Gara-gara Sok Jago di Motegi, Nasib Juara Dunia 500cc Ini Sial Lagi

Rabu, 19 Oktober 2016 - 18:00 WIB
Gara-gara Sok Jago di Motegi, Nasib Juara Dunia 500cc Ini Sial Lagi
Gara-gara Sok Jago di Motegi, Nasib Juara Dunia 500cc Ini Sial Lagi
A A A
PHILLIP ISLAND - Nasib juara dunia kelas 500cc musim 1987, Wayne Gardner, lagi-lagi sial. Setelah ditangkap oleh polisi Motegi dan tak bisa melihat anaknya, Remy, berlomba di kelas Moto2. Wayne kembali tak bisa melongok anaknya di Phillip Island.

Ya, seperti diketahui pada akhir pekan lalu Wayne mesti berurusan dengan kepolisian Sirkuit Motegi. Pasalnya, beberapa jam sebelum lomba kelas Moto2 pada Minggu (16/10/2016) pagi waktu setempat. Dia malah harus ditangkap dan menjalani interogasi.

Penyebabnya berawal dari insiden kecelakaan antara Wayne dan Remy yang tengah membawa motor menuju Motegi. Di tengah jalan, motor mereka bertabrakan dengan sebuah mobil mewah yang dikendarai oleh seorang pengusaha setempat. (Baca juga: Anak Balapan di Motegi, Juara Dunia 500cc Ini Malah Ditangkap Polisi)

Seperti dilaporkan Motorsport, Wayne dan Remy memarahi sang sopir dan pemilik mobil itu. Wayne malah merangkul hingga mengunci tubuh salah satu pria yang keluar dari mobil tersebut dan mengancam untuk memukulnya.

Polisi yang tiba di lokasi kejadian lantas menginterogasi semua orang yang terlibat dalam insiden kecelakaan tersebut. Sayangnya, Wayne harus mendekam di sel tahanan karena dinyatakan bersalah. Sedang Remy dilepaskan dan boleh mengikuti lomba kelas Moto2 di Motegi dengan hasil finis ke-19.

Menurut surat kabar Australia, The Daily Telegraph, pernyataan dari Kepolisian Prefektur Tochigi berbunyi: “Tersangka (Wayne) diduga melakukan kekerasan dengan meraih kerah (baju) korban dan atas masalah lalu lintas di Hiyama sekitar pukul 08:00 pagi pada tanggal 16 Oktober. Wayne Gardner, 57, ditangkap di tempat kejadian perkara pada pukul 08:40. Tapi tersangka menyangkal klaim tersebut.”

Nah kabar terbaru pada Rabu (19/10/20-16), ternyata Remy ikut ditahan di Jepang akibat dia merupakan salah satu saksi insiden tersebut dan mengemudi kendaraan tanpa lisensi internasional. Namun pada Rabu malam pembalap berusia 18 tahun tersebut diperbolehkan meninggalkan Negeri Matahari Terbit untuk terbang ke Australia pada Kamis (20/10/2016) pagi waktu setempat untuk balapan akhir pekan ini.

Akan tetapi nasib ayahnya tidak sama. Karena walau sudah menerima dukungan dari Kedutaan Australia di Jepang, dia masih belum bisa dilepaskan. “Kami tentu juga telah memberikan dukungan kedutaan untuk Mr. Gardner dan putranya,” beber menteri luar negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan kepada Nine Network.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5461 seconds (0.1#10.140)