTA - Indonesia sudah lama menjadi salah satu kekuatan utama dalam olahraga bulu tangkis. Sudah banyak prestasi yang ditorehkan atlet tepok buluu di event internasional.
Namun sudah puluhan tahun kejayaan posisi atlet tunggal Indonesia memudar. Negara ini belum menghasilkan pemain tunggal putri peringkat satu kelas dunia sejak Susi Susanti pada era 90an ataupun pemain tunggal putra peringkat satu dunia sejak Taufik Hidayat di tahun 2000an.
Atas dasar kepedulian dan keprihatinan yang timbul karena kondisi bulu tangkis Indonesia yang terpuruk saat ini, Roy Karamoy dan Harry Tumengkol telah mendirikan Royce Badminton Academy yang memiliki visi untuk mencipta juara dunia badminton secara konsisten, serta misi untuk memberikan pengembangan dan pelatihan badminton yang sistematis, efektif dan benar. "Royce Badminton berniat untuk memberikan solusi dan ingin membuktikan bahwa Indonesia dapat kembali berjaya sebagai kekuatan bulutangkis sejati yang menghasilkan atlet juara dunia secara konsisten, melalui sistem pelatihan jangka panjang yang didasarkan program pembentukan fundamental yang kuat dengan cara yang benar, sistematis, dan efektif,” kata Roy dalam keterangan persnya, Selasa (5/10/2021).
Untuk mewujudkan visi ini, Royce Badminton telah mengembangkan modul pelatihan bulu tangkis dengan prinsip lima pilar. Kelima pilar yang dimaksud tersebut, yakni penguatan fisik (physical fitness), Pelatihan teknis, Taktik dan strategi yang tepat, serta pelatihan Kesiapan mental dan Gaya hidup yang seimbang. Semua diawali dengan perhatian yang dipusatkan untuk penguatan fundamental bagi para atlet muda melalui kebugaran fisik.
Physical fitness dan footwork adalah pondasi utama yang harus dibangun dengan benar dan kuat hingga atlet dapat melakukan semua tuntutan teknik, taktik, strategi dan mental untuk menjadi atlet kelas dunia. Saat ini menjadi rahasia umum para pemain bulutangkis dari negara lain bahwa cara termudah untuk mengalahkan pemain Indonesia adalah dengan menantang ketahanan fisik mereka. Mereka tahu bahwa atlet dari Indonesia rata-rata fisiknya kurang fit untuk bersaing di pentas dunia.
Menurut Roy, dia tau apa yang salah dengan pengembangan badminton di Indonesia, dan yang lebih penting lagi, bagaimana untuk memperbaikinya. Ada empat faktor utama yang menyebabkan keadaan aib ini terjadi pada bulu tangkis Indonesia
"Karena kurang sadar dengan pengetahuan proses pengembangan atlet yang benar dan efektif. Kebiasaan manipulasi umur, Pemberlakuan sistem insentif yang kontraproduktif bagi para atlet muda, dan Sistem pelatihan yang terbalik dan tanpa fundamental fisik yang kuat dan benar," pungkas Roy.
Namun sudah puluhan tahun kejayaan posisi atlet tunggal Indonesia memudar. Negara ini belum menghasilkan pemain tunggal putri peringkat satu kelas dunia sejak Susi Susanti pada era 90an ataupun pemain tunggal putra peringkat satu dunia sejak Taufik Hidayat di tahun 2000an.
Atas dasar kepedulian dan keprihatinan yang timbul karena kondisi bulu tangkis Indonesia yang terpuruk saat ini, Roy Karamoy dan Harry Tumengkol telah mendirikan Royce Badminton Academy yang memiliki visi untuk mencipta juara dunia badminton secara konsisten, serta misi untuk memberikan pengembangan dan pelatihan badminton yang sistematis, efektif dan benar. "Royce Badminton berniat untuk memberikan solusi dan ingin membuktikan bahwa Indonesia dapat kembali berjaya sebagai kekuatan bulutangkis sejati yang menghasilkan atlet juara dunia secara konsisten, melalui sistem pelatihan jangka panjang yang didasarkan program pembentukan fundamental yang kuat dengan cara yang benar, sistematis, dan efektif,” kata Roy dalam keterangan persnya, Selasa (5/10/2021).
Untuk mewujudkan visi ini, Royce Badminton telah mengembangkan modul pelatihan bulu tangkis dengan prinsip lima pilar. Kelima pilar yang dimaksud tersebut, yakni penguatan fisik (physical fitness), Pelatihan teknis, Taktik dan strategi yang tepat, serta pelatihan Kesiapan mental dan Gaya hidup yang seimbang. Semua diawali dengan perhatian yang dipusatkan untuk penguatan fundamental bagi para atlet muda melalui kebugaran fisik.
Physical fitness dan footwork adalah pondasi utama yang harus dibangun dengan benar dan kuat hingga atlet dapat melakukan semua tuntutan teknik, taktik, strategi dan mental untuk menjadi atlet kelas dunia. Saat ini menjadi rahasia umum para pemain bulutangkis dari negara lain bahwa cara termudah untuk mengalahkan pemain Indonesia adalah dengan menantang ketahanan fisik mereka. Mereka tahu bahwa atlet dari Indonesia rata-rata fisiknya kurang fit untuk bersaing di pentas dunia.
Menurut Roy, dia tau apa yang salah dengan pengembangan badminton di Indonesia, dan yang lebih penting lagi, bagaimana untuk memperbaikinya. Ada empat faktor utama yang menyebabkan keadaan aib ini terjadi pada bulu tangkis Indonesia
"Karena kurang sadar dengan pengetahuan proses pengembangan atlet yang benar dan efektif. Kebiasaan manipulasi umur, Pemberlakuan sistem insentif yang kontraproduktif bagi para atlet muda, dan Sistem pelatihan yang terbalik dan tanpa fundamental fisik yang kuat dan benar," pungkas Roy.
(yov)
tulis komentar anda