Gareth Bale, Pahlawan yang Tak Diinginkan

Kamis, 21 Desember 2017 - 14:49 WIB
Gareth Bale, Pahlawan yang Tak Diinginkan
Gareth Bale, Pahlawan yang Tak Diinginkan
A A A
PETINJU Floyd Mayweather Jr tidak pernah sekali pun kalah dari ring tinju. Tapi dia mengerti betul seorang juara bukanlah orang yang terkalahkan. "Seorang pemenang itu adalah orang yang mau berjuang dari kekalahan atau kegagalan. Karena itulah rasanya menjadi seorang juara. Dia mampu membalikkan keadaan dari kegagalan menjadi keberhasilan," kata Floyd Mayweather Jr.

Sekarang bayangkan pesepak bola asal Wales yang saat ini membela klub sepak bola Real Madrid, Gareth Bale. Datang ke ibu kota Spanyol dengan banderol harga fantastis, yakni Rp1,3 triliun pada 2013, Gareth Bale justru lebih banyak menghabiskan waktunya dengan cedera.
Selama lima musim di Real Madrid, kapten tim nasional Wales itu malah absen hampir 40 persen dari seluruh pertandingan Real Madrid. Selama di Spanyol total ada 11 kali pemain bernomor punggung 11 tersebut cedera.

"Harusnya orang biasa akan putus asa. Dia mencoba untuk kembali, tapi begitu kembali dia malah cedera lagi," ujar pelatih tim nasional Wales, Chris Coleman. Dia tidak meragukan mental Gareth Bale yang sekuat baja. Dia sangat percaya cedera tidak akan melumpuhkan semangat Gareth Bale untuk bermain bola lagi. "Yang perlu dia lakukan hanyalah mengubah metode latihan," kata Chris Coleman.

Entah diikuti atau tidak, Gareth Bale terbukti masih terus berlatih. Sebelum tampil di semifinal Piala Dunia Antarklub di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu lalu, Gareth Bale mengunggah video dirinya yang tengah berlatih keras. Hasil kerja keras itu berujung manis saat pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, memasukkan Gareth Bale sebagai pengganti Karim Benzema ketika melawan Al Jazira di menit ke-80 di semifinal Piala Dunia Antarklub 2017. Hanya dalam waktu 36 detik, Gareth Bale mencetak gol pemenang.

"Saya sangat bahagia untuk Gareth Bale dan dia juga bahagia," puji Zidane.

Gareth Bale memang layak bahagia. Setidaknya sejak tiba di Real Madrid, Gareth Bale seolah seperti pahlawan yang tak diinginkan. Mantan Presiden Real Madrid Florentino Perez malah pernah meledek Gareth Bale yang dianggapnya sebagai pelarian Real Madrid karena tidak berhasil menggaet Neymar Jr. "Kalau kita dapat Neymar Jr, kita tidak akan pernah membeli dia," katanya.

Jurnalis sepak bola kawakkan asal Spanyol, Santiago Segurola, malah lebih parah. Jurnalis dari Marca tersebut meragukan kemampuan pria asal Cardiff tersebut bermain sepak bola. "Dia tidak mengerti bermain sepak bola, dia cuma paham berlari," kritiknya.

Kritikan-kritikan tersebut seolah terbukti karena Gareth Bale mengawali musim pertamanya di Liga Spanyol dengan terseok-seok. Seiring waktu dia langsung menunjukkan kualitasnya. Tidak jarang Real Madrid mengandalkan mantan pesepak bola klub Tottenham Hotspur tersebut sebagai penentu. Salah satunya adalah saat dia membuat gol spektakuler ke gawang Barcelona dalam ajang Copa del Rey. Dia juga mencetak gol krusial saat berhasil mengalahkan Atletico Madrid di ajang Final Piala Champions 2014.

"Saat itu luar biasa. Bisa melakukannya di musim pertama itu seperti sebuah mimpi jadi nyata. Ini alasan saya datang ke Real Madrid," kata Gareth Bale.

Namun, bulan madu Gareth Bale dengan Real Madrid berlangsung sekejap. Sesudahnya Gareth Bale melihat dengan mata sendiri betapa dia benar-benar dipermalukan oleh pendukung Real Madrid sendiri. Baru-baru ini, ketika Real Madrid ditahan imbang oleh Valencia, dia hanya diam termangu ketika Stadion Santiago Bernabue mengeluarkan suara cemoohan untuknya. Dia tidak menyangka suporter Real Madrid tidak paham jika dirinya baru sembuh dari cedera. Dia masih membutuhkan waktu untuk kembali nyetel dengan rekan-rekannya di Real Madrid.

Mantan kapten Real Madrid Fernando Hierro seolah membela bahwa Gareth Bale itu seperti sebuah mobil Formula 1. Layaknya mobil Formula 1, Gareth Bale butuh sebuah perawatan yang benar dan matang. Sedikit saja kesalahan yang terjadi, akan membuat "mobil" tersebut tidak berjalan maksimal. "Jika melihat dari keinginannya yang luar biasa kuat, saya yakin performa yang dulu dia tunjukkan akan datang lagi," kata Fernando Hierro.

Juande Ramos, mantan pelatih teknis Gareth Bale di Tottenham Hotspur juga mengatakan hal yang senada. Dia mengatakan tidak perlu lagi meragukan mental dari Gareth Bale. Menurutnya, Gareth Bale adalah sosok pejuang yang selalu bangkit dari kegagalan dan cemoohan. Cedera yang selalu mendekap Gareth Bale, menurutnya terjadi karena Welshman tersebut memiliki potensi fisik luar biasa. Sedikit saja kesalahan dilakukan Gareth Bale, misalnya salah dalam pemanasan, maka cedera langsung muncul.

Kemampuan berlari yang kencang juga kerap berpotensi menimbulkan cedera. "Sedikit saja kontak yang terjadi, saat dia berlari kencang, maka semakin besar potensi cederanya," kata Ramos.

Selain dihantui cedera, Ramos mengatakan, skema taktik yang dijalankan Zinedine Zidane ke Real Madrid tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki Gareth Bale. Saat ini Real Madrid menurutnya lebih menginginkan para pemain lama dalam memegang bola dan bermain teknikal. Ini sangat berbeda dengan gaya Gareth Bale yang membutuhkan ruang lebih luas agar mudah mengeksploitasi lawan. Hal ini semakin diperparah karena lawan-lawan Real Madrid juga mulai menutup semua celah setiap kali berhadapan dengan Real Madrid. Tidak heran jika penggemar Real Madrid akhirnya mencemooh Gareth Bale.

Paco Buyol, mantan penjaga gawang Real Madrid mengatakan, Gareth Bale tidak usah galau dengan cemoohan tersebut. Apalagi tidak hanya Gareth Bale saja yang menerima perlakuan itu. Cristiano Ronaldo bahkan pernah mengalaminya. "Gareth Bale sudah pernah membuktikan, dia adalah bagian penting dari Real Madrid. Sekarang dia akan melakukannya sekali lagi," katanya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5732 seconds (0.1#10.140)