Harga Minyak Mentah Dunia Merosot 1% Saat Stok AS Meningkat

Rabu, 17 Mei 2017 - 09:13 WIB
Harga Minyak Mentah Dunia Merosot 1% Saat Stok AS Meningkat
Harga Minyak Mentah Dunia Merosot 1% Saat Stok AS Meningkat
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia pada perdagangan hari ini jatuh mencapai sebesar 1%, setelah data menunjukkan peningkatan pada persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Kondisi ini memunculkan keprihatinan bahwa pasar akan tetap banjir pasokan, meskipun produsen minyak dunia seperti Arab Saudi dan Rusia terus memangkas produksi.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (17/5/2017) harga minyak mentah berjangka Brent turun 53 sen atau setara dengan 1% dari sesi terakhir hingga akhirnya ditutup di level USD51,13 per barel pada pukul 00.28 GMT. Sementara harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) berada pada level USD48,10 per barel usai kehilangan 57 sen atau 1,1% dibandingkan sesi terakhir.

Tercatat persediaan minyak mentah AS mengalami kenaikan sebesar 882,000 barel pada akhir 12 Mei hingga mencapai 523.4 juta. Sementara perkiraan analis sebelumnya bakal ada penurunan sebesar 2,4 juta barel, namun berbanding terbalik dengan data yang diumumkan kelompok industri American Petroleum Institute. "Rally harga minyak mentah dimulai setelah berita bahwa OPEC siap memperpanjang masa waktu pemotongan produksi," terang ANZ Bank.

Namun penurunan harga kembali menghampiri hanya beberapa hari setelah Arab Saudi dan Rusia pada awal pekan mengatakan sepakat perlunya pengurangan pasokan mencapai sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd). Kebijakan pemangkasan produksi yang diusung Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa produsen lain termasuk Rusia akan diperpanjang selama sembilan bulan, sampai akhir Maret 2018.

Ekstensi pasokan pada bulan Januari dan yang seharusnya berakhir pada bulan Juni, dipandang masih dibutuhkan lantaran hingga saat ini efeknya belum terlalu signifikan dalam upaya memperketat pasar ataupun menopang harga minyak dunia. Di sisi lain International Energy Agency (IEA) mengatakan, bahwa persediaan minyak komersil di negara-negara industri meningkat 24.1 juta barel pada kuartal pertama tahun ini.

Meskipun demikian, para analis mengatakan bahwa perpanjangan waktu pemotongan pasokan menjadi sangat penting. "Perjanjian oleh OPEC untuk memperpanjang pengurangan produksi ke 2018, jadi hal yang kritis. OPEC akan kembali memimpin pengendalikan persediaan pada paruh kedua tahun ini dan berlanjut hingga ke 2018," ucap AB Bernstein dalam catatannya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5975 seconds (0.1#10.140)