Republik Irlandia Jadi Korban Ledakan Dinamit

Kamis, 16 November 2017 - 17:12 WIB
Republik Irlandia Jadi Korban Ledakan Dinamit
Republik Irlandia Jadi Korban Ledakan Dinamit
A A A
DUBLIN - Mimpi Republik (Rep) Irlandia melaju ke Piala Dunia 2018 hancur berkeping-keping. Bermain di depan pendukung sendiri, Stadion Aviva, Dublin, pasukan Martin O'Neill justru dipermalukan Denmark dengan skor telak 5-1.

Hasil yang terbilang mengejutkan karena pada leg pertama, Rep Irlandia bermain imbang tanpa gol di kandang Denmark. Namun, hasil tersebut tak bisa menjadi gambaran kekuatan Denmark sesungguhnya. Layaknya dinamit, yang menjadi julukan mereka, tim asuhan Age Hareide seperti menyimpan kekuatan superbesar yang siap diledakkan pada leg kedua di kandang The Boys in Green.

Gol cepat tuan rumah pada menit keenam yang dilesakkan Shane Duffy justru seolah jadi penarik pemicu yang membuat Danish Dynamite langsung meledak. Satu lesakkan Duffy dibalas dengan berondongan lima gol tanpa ampun. Diawali gol bunuh diri Cyrus Christie, Christian Eriksen kemudian membuat sejarah dengan mencetak tiga gol ke gawang tuan rumah yang dikawal Darren Randolph (32, 63, 73) dan Niklas Bendtner (90) dari titik penalti. Rep Irlandia langsung terkapar. O’Neill mengakui dalam banyak sisi, tim tamu layak memenangkan pertandingan.

"Kami dikalahkan tim yang lebih baik, tidak ada keraguan untuk itu. Kami harus membayar pertahanan yang ceroboh, ditambah dua gol harusnya tak terjadi. Saat kami mencoba mengejar permainan, kami harus menerima konsekuensinya," kata O'Neill, dikutip Telegraph.

Pelatih berusia 65 tahun itu mengatakan, timnya sudah berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik untuk sampai pada play-off. Kekecewaan tetap ada, meski mereka hanya menelan empat kekalahan dari 24 laga yang sudah dijalani. "Mereka memang lebih baik dan memiliki pemain kelas dunia yang benar-benar luar biasa dalam tim. Eriksen menunjukkan kualitasnya," ujar O’Neill.

Eriksen yang mencetak tiga gol menjadi perbincangan utama dari apa yang dilakukannya selama membela Denmark selama babak kualifikasi dan play-off Piala Dunia 2018. Sepanjang penampilannya dia menciptakan 11 gol dan 3 assist yang berarti lebih banyak dari yang dilakukan 10 pemain lain di tim Denmark. Eriksen juga berhasil menjadi gelandang tersubur pada kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa.

"Membawa negara ke Piala Dunia dengan tiga gol dan memenangkan play-off tentunya sangat berarti bagi seluruh karier dan hidup saya. Hal yang besar dan saya sangat senang dengan itu," tutur Eriksen seusai pertandingan.

Gelandang berusia 21 tahun ini mengakui jika sekarang menjadi jauh lebih baik. Lebih matang dan efektif dalam memanfaatkan peluang jadi gol serta semakin dewasa dibandingkan sebelumnya. "Dengan perubahan manajer dan bagaimana kami bermain, membuat saya menikmati permainan. Ini adalah perubahan besar," tuturnya.

Pelatih Denmark Age Hareide justru mengkritik strategi O'Neill. Menurut dia, keputusan O'Neill bermain dengan formasi berlian di tengah membuka ruang lebar untuk dieksploitasi Eriksen. "Terima kasih banyak telah memberinya (Eriksen) ruang. Hari ini dia fantastis. Dia selalu fantastis dengan bola, bekerja keras untuk tim, inspirasi bagi semua pemain di sekitarnya," ujar Hareide.

Menggantikan Morten Olsen, Hareide menjelaskan bagaimana pemainnya masih tenang meski tertinggal 0-1. Eriksen dkk tidak stres, terus bermain dengan sabar, untuk mendapatkan ruang dan kemudian bisa menciptakan gol. Padahal, Rep Irlandia dikenal sebagai tim dengan pertahanan bagus sehingga bisa mencetak lima gol jelas sebuah hasil langka. "Ini sangat berarti. Kami memainkan banyak laga, belum kalah sejak 2016," pungkasnya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0196 seconds (0.1#10.140)