Panpel PSIM Pertimbangkan Tiket Barcode

Senin, 22 Mei 2017 - 23:59 WIB
Panpel PSIM Pertimbangkan Tiket Barcode
Panpel PSIM Pertimbangkan Tiket Barcode
A A A
YOGYAKARTA - Panitia Pelaksana (Panpel) PSIM Yogyakarta berencana untuk menggunakan tiket barcode seiring dengan tidak efektifnya penerapan tiket gelang dalam dua laga kandang terakhir. Meski mengalami peningkatan jumlah penonton dari laga kandang pertama, kedua, hingga ketiga, kenyataannya target pendapatan panpel tidak terpenuhi. Terbukti dengan masih adanya kebocoran tiket hingga 50 persen di laga kandang ketiga, saat PSIM Yogyakarta meladeni Persebaya pada Kamis (18/5/2017) lalu.

"Saat ini memang kami belum adakan evaluasi menyeluruh, tapi memang ada kendala di tiket gelang yang teryata masih sulit direkatkan dan justru mudah dilepas sehingga bisa dipakai untuk memasukkan (penonton) lain (tanpa membeli tiket lagi). Sudah coba konfirmasi perusahaan yang produksi (tiket gelang) itu, untuk pertimbangannya ke depan. Usulan barcode itu menarik, mungkin kami pertimbangkan," ujar Ketua Panpel PSIM Yogyakarta, Brustam Iswanto pada Senin (21/5/2017).

Dalam penerapan tiket gelang, pihak panpel tidak menaikkan harga tiket penonton. Namun dalam penerapannya ternyata masih ada kekurangan, sama seperti ketika menerapkan tiket kertas yang diperiksa dengan cara disobek. Untuk mencari solusi atas permasalahan itu, bukan tidak mungkin Panpel PSIM akan berkonsultasi dengan Panpel Arema FC atau Persija Jakarta yang dinilai sudah berpengalaman dalam hal tiket.

"Dibandingkan (turnamen) ISC B 2016 lalu, memang jumlah penonton lebih baik sekarang meski belum tahu sejauh mana kebocoran (tiket gelang) itu. Di laga kandang pertama setidaknya jumlah penonton sekitar 13.200, laga kedua sekitar 11 ribuan, dan laga kandang ketiga sampai 17.280. Adapun tiket yang dipersiapkan biasanya berjumlah 17.500 tiket," jelas pria yang sudah menggeluti profesi Panpel sejak Indonesian Soccer Championship (ISC) B 2016 lalu.

Sementara itu Manajer sekaligus Ketua Umum PSIM Yogyakarta, Agung Damar Kusumandaru mengungkapkan, pendapatan kotor rata-rata yang diterima klub sebesar Rp200 jutaan. Nilai tersebut belum memenuhi target manajemen sebesar Rp300 juta.
(bep)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4736 seconds (0.1#10.140)