Timnas Italia Tak Lolos ke Piala Dunia 2022, Era Catenaccio Berakhir?
Jum'at, 25 Maret 2022 - 08:15 WIB
PALERMO - Timnas Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2022 setelah takluk saat menghadapi Makedonia Utara di babak play-off, Jumat (25/3/2022). Padahal, sebelumnya, Italia dikenal memiliki taktik Catenaccio alias pertahanan grendel yang sulit dibongkar.
Bermain di Stadio Renzo Barbera, Palermo, Timnas Italia takluk dengan skor tipis, 0-1. Pelatih Roberto Mancini memainkan empat bek yakni Gianluca Mancini, Alessandro Bastoni, Alessandro Florenzi, dan Emerson sebagai starter dengan harapan pertahanan bakal kokoh.
Baca Juga: Kalah Tipis, Timnas Italia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2022
Di ujung laga, Mancini bahkan memainkan bek senior Giorgio Chiellini sebagai pengganti. Namun, pertahanan Italia berhasil dibongkar. Aleksandar Trajkovski sukses menjebol gawang Italia yang dikawal Gianluigi Donnarumma pada menit ke-90(+1).
"Sulit untuk dijelaskan. Ada kekecewaan besar hari ini," kata Giorgio Chiellini dikutip Tutto Mercato Web, Jumat (25/3/2022).
Ceatenaccio atau taktik pertahanan grendel pertama kali dipopulerkan pelatih Inter Milan, Helenio Herrera pada era 1960-an. Catenaccio versi Helenio Herrera menggunakan empat pemain bertahan yang akan menjaga penyerang lawan secara ketat dengan menerapkan man-marking.
Filosofi bertahan tersebut membuat Inter Milan berhasil berjaya di Italia pada 1960-1968. Di bawah tangan dingin Herrera, Inter Milan meraih tiga gelar scudetto Serie A, dua trofi European Cup (sekarang Liga Champions), dan dua gelar Piala Interkontinental.
Sejak saat itu, Ceatenaccio menjadi pendekatan paling lazim dipakai dalam sepak bola di Italia. Seni bertahan itu membuat Italia sempat tidak terkalahkan dalam 33 pertandingan beruntun hingga membuat mereka menjuarai Piala Eropa 2020.
Kini Ceatenaccio kehilangan kekuatan magisnya. Pertahanan Italia ala Roberto Mancini menjadi momok mengerikan di tambah tumpulnya lini depan Gli Azzurri.
Italia harus membuat modifikasi jika ingin bertahan dengan Ceatenaccio sebagai seni bertahan. Sebab, pendekatan itu terbukti dua kali gagal membawa mereka ke putaran final Piala Dunia -setelah sebelumnya Chiellini dkk gagal lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
Bermain di Stadio Renzo Barbera, Palermo, Timnas Italia takluk dengan skor tipis, 0-1. Pelatih Roberto Mancini memainkan empat bek yakni Gianluca Mancini, Alessandro Bastoni, Alessandro Florenzi, dan Emerson sebagai starter dengan harapan pertahanan bakal kokoh.
Baca Juga: Kalah Tipis, Timnas Italia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2022
Di ujung laga, Mancini bahkan memainkan bek senior Giorgio Chiellini sebagai pengganti. Namun, pertahanan Italia berhasil dibongkar. Aleksandar Trajkovski sukses menjebol gawang Italia yang dikawal Gianluigi Donnarumma pada menit ke-90(+1).
"Sulit untuk dijelaskan. Ada kekecewaan besar hari ini," kata Giorgio Chiellini dikutip Tutto Mercato Web, Jumat (25/3/2022).
Ceatenaccio atau taktik pertahanan grendel pertama kali dipopulerkan pelatih Inter Milan, Helenio Herrera pada era 1960-an. Catenaccio versi Helenio Herrera menggunakan empat pemain bertahan yang akan menjaga penyerang lawan secara ketat dengan menerapkan man-marking.
Filosofi bertahan tersebut membuat Inter Milan berhasil berjaya di Italia pada 1960-1968. Di bawah tangan dingin Herrera, Inter Milan meraih tiga gelar scudetto Serie A, dua trofi European Cup (sekarang Liga Champions), dan dua gelar Piala Interkontinental.
Sejak saat itu, Ceatenaccio menjadi pendekatan paling lazim dipakai dalam sepak bola di Italia. Seni bertahan itu membuat Italia sempat tidak terkalahkan dalam 33 pertandingan beruntun hingga membuat mereka menjuarai Piala Eropa 2020.
Kini Ceatenaccio kehilangan kekuatan magisnya. Pertahanan Italia ala Roberto Mancini menjadi momok mengerikan di tambah tumpulnya lini depan Gli Azzurri.
Italia harus membuat modifikasi jika ingin bertahan dengan Ceatenaccio sebagai seni bertahan. Sebab, pendekatan itu terbukti dua kali gagal membawa mereka ke putaran final Piala Dunia -setelah sebelumnya Chiellini dkk gagal lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
(sto)
tulis komentar anda