Ratu Olimpiade dengan Segudang Prestasi

Selasa, 02 Agustus 2016 - 00:01 WIB
Ratu Olimpiade dengan Segudang Prestasi
Ratu Olimpiade dengan Segudang Prestasi
A A A
RIO DE JANEIRO - Liliyana Natsir adalah pebulutangkis multitalenta dengan segudang prestasi. Namanya mulai meroket pada tahun 2000-an, terutama ketika ia bersama rekan duetnya Nova Widianto sukses merebut medali perak di Olimpiade Beijing 2008.

Pemain kelahiran Manado, 9 September 1985 ini sudah puluhan kali membuat nama Indonesia digaungkan di level internasional. Liliyana tak hanya berprestasi di ganda campuran, ia juga menoreh prestasi membanggakan di sektor ganda putri bersama Vita Marissa dengan menjuarai China Masters 2007 dan Indonesia Terbuka 2008.

Setelah Olimpiade Beijing 2008, Liliyana dan Nova ‘bercerai’, setelah mitranya tersebut memutuskan untuk pensiun. Pebulutangkis tomboy itu akhirnya diduetkan dengan Tontowi Ahmad. Awalnya uji coba ini dimaksudkan untuk mengangkat prestasi Tontowi yang lebih muda, namun Liliyana membuktikan bahwa dipasangkan dengan siapapun, ia mampu berprestasi.

Sederet prestasi membanggakan pernah dirasakan Liliyana/Tontowi. Bahkan duet sektor ganda campuran itu pernah bertengger di posisi teratas dengan mengalahkan sejumlah nama beken atlet tepok bulu dunia, seperti
Zhang Nan/Zhao Yunlei (China), Xu Chen/Ma Jin (China), dan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark). Tak hanya itu, pasangan ini juga mencetak sejarah baru sebagai ganda campuran pertama di Indonesia yang mampu mencetak hattrick di All England 2012, 2013 dan 2014.

Di Kejuaraan Dunia 2013 yang kala itu berlangsung di kandang China, Tontowi/Liliyana berhasil keluar dari ‘keroyokan’ wakil tuan rumah dan di final menekuk Xu/Ma di hadapan publik Negeri Tirai Bambu. Sebuah perjuangan yang sangat luar biasa dipertontonkan oleh pasangan Indonesia, hingga kini, laga heroik ini terus menjadi perbincangan di kalangan pecinta bulu tangkis Tanah Air.

Sering berada di puncak, bukan berarti ia tak pernah merasakan pahitnya menelan kekalahan. Jelang Olimpiade Rio, prestasinya sempat menurun dan beberapa kali kalah dari pemain yang tak diunggulkan dan menjadi pukulan untuknya, tapi tak ada kamus menyerah bagi Liliyana. Kegigihan Tontowi/Liliyana dibuktikan dengan gelar di Malaysia Terbuka 2016.

"Liliyana adalah sosok yang pantang menyerah. Kalau kalah dari lawannya, dia pasti sudah punya rencana untuk membalas. Biasanya kalau habis kalah, saya tidak menelepon dia, karena menjaga perasaannya, tunggu saja beberapa hari pasti dia yang akan telepon saya. Lalu Liliyana bilang kalau di turnamen selanjutnya akan bertemu lawan yang mengalahkan dia dan bertekad akan balas kekalahannya," tutur ibunda Liliyana, Auw Jin Chen, seperti dikutip Badmintonindonesia, Selasa (2/8/2016).

Ratu Olimpiade

Perasaan semua atlet mungkin sama ketika mereka menelan kekalahan, begitu pula yang dirasakan Liliyana. Pemain yang doyan memakan ikan itu identik dengan sifat tidak mau kalah, namun ini tetap dalam arti yang positif.

"Tidak gampang puas dan selalu haus akan prestasi membuat saya bisa bertahan di tiga olimpiade sebagai top player. Saya selalu punya keinginan di dalam diri untuk membuat keluarga saya dan Indonesia bangga dengan prestasi yang saya capai," ujar Liliyana.

Liliyana merupakan satu-satunya pebulutangkis putri Indonesia yang lolos ke kualifikasi tiga olimpiade, hebatnya lagi, dia terus menempati posisi sebagai top player. Pada Olimpiade Beijing 2008, Nova/Liliyana adalah pasangan ganda campuran terbaik dunia dan menempati posisi puncak pada daftar unggulan.

Di Olimpiade London 2012, bersama Tontowi, Liliyana menjadi unggulan keempat. Tahun ini di Rio, Liliyana masih menjadi bagian dari ganda campuran papan atas dengan duduk di peringkat tiga dunia bersama Tontowi. Tampil konsisten di jajaran pemain kelas dunia di tengah ketatnya kompetisi dan terjangan pemain-pemain muda bukanlah suatu hal yang mudah. Seorang Liliyana berhasil mengatasi tantangan tersebut dan setidaknya selama 12 tahun ia tak tergeser dari deretan top player.

Akan tetapi, ada satu yang masih mengganjal di hati seorang Liliyana, apalagi kalau bukan medali emas olimpiade yang merupakan impian setiap pebulutangkis di dunia ini. "Tentunya besar harapan untuk meraih emas di olimpiade ketiga ini. Mendekati olimpiade, saya memang tidak mau bicara banyak. Talk less, do more. Bukannya pelit ngomong ya, tetapi dengan begini saya merasa bisa lebih tenang dan fokus menuju pertandingan. Tak lupa saya mohon doa dan dukungan masyarakat Indonesia," ucap atlet yang gemar makan ikan ini.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5387 seconds (0.1#10.140)