Waduh, Sepp Blatter Sebut FIFA Blunder Gelar Piala Dunia 2022 di Qatar
Selasa, 08 November 2022 - 21:38 WIB
VISP - Mantan presiden FIFA, Sepp Blatter, membuat pernyataan kontroversial jelang Piala Dunia 2022 . Pria yang sempat tersandung kasus korupsi itu menyebut FIFA blunder karena menggelar Piala Dunia 2022 di Qatar.
Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 yang dijadwalkan berlangsung 20 November - 18 Desember 2022. Namun, kata Sepp Blatter yang seharusnya menjadi tuan rumah pesta sepak bola terakbar di dunia tahun ini adalah Amerika Serikat.
Baca Juga: Mitos dan Kutukan di Piala Dunia
Kata Blatter, Amerika Serikat seharusnya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 karena edisi sebelumnya yakni 2018 digelar di Rusia. Jika sesuai dengan rencana, dua edisi Piala Dunia tersebut bakal menjadi simbol perdamaian bagi dua kubu yang berseteru secara politik, ekonomi, dan militer.
“Pilihan Qatar adalah sebuah kesalahan. Pada saat itu, kami sebenarnya sepakat di komite eksekutif bahwa Rusia harus mendapatkan Piala Dunia 2018 dan Amerika Serikat pada 2022,” kata Blatter, dikutip dari Sky Sports, Selasa (8/11/2022).
“Akan menjadi isyarat perdamaian jika dua lawan politik lama menjadi tuan rumah Piala Dunia satu demi satu,” sambungnya.
Blatter menambahkan, Qatar tidak siap untuk menggelar ajang sebesar Piala Dunia. Dirinya kembali menekankan kalau terpilihnya negara tersebut adalah sebuah kesalahan dan merupakan tanggung jawabnya karena pemilihan itu terjadi pada masa jabatannya.
“Ini negara yang terlalu kecil (Qatar). Sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk itu,” ungkapnya.
“Saya hanya bisa mengulangi: penghargaan kepada Qatar adalah sebuah kesalahan, dan saya bertanggung jawab untuk itu sebagai presiden saat itu,” pungkas Blatter.
Sebelum pernyataan ini, Qatar memang sudah sering diterpa isu negatif sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Qatar dianggap tak layak menggelar Piala Dunia karena banyaknya pelanggaran HAM terhadap para pekerja migran. Kemudian beredar pemberitaan yang mengklaim aparat keamanan mereka melakukan tindak kriminalisasi kepada pasangan sesama jenis.
Lihat Juga: Bukan Tembus Piala Dunia, Shin Tae-yong Dibebani Bawa Timnas Indonesia Masuk 100 Besar FIFA
Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 yang dijadwalkan berlangsung 20 November - 18 Desember 2022. Namun, kata Sepp Blatter yang seharusnya menjadi tuan rumah pesta sepak bola terakbar di dunia tahun ini adalah Amerika Serikat.
Baca Juga: Mitos dan Kutukan di Piala Dunia
Kata Blatter, Amerika Serikat seharusnya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 karena edisi sebelumnya yakni 2018 digelar di Rusia. Jika sesuai dengan rencana, dua edisi Piala Dunia tersebut bakal menjadi simbol perdamaian bagi dua kubu yang berseteru secara politik, ekonomi, dan militer.
“Pilihan Qatar adalah sebuah kesalahan. Pada saat itu, kami sebenarnya sepakat di komite eksekutif bahwa Rusia harus mendapatkan Piala Dunia 2018 dan Amerika Serikat pada 2022,” kata Blatter, dikutip dari Sky Sports, Selasa (8/11/2022).
“Akan menjadi isyarat perdamaian jika dua lawan politik lama menjadi tuan rumah Piala Dunia satu demi satu,” sambungnya.
Blatter menambahkan, Qatar tidak siap untuk menggelar ajang sebesar Piala Dunia. Dirinya kembali menekankan kalau terpilihnya negara tersebut adalah sebuah kesalahan dan merupakan tanggung jawabnya karena pemilihan itu terjadi pada masa jabatannya.
“Ini negara yang terlalu kecil (Qatar). Sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk itu,” ungkapnya.
“Saya hanya bisa mengulangi: penghargaan kepada Qatar adalah sebuah kesalahan, dan saya bertanggung jawab untuk itu sebagai presiden saat itu,” pungkas Blatter.
Sebelum pernyataan ini, Qatar memang sudah sering diterpa isu negatif sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Qatar dianggap tak layak menggelar Piala Dunia karena banyaknya pelanggaran HAM terhadap para pekerja migran. Kemudian beredar pemberitaan yang mengklaim aparat keamanan mereka melakukan tindak kriminalisasi kepada pasangan sesama jenis.
Lihat Juga: Bukan Tembus Piala Dunia, Shin Tae-yong Dibebani Bawa Timnas Indonesia Masuk 100 Besar FIFA
(sto)
tulis komentar anda