Liga Super Eropa Guncang Benua Biru, Liga Champions Terancam?

Jum'at, 10 Februari 2023 - 10:01 WIB
loading...
Liga Super Eropa Guncang Benua Biru, Liga Champions Terancam?
Liga Super Eropa kembali muncul. Kali ini mereka menginformasikan mengenai versi terbaru yang bakal melibatkan 60 dan 80 klub dalam format multi-divisi / Foto: Daily Star
A A A
Liga Super Eropa kembali muncul. Kali ini mereka menginformasikan mengenai versi terbaru yang bakal melibatkan 60 dan 80 klub dalam format multi-divisi.

Proposal awal menampilkan 12 anggota tetap, termasuk enam dari Liga Inggris. Penggemar Arsenal, Chelsea, Manchester United dan Liverpool memprotes keras perubahan tersebut dengan demonstrasi besar-besaran.

Namun tidak ada pihak Inggris yang terlibat dengan proposal baru, yang dipimpin oleh Real Madrid, Barcelona dan Juventus. Ketiga klub dalam beberapa tahun terakhir semakin khawatir tentang masalah keuangan mereka dan ketidakseimbangan antara tim Liga Inggris dan divisi teratas Eropa lainnya.

BACA JUGA: Hasil Al-Wehda vs Al-Nassr: Cetak Quattrick, Cristiano Ronaldo Bantu Fariz Najd Menang 4-0 di Tanah Suci

Masalahnya jelas di jendela transfer Januari baru-baru ini, di mana 31 dari 35 pemain termahal dibuat oleh klub Inggris. Tidak ada yang dibuat oleh klub Spanyol, Jerman atau Italia.

Sementara itu, A22 telah menantang hak UEFA dan FIFA untuk memblokir pembentukan Liga Super dan memberikan sanksi kepada klub yang bersaing di pengadilan, dengan alasan badan pengatur menyalahgunakan posisi dominan di bawah undang-undang persaingan UE.

Setelah dua tahun proyek awal runtuh, berita tentang kemunculan kembali Liga Super Eropa kembali muncul dengan proposal baru yang lebih menekankan pada aspek olahraga. Kepala eksekutif Manajemen Olahraga A22, Bernd Reichart, mengatakan kepada surat kabar Jerman Die Welt, tim akan dijamin minimal 14 pertandingan dalam satu musim.

BACA JUGA: Perhitungan 824 Gol Cristiano Ronaldo, Akankah Dikejar Lionel Messi?

"Pondasi sepak bola Eropa terancam runtuh. Sudah waktunya untuk perubahan. Klub-klub itulah yang menanggung risiko kewirausahaan dalam sepak bola. Tetapi ketika keputusan penting dipertaruhkan, mereka terlalu sering dipaksa untuk duduk diam di pinggir lapangan karena fondasi olahraga dan keuangan runtuh di sekitar mereka," tulisnya dikutip dari Daily Star, Jumat (10/2/2023).

"Pembicaraan kami juga telah memperjelas bahwa klub sering merasa tidak mungkin untuk berbicara secara terbuka menentang sistem yang menggunakan ancaman sanksi untuk menggagalkan oposisi. Dialog kami terbuka, jujur, konstruktif, dan menghasilkan gagasan yang jelas tentang perubahan apa yang diperlukan dan bagaimana perubahan itu dapat diterapkan. Ada banyak yang harus dilakukan dan kami akan melanjutkan dialog kami," tambah Reichart.

Reichart juga menjelaskan bagaimana Liga Super Eropa menjadi kompetisi terbuka, dengan kualifikasi sebagai hasil kinerja di tingkat nasional. Dengan demikian, semua timnya akan bersaing di liga domestiknya masing-masing.

Reichart mengklaim persaingan di kompetisi domestik tetap menjadi fondasi permainan, sambil berargumen bahwa Liga Super sebenarnya akan menghasilkan pendapatan baru untuk mendukung seluruh piramida.

(yov)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3239 seconds (0.1#10.140)