Kasus Covid-19 Menurun, Aturan Karantina Bagi Pemain Bisa Berubah

Kamis, 04 Juni 2020 - 14:31 WIB
Terus menurunnya kasus Covid-19 di Italia menghadirkan harapan baru terkait fleksibilitas protokol kesehatan sepak bola di Italia. Foto/Serie A
MILAN - Terus menurunnya kasus Covid-19 di Italia menghadirkan harapan baru terkait fleksibilitas protokol kesehatan sepak bola di Liga Italia . Virologi (ahli virus) dan anggota Komisi Medis Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengonfirmasi aturan mengenai karantina 14 hari bisa saja berubah.

Beberapa ahli virologi di Italia mengklaim viral load atau kisaran jumlah virus tes positif Covid-19 sekarang 'sangat kecil' dibandingkan sebulan lalu. Bisa dikatakan ada kondisi klinis dan epidemiologi yang menunjukkan bahwa Covid-19 melemah.

“Kami tidak tahu mengapa itu terjadi. Mungkin panas memengaruhinya atau virus mungkin telah bermutasi. Faktanya adalah kami tidak lagi memiliki pasien perawatan intensif di Rumah Sakit San Raffaele di Milan,” ungkap Profesor Vincenzo Salini, dilansir fooball-italia.net. (Baca: Mantan Pasien Corona Sudah Bisa Latihan Normal, Juventus Siap Rebut Scudetto)

Dengan kehilangan kekuatan Covid-19 dan kasus baru yang menunjukkan gejala minimal, Salini menilai mungkin hal itu bisa saja mengurangi protokol karantina 14 hari untuk seluruh anggota tim.

Seperti diketahui, di dalam protokol medis untuk dimulainya kembali Seri A mulai 20 Juni mendatang harus mencakup periode isolasi 14 hari untuk seluruh anggota tim jika ada kasus positif Covid-19 saat dilakukan tes, bukan orang yang terinfeksi saja. Ada ketakutan nyata bahwa dengan aturan ini diberlakukan, satu tes positif di antara pemain atau staf dapat menghentikan seluruh kompetisi.



Salini menuturkan jika lebih dari satu yang terkena Covid-19, tim memang harus berhenti. Tapi, dengan satu yang terinfeksi, tim mereka mungkin masih punya waktu untuk menyelesaikan kompetisi. “Kami mencoba melihat bagaimana situasinya berkembang. Tapi, dengan penurunan viral load, kami dapat mengubah aturan seiring waktu. Bagaimanapun, saya masih berpikir musim ini bisa berakhir,” sebut Salini.

Bukan hanya masa karantina yang bisa dikurangi, virologi lainnya, Profesor Matteo Bassetti, dari San Martino mengatakan di Rumah Sakit Genoa kemungkinan melihat stadion terisi dengan jumlah penonton terbatas seharusnya dipertimbangkan terutama jika teater atau bioskop benar-benar dibuka.

“Jika bioskop dan teater terbuka dengan langkah-langkah sosial yang diperlukan, jelas stadion juga bisa. Syaratnya, mereka mengikuti pedoman yang sama," ujar Bassetti.

Menurut Bassetti, pengamanan di stadion sangat realistis dan beberapa stadion Italia benar-benar memiliki kemampuan menjaga jarak sosial. Bassetti berharap kondisi segera bisa kembali normal sehingga tidak perlu dihantui Covid-19 terus menerus. Bassetti mengklaim virus telah melemah dan itu adalah fakta yang ditunjukkan dalam bukti klinis. (Baca juga: Ahli Virus Sebut Kebijakan Menggelar Pertandingnan Tanpa Penonton adalah Keliru)

“Mereka yang mengkritik selama ini harus melakukan tur ke rumah sakit kami demi melihat buktinya. Orang-orang yang dirawat di rumah sakit beberapa pekan lalu praktis sudah mati pada saat mereka tiba. Sekarang, mereka muncul dan bertanya kapan mereka bisa kembali ke rumah? Virus korona di masa lalu kemudian bermutasi menjadi jenis influenza. Saya tidak ingin memberikan harapan palsu. Tapi, bisa jadi virus ini juga telah beradaptasi dan kami lebih mampu mempertahankan diri terhadapnya," papar Bassetti.

Pada perkembangan lain, UEFA dan ECA dilaporkan sedang membahas rencana lain Liga Champions, yaitu turnamen babak 8 besar di Portugal yang berakhir pada 22 Agustus. Media Spanyol Mundo Deportivo menyebut Portugal dan khususnya Lisabon akan menjadi tuan rumah ideal mengingat negara ini relatif tidak terpengaruh Covid-19.

Stadion mereka juga sangat baru setelah menjadi tuan rumah Euro 2004. Tidak akan ada keuntungan kandang karena semua klub Portugal telah dieliminasi dari Liga Champions. (Alimansyah)
(ysw)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More