Konsisten Lawan Rasisme, Hamilton Akan Gelar Aksi Berlutut di GP Austria
Kamis, 18 Juni 2020 - 16:05 WIB
LONDON - Lewis Hamilton mengaku tidak akan merubah sikapnya terhadap prilaku rasis, terutama di dalam olahraga. Pembalap Formula 1 (F1) asal Inggris pemegang rekor 84 kali menang dan 151 kali naik podium itu, bahkan akan menggelar aksi berlutut jelang dimulainya Grand Prix (GP) Austria 2020 di Sirkuit Red Bull Ring pada 5 Juli mendatang.
(Baca juga: Mengenal Teknologi Biometrik di Baju Pembalap Formula 1)
Juara bertahan F1 milik Mercedes AMG Petronas tersebut, menjadi satu-satunya pembalap kulit hitam di F1. Hamilton memang paling vokal sejak kasus tewasnya warga Afrika-Amerika George Floyd, akibat lehernya ditindih menggunakan lutut oleh polisi kulit putih Derek Chauvin. Hamilton beberapa kali berkomentar di media sosial mendukung kampanye Black Lives Matter.
“Sangat menyedihkan saya bahwa Anda menganggap berjuang untuk perlakuan yang sama terhadap orang kulit hitam dan orang kulit berwarna, sebuah gangguan. Saya sebenarnya agak tersinggung," tulis Hamilton di akun Instagram miliknya dilansir daily mail, Kamis (18/6/2020).
Hamilton juga mengkritik politisi yang mengecam pengunjuk rasa yang merobohkan patung Edward Colston, pedagang Inggris yang terlibat dalam perdagangan budak Atlantik abad ke-17 di Bristol awal Juni 2020 lalu. Para pengunjuk merobohkan patung Edward Colston dengan cara mengikat tali, lalu diceburkan ke sungai.
"Patung itu tidak akan pernah dirobohkan, kalau tidak ada pengunjuk rasa. Patung tersebut harus tetap di sungai dengan 20.000 jiwa Afrika yang meninggal," kata Hamilton .
Sementara itu, salah seorang pejabat F1 kepada Sportsmail mengatakan, mendukung sikap yang diambil Lewis Hamilton tetang rasisme. 'Ini adalah masalah yang sangat penting, dan kami mendukung siapa pun yang ingin menunjukkan dukungan mereka dalam perang melawan rasisme," ujarnya.
(Baca juga: Mengenal Teknologi Biometrik di Baju Pembalap Formula 1)
Juara bertahan F1 milik Mercedes AMG Petronas tersebut, menjadi satu-satunya pembalap kulit hitam di F1. Hamilton memang paling vokal sejak kasus tewasnya warga Afrika-Amerika George Floyd, akibat lehernya ditindih menggunakan lutut oleh polisi kulit putih Derek Chauvin. Hamilton beberapa kali berkomentar di media sosial mendukung kampanye Black Lives Matter.
“Sangat menyedihkan saya bahwa Anda menganggap berjuang untuk perlakuan yang sama terhadap orang kulit hitam dan orang kulit berwarna, sebuah gangguan. Saya sebenarnya agak tersinggung," tulis Hamilton di akun Instagram miliknya dilansir daily mail, Kamis (18/6/2020).
Hamilton juga mengkritik politisi yang mengecam pengunjuk rasa yang merobohkan patung Edward Colston, pedagang Inggris yang terlibat dalam perdagangan budak Atlantik abad ke-17 di Bristol awal Juni 2020 lalu. Para pengunjuk merobohkan patung Edward Colston dengan cara mengikat tali, lalu diceburkan ke sungai.
"Patung itu tidak akan pernah dirobohkan, kalau tidak ada pengunjuk rasa. Patung tersebut harus tetap di sungai dengan 20.000 jiwa Afrika yang meninggal," kata Hamilton .
Sementara itu, salah seorang pejabat F1 kepada Sportsmail mengatakan, mendukung sikap yang diambil Lewis Hamilton tetang rasisme. 'Ini adalah masalah yang sangat penting, dan kami mendukung siapa pun yang ingin menunjukkan dukungan mereka dalam perang melawan rasisme," ujarnya.
(zil)
tulis komentar anda