Pemerintah Keroyokan demi Gelaran MotoGP 2020 di Indonesia

Rabu, 18 April 2018 - 15:11 WIB
Pemerintah Keroyokan demi Gelaran MotoGP 2020 di Indonesia
Pemerintah Keroyokan demi Gelaran MotoGP 2020 di Indonesia
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan MotoGP pada 2020 di Sirkuit Internasional Sentul, Jawa Barat. Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko seusai pertemuan dengan pengelola sirkuit dan mitra strategi di Gedung Bina Graha, Rabu (18/4/2018).

Pertemuan ini turut dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Tinton Suprapto, Ananda Mikola, dan jajaran pengelola Sirkuit Sentul Bogor, serta Patrick Tan selaku mitra strategis penyelenggaraan MotoGP di Indonesia. Moeldoko menegaskan, Kantor Staf Presiden siap membantu agar persiapan penyelenggaraan MotoGP di Indonesia berjalan ‘on target’.

"Kita tidak boleh mundur. Maju terus. Pemerintah memberikan dukungan penuh agar MotoGP bisa digelar lagi di Indonesia. Mari bersinergi untuk menjalankan tugas masing-masing," kata Moeldoko, usai pertemuan di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden.

Di tempat yang sama, Tinton Suprapto menyatakan dukungan pemerintah untuk menyelenggarakan MotoGP di Tanah Air bak mimpi yang menjadi kenyataan. Dikatakan, gelaran balap pacuan kuda besi bergengsi ini bisa dikatakan sebagai pesta rakyat.

"MotoGP adalah pesta rakyat, yang meskipun dilaksanakan oleh swasta, tapi keuntungan besarnya dirasakan seluruh negeri," jelas Tinton.

Indonesia sendiri sebenarnya sudah punya pengalaman menggelar event balap bergengsi seperti ini. Pada 28 September 1997, Sirkuit Sentul pernah menggelar kejuaraan MotoGP. Saat itu Valentino Rossi turun di kelas 125 cc dan menjadi juara dengan bendera Aprilia, sementara kelas 250 cc dijuarai Max Biaggi dari Honda.

Adapun podium nomor bergengsi 500 cc dipuncaki trio Honda dengan urutan juara Tadayuki Okada (Jepang) diikuti Mick Doohan (Australia) dan Alex Criville (Spanyol). "Saat itu, gelaran MotoGP tak bisa dilanjutkan lagi di Indonesia karena krisis ekonomi. Jadi kalau Moto GP bisa kembali digelar di Sentul, ini benar-benar mimpi yang jadi nyata," tambah Tinton.

Patrick Tan selaku mitra strategis penyelenggaraan MotoGP 2020 menyatakan siap mendukung terlaksanananya event ini. Mengingat ajang balap di kelas elite ini memiliki tingkat popularitas yang tinggi di Indonesia.

"Apalagi popularitas MotoGP sangat tinggi di Indonesia," sahut pria yang berpengalaman menjadi promotor berbagai event balap internasional ini.

Hal senada juga disampaikan Ananda Mikola. Dia menyampaikan MotoGP menjadi olahraga otomotif yang digemari berbagai segmen masyarakat Indonesia, dari kalangan atas hingga bawah. Selain itu, dari sisi bisnis MotoGP dapat terlihat dari persaingan tiga pabrikan motor yang pangsa pasar besarnya ada di Indonesia.

"Beda dengan F1 yang hanya disukai lapisan masyarakat tertentu. Bayangkan, di motor para pembalap MotoGP terpasang slogan berbahasa Indonesia: Satu Hati dari tim Repsol Honda, Nyalakan Nyali dari Suzuki Ecstar, dan Semakin di Depan milik Movistar Yamaha," papar Ananda Mikola.

Potensi Wisatawan


Pertemuan antara tiga menteri, pengelola sirkuit, dan mitra strategis merupakan tindak lanjut kunjungan Presiden Jokowi ke Sirkuit Internasional Sentul pada (6/3) lalu. Dan pertemuan sebelumnya antara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Tinton, dan Ananda Mikola pada (19/3).

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, penyelenggaraan MotoGP bisa menyedot sedikitnya 100 ribu wisatawan mancanegara. "Dengan segala pengeluaran turis di Indonesia selama lima hari event, keuntungan langsungnya bisa mencapai Rp 1 triliun," tuturnya.

Sementara itu, dampak tak langsungnya bisa mencapai dua kali lipat dari angka itu, karena MotoGP disiarkan langsung melalui 60 stasiun televisi ke 200 negara di dunia. Nilainya sekitar Rp2 triliun. Adapun Menteri Pekerjaan Umum Basoeki Hadimoeljono menyatakan dukungannya untuk pembangunan kesiapan infrastruktur di sekitar lokasi sirkuit.

"Ini adalah proyek swasta murni, tetapi kami siap mendukung jika ada infrastruktur yang terkait untuk kepentingan publik, misalnya jalan, tempat parkir, dan sebagainya," tukas Basoeki.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2962 seconds (0.1#10.140)