Serda Archia, Srikandi Penakluk Selat Sunda

Senin, 05 Maret 2018 - 08:08 WIB
Serda Archia, Srikandi Penakluk Selat Sunda
Serda Archia, Srikandi Penakluk Selat Sunda
A A A
CILEGON - Tubuh Archia Febra Novera tampak melemas di Pantai Tanjung Sekong, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (3/3) pagi. Mukanya sangat pucat dan tubuhnya mengigil dingin. Seluruh telapak tangannya berkeriput, begitupun dengan betisnya terlihat memutih.

Dengan badanya yang sedikit lunglai karena capek, dara manis asli Pasuruan, Jawa Timur ini berjalan lemas ke sisi kanan gerbang finis. Dia kemudian membilas diri sebelum beristirahat.

Lemas bercampur senang dan bangga meliputi perasaannya kala itu. Sesekali perempuan berumur 22 tahun itu tersenyum saat diwawancari wartawan. Bibirnya yang berkeriput seolah tak mampu mengucapkan satu kata pun. Hanya anggukan yang dia berikan, sembari mengerdipkan kelopak mata sebagai tanda ‘iya’ saat diwawancarai wartawan.

Archia bukan perempuan biasa. Archia adalah prajurit dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) yang berhasil menaklukkan Selat Sunda. Prajurit berpangkat Serda (K) ini mencapai garis finis pertama setelah berenang sejauh 39 kilometer (km) dari Bakau Jaya Bakauheni, Lampung menuju Pantai Tanjung Sekong. Lomba renang ini digelar oleh TNI AL dalam rangka HUT ke-72 Korps Marinir. Archia mulai berenang dari Bakauheni Jumat (2/3) pukul 21.30 WIB dan menyentuh garis finih di Cilegon Sabtu (3/3) pukul 09.00 WIB.

Setelah hampir dua jam beristirahat di tenda kesehatan, raut kebahagiaan Archia lebih tampak jelas. Terlebih kali ini dirinya bersama dengan Serda Ni Luh Putu Meisaningsih akhirnya berhasil naik podium. Oleh panitia, dirinya dan Ni Luh yang berasal dari Lantamal V Surabaya dinyatakan meraih juara kehormatan lantaran menjadi sepasang wanita penakluk Selat Sunda.

Senyum keduanya pun mengembang saat mengangkat sterofoam bertulis Rp10 juta sebagai tanda pemberian hadiah utama setelah menaklukkan Selat Sunda. Archia tampak begitu gembira, bibirnya melebar membuat wajah manisnya terlihat. “Senang sekali, aku bangga bisa finis,” ucap Archia lirih.

Prajurit Kupus II Direktorat Keuangan Angkatan Darat Bandung ini mengaku tak menyangka tubuh mungilnya mampu menaklukan Selat Sunda. Sebelumnya, Archia juga berhasil menaklukkan Selat Madura yang memiliki panjang 4 km kilometer. Kala itu, dia dinobatkan sebagai juara satu kategori wanita.

Saat menjalani lomba, Archia, Ni Luh dan perenang lain sempat mengalami kewalahan. Jarak pandang yang terbatas saat malam hari membuat perenang hanya mengandalkan sinar bulan dan cahaya bintang. Menurut Archia, di saat lelah mendera, dia memilih mengambang di atas laut yang gelap sambil mengandalkan pelampung yang terpasang di punggung.

Tantangan lebih besar saat mendekati Pulau Tempurung. Kondisi arus yang deras dan deburan ombak kencang membuat mentalnya sempat terganggu. Ayunan tangan tak membuat badannya maju, karena deburan ombak yang besar.

Archia tak menyerah. Tekadnya tinggi untuk mengalahkan angin dan ombak malam itu. Dengan tenaga yang tersisa dia kemudian mencoba kembali bersemangat dan berhasil finis dengan waktu lebih dari 10 jam mengalahkan banyak peserta lain.

Pemenang lomba renang jatuh ke tangan Kopda (Mar) Budi Santoso. Prajurit Batalion II Intai Amfibi (Intaifib) ini menjadi peserta yang pertama menyentuh garis finis dengan catatan waktu 9 jam 29 menit 56 detik. Dia memecahkan rekor yang sebelumnya dicatat Praka Mar Tayuri dengan 9 jam 47 menit dan 5 detik pada 1996 lalu.

Budi pun berhak membawa pulang mobil Mitsubishi Xpander senilai sekitar Rp200 juta. Prajurit berumur 33 tahun asal Wonosobo ini, mengalahkan 300 peserta lainnya.

Lomba renang kali ini merupakan pergelaran kesembilan sejak pertama kali diadakan pada 1992. Lomba ini digelar setelah sempat vakum selama 11 tahun. (Yan Yusuf)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5493 seconds (0.1#10.140)