Rossi-Lorenzo Bicara Yamaha dan Bola Panas Runner-up Klasemen

Rabu, 19 Oktober 2016 - 17:09 WIB
Rossi-Lorenzo Bicara Yamaha dan Bola Panas Runner-up Klasemen
Rossi-Lorenzo Bicara Yamaha dan Bola Panas Runner-up Klasemen
A A A
PHILLIP ISLAND - Pacuan juara dunia pembalap kelas bergengsi MotoGP 2016 sudah selesai. Seperti diketahui, Marc Marquez telah menguncinya usai memenangkan lomba Seri 15 musim ini di Sirkuit Motegi, Jepang, akhir pekan lalu.

Tapi musim balap 2016 belum berakhir, karena masih ada tiga seri tersisa. Dan media massa dunia menggiring persaingan tiga pembalap di bawah Marquez untuk berebut posisi runner-up musim ini.

Kok tiga pembalap, bukannya hanya ada persaingan antara dua rider tim Movistar Yamaha saja yakni Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yang saling sikut buat posisi akhir musim itu?

Ya, karena usai mereka tersungkur mencium aspal hingga gagal finis di Motegi akhir pekan lalu telah memberi efek domino pada Maverick Vinales. Rider tim Suzuki Ecstar tersebut mampu menyelesaikan balapan MotoGP Jepang 2016 di podium ketiga sekaligus kado sepadan pada lomba ke-100 dia di arena balap GP Motor dunia.

Kini pembalap yang akan menggantikan Lorenzo sebagai mitra Rossi di tim pabrikan Yamaha 2017 itu telah mengumpulkan 165 poin. Perolehan itu hanya minus 31 dari The Doctor di urutan kedua dan 17 angka di belakang Lorenzo yang menempati posisi tiga klasemen sementara.

Dengan tiga seri tersisa (Australia, Malaysia dan Valencia) yang menyediakan 75 poin maksimal. Tentu saja Vinales masih punya kans besar menggeser duo rider Movistar Yamaha tersebut buat finis peringkat dua akhir musim ini.

Nah situasi ini tentu saja akan mengantar tekanan tersendiri buat Rossi. Selain berusaha menjauh dari kejaran Lorenzo dan menambah perolehan poin Yamaha di klasemen konstruktor serta tim. Kini joki Italia berusia 37 tahun itu juga mesti menghadapi agresivitas dari Vinales.

Permasalahan serupa tentu menggelayuti Lorenzo. Karena banyak pengamat MotoGP yang mengatakan dia berusaha mengalahkan Rossi di urutan kedua sebagai kado terakhir untuk Yamaha sebelum pindah ke Ducati 2017.

Rossi boleh bilang dirinya menyukai lintasan Phillip Island. Tapi apakah di balapan akhir pekan ini dia akan meneruskan rekornya sebagai pembalap dengan kemenangan terbanyak di sana (8 kali, 5 kali di MotoGP, 1 kali di 500cc dan 2 kali di 250cc?

Karena Marc Marquez menang di sana musim lalu selain pada 2010 di kelas Moto3. Jack Miller pun pernah menang di Phillip Island pada kelas Moto3 (2014). Sedang Vinales berkuasa di sana pada lomba Moto2 edisi 2014. Dan Lorenzo adalah pemenang MotoGP Australia 2013.

“Hal buruknya adalah kami dapat nilai nol di Motegi, namun sisi baiknya kami menunjukkan bahwa kami juga punya kekuatan. Phillip Island adalah lintasan yang fantastis dan sebuah tempat yang saya sukai. Kami harus berusaha untuk tampil cepat dan kuat juga di sana,” beber Rossi dalam rilis yang dikeluarkan tim Movistar Yamaha.

“Kami sudah pernah melakukan tes di Phillip Island bersama Michelin, namun sayangnya sekarang kami pergi ke sana usai menjalani balapan terburuk tim Yamaha di GP Motor, dan merupakan musim terburuk kami di atas kertas,” imbuh The Doctor.

Tapi ada salah satu kekhawatiran yang dikemukakan oleh Rossi di lomba Phillip Island akhir pekan ini.
“Mereka (tim) bilang saat ini suhu di sana mencapai 6 derajat celcius. Sebuah temperatur yang akan lebih baik bagi kami untuk balapan di Playstation (sambil tertawa). Kami berharap kondisi cuaca di sana tidak makin buruk. Karena jika cuacanya dingin, malah akan membahayakan. Kami berharap cuacanya cerah dan kita lihat nanti,” tandas Rossi.

Lalu bagaimana kata Porfuera?
“Sungguh balapan yang memalukan di Motegi, tapi setidaknya kami mampu bersaing untuk merebut kemenangan walau kami membuat keputusan salah dalam pemilihan ban. Terjatuhnya saya dan Vale telah memberi Marc titel dunia tapi sejujurnya dia merupakan pembalap yang paling konsisten.”

Target Lorenzo di MotoGP Australia 2016, Minggu (23/10)?
“Kini kami harus saling bersaing untuk posisi kedua di kejuaraan dunia, tapi yang terpenting mengapa kami ada di sini (Phillip Island) adalah untuk menjadi juara dengan finis terdepan. Lomba akhir pekan ini sepertinya sedikit aneh, karena persaingan untuk juara dunia pembalap sudah berakhir. Namun saya termotivasi melakoni balapan hebat dan mencoba meraih kemenangan di sini. Itu juga target saya untuk tiga lomba tersisa musim ini untuk merebut runner-up klasemen akhir.”
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5104 seconds (0.1#10.140)