Platini Merasa Ada yang Sengaja Merusak Nama Baiknya

Kamis, 08 Oktober 2015 - 17:37 WIB
Platini Merasa Ada yang...
Platini Merasa Ada yang Sengaja Merusak Nama Baiknya
A A A
ZURICH - Presiden asosiasi sepak bola Eropa (UEFA), Michel Platini akhirnya angkat bicara terkait sanksi dari FIFA yang saat ini sedang mengancamnya. Sebelumnya, komite etik FIFA merekomendasikan Blatter diskorsing selama 90 hari atau sekitar tiga bulan, dan menuntut Presiden UEFA yang juga calon Presiden FIFA, Michel Platini, menghadapi hukuman yang sama.

Blatter dan Platini diselidiki Jaksa Swiss dan Badan Penyelidikan Komite Etik FIFA atas kasus pembayaran Blatter kepada Platini yang menjadi penasihat teknis senilai 1,35 juta pounds (Rp28 miliar) pada tahun 2011. Platini menjadi penasihat teknis Blatter lebih dari sembilan tahun, antara tahun 1999 hingga 2002.

''Diberitakan semalam bahwa dalam infestigasi yang dilakukan oleh komite etik FIFA, saya akan dijatuhi sanksi selama 90 hari (untuk tidak terlibat dalam semua kegiatan sepak bola). Ini jelas sebuah masalah yang sangat serius,'' ungkap Platini seperti dilansir Independent. (Baca juga: Masa Depan Blatter dan Platini Gelap)

''Lebih parahnya informasi ini seakan datang dari sumber resmi FIFA. Meskipun faktanya, komite etik yang bekerja dengan independen belum mengeluarkan keputusan apapun,'' sambungnya. (Baca juga: Dari Valcke hingga Bin Hammam: Ini Korban Bersih-Bersih FIFA)

''Ini jelas sebuah kebocoran yang disengaja. Ini sangat berbahaya dan dilakukan dengan cara yang tidak dapat diterima. Pada dasarnya ini adalah upaya untuk merusak reputasi dan nama baik saya,'' sambungnya lagi.

Setelah banyaknya desakan dari berbagai kalangan, FIFA yang melakukan kerjasama dengan FBI akhirnya berhasil memeriksa beberapa nama petinggi mereka terkait kasus korupsi. Di tahun ini saja, ada sekitar 10 nama yang telah menjalani pemeriksaan terkait keterkaitan mereka dalam aksi korupsi di tubuh FIFA.

Berikut sejumlah pejabat yang menjadi korban bersih-bersih FIFA.

September 2015: Jerome Valcke (Sekjen): Dibebaskan dari tugas setelah tuduhan bahwa ia terlibat dalam skandal tiket.

Juli 2015: Chuck Blazer (anggota Komite Eksekutif FIFA): Dihukum dari semua aktivitas sepak bola seumur hidup terkait memfasilitasi suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998 dan 2010.

Mei 2015: Komite Etik Independen FIFA mennghukum sejumlah pejabat, yakni Eugenio Figueredo (wakil presiden komite eksekutif), Jeffrey Webb (wakil presiden komite eksekutif), Nicolas Leoz (komite eksekutif), Eduardo Li (komite eksekutif), Jose Maria Marin (panitia Piala Dunia 2014), Julio Rocha Lopez (ofisial pengembangan FIFA): Semua ditangkap oleh pihak berwenang AS atas tuduhan korupsi.

April 2013: Joao Havelange (presiden kehormatan): Mengundurkan diri setelah dituduh menerima suap.

Maret 2015: Vernon Manilal Fernando (komite eksekutif): Dihukum seumur hidup setelah penyelidikan menemukan keterlibatnya atas kasus suap dan korupsi.

April 2013: Ricardo Teixeira (komite eksekutif): Mengundurkan diri setelah dituduh menerima suap.

Juli 2011: Mohamed Bin Hammam (komite eksekutif): dihukum dari semua aktivitas sepakbola selama hidup setelah dinyatakan bersalah menyuap ofisial Karibia senilai USD40.000 untuk memuluskan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

September 2015: Jack Warner (komite eksekutif): Mengundurkan diri setelah diskors atas dugaan suap.
(rus)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0361 seconds (0.1#10.140)