Luciano Spalletti, Otak Sukses Napoli Rebut Scudetto

UDINE - Pelatih Luciano Spalletti menjadi otak sukses Napoli merebut Scudetto Liga Serie A Italia 2022/2023 . Kecerdasannya membangun tim tak hanya memberi gelar Partenopei setelah 33 tahun, tapi juga menjadikan permainan klub tersebut enak ditonton dan menghibur.

Napoli sempat putus asa dengan kepergian Kalidou Koulibaly, Dries Mertens dan Lorenzo Insigne di awal musim. Namun, naluri Spalletti lebih tajam dalam mengolah talenta-talenta murah yang diatangkan untuk menggantikan ketiga pemain senior tersebut yang membawa Napoli finis peringkat 3 di Serie A 2021/2022.



Salah satu pembelian yang paling diremehkan dan murah dalam diri Khvicha Kvaratskhelia, Kim Min-jae, Frank Anguissa dan beberapa pemain pinjaman yang tampil luar biasa justru membuat permainan Napoli jauh lebih dinamis dan mereka sepenuhnya merevolusi Napoli.

"Ketika saya mengatakan kami harus menjadi penantang Scudetto, orang-orang mengeluh dan merasa saya telah melampaui batas. Tapi, apa yang saya katakan adalah mengeluarkan kemampuan maksimal dari para pemain ini dan juga membangun mentalitas untuk melanjutkan prestasi," kata Spalletti dilansir football-ialia.net.



“Musim ini seperti babak kedua, musim lalu juga luar biasa dan tujuan kami tidak pernah diragukan. Benitez, Ancelotti, Sarri dengan sepak bola terbaik di Italia, Gattuso yang memenangkan Coppa Italia telah berlalu. Jadi, untuk apa saya datang ke sini? Bukannya saya bisa mengatakan kami ingin menghindari degradasi. Tapi, kita harus menang.”

Formasi pilihan Spalletti musim ini adalah 4-3-3, dengan 4-2-3-1 juga tampil di beberapa pertandingan. Para pemain yang digunakan juga relatif konsisten, dengan Alex Meret di bawah mistar dan empat bek yang terdiri dari Giovanni Di Lorenzo, Amir Rrahmani, Kim Min-jae dan Mario Rui.

Kim Min-jae yang berusia 25 tahun adalah bintang mengejutkan di lini belakang Napoli dan telah membantu mengisi kekosongan yang ditinggalkan Koulibaly sejauh ini.

Di lini tengah Stanislav Lobotka, Frank Anguissa dan Piotr Zielinski paling banyak tampil tetapi Tanguy Ndombele juga menjadi pemain kunci di lini tengah formasi tiga. Kedua gelandang bertahan itu sangat penting bagi Napoli dalam mengambil bola di antara lini dan menciptakan kelebihan beban ke luar.

Di lini depan, bermain dengan tiga pemain depan Khvicha Kvaratskhelia, Victor Osimhen dan Matteo Politano atau Hirving Lozano di sayap kanan dengan Giacomo Raspadori juga menjadi pemain kunci di lini depan untuk menggantikan Osimhen saat dibutuhkan.

“Melihat Partenopei tersenyum dan gembira adalah emosi terbesar bagi saya. Merekalah yang mewariskan kebahagiaannya. Masalahnya mencapai titik ini, seperti ketika Anda memiliki perasaan seluruh kota membebani Anda. Mereka mengingat momen ini. Orang-orang ini pantas mendapatkan semua kegembiraan," ujar pria kelahiran Certaldo, Italia pada 7 Maret 1959, tersebut.