Kreativitas Suporter Timnas Indonesia Sedot Perhatian Dunia
loading...
A
A
A
SOLO - Aksi koreografi pendukung Timnas Indonesia U-23 dalam laga Indonesia melawan Cina Taipei mengundang pujian. Aksi membentangkan spanduk raksasa bergambar gatot kaca itu menjadi bukti kreativitas tinggi para suporter.
Aksi spektakuler suporter Indonesia bukan terjadi kali ini saja. Sejak awal musim ini, para suporter menunjukkan kreativitas tinggi dalam mendukung klub kesayangannya di kompetisi Liga 1. Aksi yang semakin kreatif dan non-anarkis ini menyedot perhatian dunia.
Akun media sosial yang membahas sepak bola dunia 433, mengunggah salah satu koreografi pendukung Indonesia chant berjudul ‘Sampai Mati tak akan Menyerah.".
“Sound On! This is impresif (nyalakan volume soundnya! Ini sangat luar biasa)” begitu pujian yang diunggah akun @433 di akun Instagram.
Sebelumnya aksi koreografi spektakuler juga dilakukan pendukung timnas di laga persahabatan lawan Argentina. Aksi ini mengundang pujian luas jurnalis top Argentina Gaston Edul.
"Saya pikir Indonesia adalah salah satu negara dengan suporter paling meriah di dunia. Iklimnya seperti di Amerika Selatan. Drum, teriakan, dan gairahnya," tulis sang jurnalis melalui akun resmi Twitternya, @gastonedul
Aksi spektakuler suporter Indonesia bukan terjadi kali ini saja. Sejak awal musim ini, para suporter menunjukkan kreativitas tinggi dalam mendukung klub kesayangannya di kompetisi Liga 1. Aksi yang semakin kreatif dan non-anarkis ini menyedot perhatian dunia.
Akun media sosial yang membahas sepak bola dunia 433, mengunggah salah satu koreografi pendukung Indonesia chant berjudul ‘Sampai Mati tak akan Menyerah.".
“Sound On! This is impresif (nyalakan volume soundnya! Ini sangat luar biasa)” begitu pujian yang diunggah akun @433 di akun Instagram.
Sebelumnya aksi koreografi spektakuler juga dilakukan pendukung timnas di laga persahabatan lawan Argentina. Aksi ini mengundang pujian luas jurnalis top Argentina Gaston Edul.
"Saya pikir Indonesia adalah salah satu negara dengan suporter paling meriah di dunia. Iklimnya seperti di Amerika Selatan. Drum, teriakan, dan gairahnya," tulis sang jurnalis melalui akun resmi Twitternya, @gastonedul
(sto)