Sulap The Gunners Jadi Tim Solid, Masa Depan Arsenal pada Arteta?

Senin, 20 Juli 2020 - 11:33 WIB
loading...
Sulap The Gunners Jadi Tim Solid, Masa Depan Arsenal pada Arteta?
Pelatih Arsenal Mikel Arteta. Foto/Livescore
A A A
LONDON - Masa depan Mikel Arteta bersama Arsenal mulai memperlihatkan masa depan cerah. Polesan taktik bos asal Spanyol itu perlu diperhitungkan. Dia membentuk The Gunners menjadi tim solid dan mampu menjegal lawan yang kuat.

Sinyal dimulai saat sentuhan Arteta meloloskan Arsenal ke Final Piala FA seusai mengkandaskan juara bertahan Manchester City (Man City) 2-0 di Wembley Stadium, Minggu (19/7/2020). Terasa spesial mengingat itu merupakan final ke-21 atau menjadikan mereka tim paling sering ke final sepanjang sejarah FA.

Kesuksesan Arteta menundukkan gurunya, Pep Guardiola, didapat dengan strategi matang. Pelatih berusia 38 tahun tersebut menerapkan permainan berani, menjaga bola di area sendiri, bertahan disiplin, dan menerapkan serangan balik cepat. Hasilnya, sepasang gol Pierre-Emerick Aubameyang pada menit ke-19 dan 71 bersarang di gawang Ederson Moraes. (Baca: Anti Klimaks, Tottenham Hotspur Pecundangi Leicester City)

David Luiz yang sempat disorot lantaran bermain buruk dan mendapatkan kartu merah saat Arsenal dikalahkan Man City 0-3 di Liga Primer (18/6/2020), berbalik menjadi pahlawan. Bek asal Brasil tersebut menjadi batu karang di jantung pertahanan The Gunners dan tokoh sentral dalam keberhasilan menyingkirkan Man City di semifinal Piala FA.

The Citizens hanya memiliki satu tembakan on target pada pertandingan ini atau paling sedikit dalam pertandingan sejak April 2018 di Liga Champions melawan Liverpool (0). Kemenangan atas Man City melengkapi keberhasilannya menundukkan Liverpool.

Sebelumnya, dia sukses membawa Arsenal menang 2-1 atas juara Liga Primer musim ini, Kamis (16/7/2020). Saat melawan The Reds, Arsenal juga begitu terorganisasi dengan baik dan tangguh di belakang sehingga mampu meredam agresivitas serangan The Reds. “Kami memiliki minggu yang luar biasa karena telah mengalahkan dua tim terbaik di Eropa, Liverpool dan Man City. Itu tidak terjadi setiap hari,” kata Arteta dilansir bbc.

Imbasnya, mereka bukan hanya solid dipertahanan, permainan menyerang Arsenal juga begitu efektif. Aubameyang menjadi pemain Arsenal keempat yang mencetak dua gol kompetitif di Wembley, setelah Reg Lewis (final Piala FA 1950), Charlie Nicholas (final Piala Liga 1987), dan Alexis Sanchez (semifinal Piala FA 2015). Sedangkan Nicolas Pepe telah terlibat dalam 17 gol di semua kompetisi untuk Arsenal musim ini (8 gol, 9 assist), hanya kalah dari Aubameyang yang terlibat lebih banyak (27 gol). Torehan gemilang di dua pertandingan terakhir membuat pendukung Arsenal mulai bisa berharap banyak kepada Arteta. (Baca juga: Deretan Rudal Taiwan Ini Akan Buat China Berpikir Ulang Lakukan Invasi)

Pelatih asal Spanyol itu mengatakan, kemenangan atas Liverpool dan Man City membuat moral tim terangkat serta lebih percaya diri. Sembari menunggu final, Arteta mengindikasikan bahwa The Gunners harus mempertahankan permainan terbaiknya terutama jelang menghadapi Aston Villa pada lanjutan Liga Primer, Rabu (22/7/2020).

“Saya tidak peduli siapa yang bermain, saya bisa mempercayai mereka. Kami membuat perubahan dan semua pemain siap. Kami harus menderita dalam banyak momen. Kami harus benar-benar terorganisasi dengan baik dan meminimalkan ruang untuk lawan,” kata Arteta.

Di lain pihak, Man City tersingkir dari pertandingan piala domestik untuk pertama kalinya sejak Februari 2018 (Piala FA Putaran ke-5 vs Wigan Athletic). Ambisi The Citizens menorehkan treble winners musim ini pun kandas.

Menanggapi berakhirnya rentetan tiga kemenangan beruntun Man City, Guardiola mengakui timnya tidak bermain bagus melawan Arsenal terutama di babak pertama. Padahal di babak kedua performa mereka cukup baik. (Lihat videonya: Seorang Nenek Renta di Banyuasin Digugat Anaknya Sendiri Perihal Warisan)

“Jika Anda tidak bermain selama 90 menit di semifinal, ini bisa terjadi. Kami tidak bermain bagus, kami adalah manusia. Lawan bermain bagus, terkadang itu terjadi. Satu-satunya penyesalan adalah kami tidak bermain di babak pertama seperti kami bermain di babak kedua,” keluh Guardiola.

Kendati demikian, Guardiola mengapresiasi kinerja Arsenal di bawah Arteta yang dinilainya pantas menang dan melaju ke final. Kini pelatih kelahiran Santpedor, Spanyol, itu hanya memiliki Liga Champions harapan gelar musim ini setelah mempertahankan Piala Liga. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1484 seconds (0.1#10.140)