KONI Jabar: PON Sudah Seharusnya Digelar Setiap Dua Tahun

Selasa, 20 Juni 2017 - 17:42 WIB
KONI Jabar: PON Sudah Seharusnya Digelar Setiap Dua Tahun
KONI Jabar: PON Sudah Seharusnya Digelar Setiap Dua Tahun
A A A
BANDUNG - KONI Jabar sependapat dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi untuk mengubah durasi Pekan Olahraga Nasional (PON). Yang semula digelar empat tahun sekali, jadi setiap dua tahun.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Jabar, Yunyun Yudiana mengatakan dari hasil kajian hingga tiga kali bersama akademisi keolahragaan mulai Guru Besar Olahraga Indonesia, Unesa, UNJ di Bandung dan Semarang pada 14-18 Juni 2017, sependapat kalau pelaksanaan PON dua tahun sekali tidak akan jadi masalah.

Setidaknya itu bisa membuat regenerasi atlet berjalan berkesinambungan. Apalagi menurut peraturan tidak tertera bahwa PON harus dilaksanakan empat tahun sekali. Tapi, tertulis multievent nasional tersebut perlu digelar secara rutin.

Namun, Yunyun menilai PON dua tahunan sebaiknya baru dilakukan setelah PON 2020 di Papua atau tepatnya pada 2022. Sebab jika dilakukan pada 2018 mendatang, jelas akan berbenturan dengan kejuaraan internasional, yakni Asian Games XVIII.

"Dari berbagai aspek, periode 2018 sangat padat dan cukup berat. Dari mulai persiapan para atlet karena akan dihadapkan Asian Games, terus ada Pilkada, " ujar Yunyun di Ruang Kominfo KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung.

"Dari sisi periodesasi, para provinsi mempersiapkan Porprov. Anggaran juga kan kalau mau 2018, usulannya harus dari 2017. Sehingga kemungkinan baru bisa terlaksana pada 2022," sambung Yunyun.

Yunyun meyakini banyak manfaatnya jika multievent nasional selevel PON dilakukan setiap dua tahun sekali. Ini bisa membuat persiapan atlet untuk menyambut turnamen internasional jadi lebih maksimal.

"Apalagi ada wacana kalau usia atlet di PON dibatasi yakni 23 tahun. Kalau dibatasi, nanti atlet PON ini akan berusia 24 tahun saat tampil di SEA Games dan 26 tahun di Olimpiade. Dimana rata-rata atlet Olimpiade yang kami kaji itu berkisar antara 25-28 tahun. Sementara untuk atlet usia di atas itu, diwadahi dalam event lain," pungkas Yunyun.

Sebelumnya, Imam Nahrawi menyarankan penyelenggaraan PON setiap dua tahun sekali terkait periodesasi. Tujuannya agar turnamen itu bisa lebih dimaksimalkan sebagai pembinaan atlet.

Lalu, poin lain yang nantinya akan dimodifikasi adalah syarat keikutsertaan atlet. Mereka yang berlaga di PON haruslah atlet yang belum pernah tampil di Asian Games maupun Olimpiade.
(mir)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7141 seconds (0.1#10.140)