Korea Utara Salahkan Zelensky Atas Hancurnya Bendungan Kakhovka

Jum'at, 09 Juni 2023 - 16:45 WIB
loading...
Korea Utara Salahkan Zelensky Atas Hancurnya Bendungan Kakhovka
Korea Utara salahkan Presiden Volodymyr Zelensky atas hancurnya bendungan Kakhovka. Foto/BBC
A A A
SEOUL - Media pemerintah Korea Utara (Korut) mengambil sudut pandang lain terkait hancurnya bendungan Kakhovka. Korut menyebut Presiden Volodymyr Zelensky bertanggung jawab atas penghancuran bendungan Kakhovka dan membahayakan pasokan makanan di wilayah tersebut.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) menerbitkan pernyataan atas nama O Song-jin, seorang peneliti dari Institut Studi Internasional milik negara, yang menyatakan Kiev telah merekayasa kehancuran bendungan dalam upaya untuk menuduh Rusia melakukan kejahatan perang.

“Kasus bendungan Kakhovka yang runtuh, bagaimanapun juga, hanyalah lelucon lain … direkayasa oleh AS dan bersekongkol dengan Ukraina untuk mengalihkan kesalahan atas bencana kemanusiaan ke Rusia dan menciptakan lingkungan politik dan militer yang menguntungkan untuk apa yang disebut operasi kontra-ofensif Ukraina,” tulis sang peneliti seperti dikutip dari NK News, Jumat (9/6/2023).

Song-jin kemudian mengutip artikel Washington Post yang menyatakan bahwa AS mengetahui tentang niat Ukraina untuk meledakkan pipa gas Nord Stream beberapa bulan sebelum peledakan terjadi, menyiratkan bahwa AS dan Ukraina juga bekerja dalam koordinasi untuk menghancurkan bendungan Kakhovka.



Pernyataan itu selaras dengan media pemerintah Rusia yang membingkai runtuhnya bendungan, melanjutkan dukungan Pyongyang untuk perang dengan harapan perdagangan dan keuntungan politik dari Moskow.

“Ini adalah garis Korea Utara, untuk meniru apa pun yang dikatakan Moskow, kurang lebih secara otomatis,” kata Andrei Lankov, direktur di Korea Risk Group.

“Itu tidak merugikan Pyongyang, tetapi memastikan dukungan vital Rusia di Dewan Keamanan PBB,” katanya, menggambarkannya sebagai diplomasi yang baik untuk Korut.

Fyodor Tertitsky, seorang peneliti di Universitas Kookmin, mengatakan fakta bahwa laporan tersebut hanya ada dalam bahasa Inggris, Rusia, dan Korea di situs web KCNA - dan tidak dipublikasikan di surat kabar nasional Rodong Sinmun - menunjukkan bahwa pernyataan tersebut dimaksudkan sebagai “isyarat diplomatik” untuk Rusia.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)