Asal Usul Museum Nasional, Mengapa Disebut Museum Gajah?

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 13:49 WIB
loading...
Asal Usul Museum Nasional, Mengapa Disebut Museum Gajah?
Museum Nasional sering disebut sebagai Museum Gajah. Foto/Jakarta Tourism
A A A
JAKARTA - Museum Nasional merupakan salah satu tempat penyimpanan koleksi seni, budaya, dan artefak yang luas dan beragam dari berbagai periode.

Museum ini punya peran penting dalam melestarikan dan memamerkan warisan budaya dan sejarah Indonesia. Dengan jumlah koleksi yang mencapai sekitar 141 ribu artefak, Museum Nasional menjadi yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.

Museum yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat, ini juga dikenal dengan nama "Museum Gajah". Meski begitu, masih banyak orang yang belum mengetahui mengapa museum tersebut punya nama museum gajah. Hal ini mengingat tidak ada informasi tentang fauna tersebut di dalam museum.

Asal Usul Museum Nasional


Untuk mengetahui julukan tersebut, tentu Anda perlu mengetahui asal-usul Museum Nasional terlebih dahulu. Museum ini berasal dari pendirian Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1778.

Pada masa itu, di Eropa terjadi perubahan besar dalam pemikiran dan pendekatan terhadap ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Revolusi intelektual ini yang dikenal sebagai Age of Enlightenment atau Zaman Pencerahan ditandai oleh penekanan pada pemikiran rasional, penelitian ilmiah, dan penyebaran pengetahuan.

Pendirian De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda) di Haarlem pada tahun 1752 adalah salah satu contoh nyata dari perkembangan ini. Perkumpulan ini didirikan dengan tujuan memajukan ilmu pengetahuan dan penelitian di berbagai bidang.



Kesuksesan dan pengaruh perkumpulan ini mendorong orang-orang Belanda yang berada di Batavia untuk mendirikan organisasi serupa, yaitu Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) pada tanggal 24 April 1778.

Dari perkumpulan tersebut muncullah JCM Radermacher dan peran Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles dalam pengembangan dan pembangunan Museum Nasional. Sumbangan JCM Radermacher dalam bentuk rumah, koleksi benda budaya, dan buku sangat berarti karena menjadi fondasi dari berdirinya museum dan perpustakaan ini.

Kemudian, pada masa pemerintahan Inggris di Jawa, Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles mengambil peran penting sebagai Direktur perkumpulan tersebut. Pembangunan gedung baru untuk museum dan ruang pertemuan menjadi tonggak berikutnya dalam perkembangan museum itu.

Kenapa Dijuluki Museum Gajah?


Dilansir dari laman resmi Museum Nasional, Museum Nasional dijuluki sebagai Museum Gajah karena adanya patung gajah perunggu yang menjadi ciri khas di halaman depan museum. Patung ini adalah hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand.

Kunjungannya ke museum pada tahun 1871 meninggalkan tanda yang kuat dalam sejarah museum. Patung gajah ini menjadi ikon yang dikenal secara luas dan menjadi identifikasi visual bagi Museum Nasional.

Julukan "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" merujuk pada patung ini dan menjadi cara yang mudah diingat bagi masyarakat ketika mereka berbicara tentang museum.

Selain julukan "Gedung Gajah," julukan lain yang muncul adalah "Gedung Arca." Hal ini mencerminkan koleksi arca yang penting dan beragam yang tersimpan di dalam museum.

Koleksi arca dari berbagai periode sejarah memberikan pandangan mendalam tentang seni dan budaya Indonesia dari masa lampau. Julukan ini juga menggarisbawahi peran penting museum dalam melestarikan warisan budaya arca-arca yang berharga.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1903 seconds (0.1#10.140)