Persela Pengin Ulang Memori Indah Janu di Tangan Hansson

Selasa, 16 Februari 2016 - 15:04 WIB
Persela Pengin Ulang Memori Indah Janu di Tangan Hansson
Persela Pengin Ulang Memori Indah Janu di Tangan Hansson
A A A
LAMONGAN - Persela Lamongan pernah mencatat prestasi terbaik di Indonesia Super League (ISL) ketika dilatih arsitek asing yakni almarhum Miroslav Janu. Harapan untuk kembali menjadi tim papan atas kembali membara setelah Persela kembali menunjuk pelatih impor.

Adalah Stefan Hansson, eks pelatih Mitra Kukar, yang kini memanggul asa LA Mania alias suporter fanatik Persela Lamongan. Stefan ditunjuk sebagai pelatih tim berjuluk Laskar Joko Tingkir sebagai persiapan menuju Indonesia Super Competition (ISC) 2016.

Pelatih gaek asal Swedia tersebut menjadi pelatih asing ketiga yang bekerja di Stadion Surajaya. Sebelumnya, mendiang Miroslav Janu membawa tim biru laut menempati peringkat empat pada ISL musim 2011-2012. Itu merupakan pencapaian terbaik sepanjang sejarah klub.

Selanjutnya dua musim lalu ada Gomes De Oliviera yang gagal memberikan prestasi terbaik dan didepak sebelum paruh kompetisi. Penunjukan Hansson diharapkan bisa mendongkrak performa Persela yang beberapa musim kurang meyakinkan dan hanya berkutat di papan tengah.

"Kami melihat Hansson memiliki kapasitas dan pengalaman yang luar biasa dalam kepelatihan. Tentu kami sangat berharap dia memberikan perubahan signifikan bagi Persela, walaupun kondisi sepak bola Indonesia belum menunjukkan perubahan," jelas Manager Persela Yunan Achmady.

Mulai Selasa (16/2), Hansson memimpin latihan Persela walau belum diperkenalkan secara resmi. Hansson direkrut sepaket dengan Benny Van Breukelen, pelatih kiper yang bakal menangani Khoirul Huda dan kiper Persela lainnya di musim 2016.
Hansson sendiri mengaku senang mendapat tantangan baru di Lamongan dan berhasrat membuat perubahan besar. "Saya senang bisa menangani Persela Lamongan dan akan berusaha maksimal memberikan yang terbaik untuk tim ini,"ujar Hansson.

Walau sepak bola Indonesia masih belum jelas nasibnya, namun menurut Hansson masih memberikan tantangan tersendiri. Pelatih ini tak sempat terimbas kisruh sepak bola Indonesia karena pada 2014 lalu sudah memutuskan hijrah ke Myanmar.

Pelatih kelahiran 1957 ini pernah memberikan sentuhan yang lumayan untuk Mitra Kukar pada 2014. Setelah sempat menangani tim Myanmar Zayar Shwe Myay FC, Hansson kembali ke Indonesia untuk menangani Persela atau tim kedua yang ditangani di Indonesia.

Namun pelatih ini bakal menghadapi situasi berbeda dibanding saat menangani Mitra Kukar. Paling mencolok adalah kondisi keuangan klub, di mana dia mendapatkan transfer budget lebih besar ketika menangani Mitra yang notabene adalah salah satu tim kaya di Indonesia.

Sedangkan di Kota Soto, Hansson tidak akan bisa berharap membeli pemain sesuka hati alias pemain mahal. Sebab, diketahui Persela sendiri dalam sejarahnya merupakan klub dengan pendanaan dengan kategori cukup atau tidak pernah bermewah-mewah dalam belanja pemain.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4405 seconds (0.1#10.140)