Mesut Ozil, Keunikan Manusia Altruis

Kamis, 24 Mei 2018 - 12:00 WIB
Mesut Ozil, Keunikan Manusia Altruis
Mesut Ozil, Keunikan Manusia Altruis
A A A
MESUT Ozil jadi representasi bagaimana seorang atlet tidak hanya berprestasi di bidang olahraga, juga mulia dalam kehidupan. Inilah cerita beberapa kebaikan seorang pesepak bola yang tidak pernah lepas dari berdoa.

Jika ingin egois, pesepak bola tim nasional Jerman, Mesut Ozil, bisa saja jadi striker yang bermutu tinggi. Penggemar Arsenal FC pasti tidak akan pernah lupa dengan gol yang dibuat Ozil saat melawan Ludogorets di ajang Liga Champion musim 2016. Ozil menari-nari mengiring bola menaklukkan penjaga gawang dan dua bek Ludogorets. Saking indahnya aksi solo tersebut, jagat maya langsung geger seketika. Ini bukan Lionel Messi loh, tapi Mesut Ozil.

Jika tidak memiliki mental yang kuat, maka Mesut Ozil sudah dari dulu meninggalkan Arsenal FC. Bergabung dengan Arsenal FC memang seperti jadi ujian buat Mesut Ozil. Sepanjang bermain di London Utara, Mesut Ozil adalah pemain Arsenal yang paling banyak dikritik. Beberapa legendaris Arsenal mulai dari Thierry Henry, Martin Keown, Emannuelle Petit, selalu menjadikan pria berdarah Turki tersebut bulan-bulanan kekesalan, terutama ketika Arsenal kalah.

Sulit memang tidak menjadikan Ozil jadi kambing hitam. Saat ini dia merupakan pemain Arsenal dengan gaji yang paling tinggi. Setelah resmi memperpanjang kontrak dengan Arsenal hingga 2021, Ozil mendapatkan gaji 350.000 poundsterling atau lebih dari Rp6,6 miliar per pekan. Jadi, tidak heran jika ekspektasi tinggi dibebankan ke punggung pria kelahiran Gelsenkirchen, Jerman itu. "Dia adalah pemain terbaik Arsenal, saat dia memang menginginkannya," ujar Emmanuele Pettit.

Sikap pendiam dan flamboyan Ozil memang jadi salah satu pemicu mengapa kritikan demi kritikan tersebut bermunculan. Sikap pendiam itulah yang membuat dia jadi bulan-bulanan. Padahal, jika melihat statistik sejak bergabung dengan Arsenal pada 2013, Mesut Ozil selalu berada di papan atas pemberi assist terbaik di Liga Inggris.

Sikap pendiam Ozil memang mengejutkan. Sama mengejutkannya ketika dia diam-diam memberikan seluruh bonus kemenangan Jerman di Piala Dunia 2014 di Brasil ke 23 anak Brasil. Uang tersebut digunakan untuk mendanai biaya kesehatan anak-anak Brasil tersebut. "Ada 23 orang di tim nasional Jerman. Jadi, ini bukan hanya saya tapi mewakili setiap anggota tim nasional," kata Mesut Ozil merendah.

Sebenarnya bisa saja Ozil mengakui sumbangan tersebut dilakukan hanya untuknya. Namun, bukan Ozil namanya jika egois. "Sebenarnya saya tidak ingin hal ini dibicarakan. Saya datang dari lingkungan yang di mana melakukan segala kebaikan itu tidak perlu ditunjukkan. Bagi kami, ini yang dinamakan kerendahan hati," ujar Ozil.

Kerendahan hati inilah yang kemudian berhasil mencuri perhatian organisasi kemanusiaan Laureus. Tindakan diam-diam Ozil tersebut mereka anggap sebagai tindakan yang patut dicontoh dan tanpa pamrih. Atas kebaikan tersebut, mereka memberikan penghargaan Laureus Sport for Good Awards.

Ozil memang berusaha menyembunyikan kebaikan hatinya jauh dari radar. Termasuk baru-baru ini ketika dia mendonasikan uang yang sangat besar, yakni 30.000 poundsterling atau setara Rp562 miliar untuk jam tangan Rolex edisi Arsenal Invicible di Arsenal FC Charity Event. Legendaris Arsenal FC, Thierry Henry, justru yang menyebut nama Ozil sebagai orang yang mendonasikan uang sebesar itu lewat akun Twitter resmi miliknya.

"Terima kasih sekali buat Ozil dengan kedermawanannya. Ini sangat membantu sekali, saya sangat bangga karena uang ini akan banyak membantu orang-orang yang kesusahan," tulis Thierry Henry.

Kedermawanan Ozil bahkan pernah dirasakan langsung oleh seorang anak di Jakarta Utara, Dani. Perkenalan Dani dan Ozil bermula ketika gelandang legendaris Arsenal, Ray Parlour, datang ke Jakarta dalam kegiatan sosial Save the Children. Saat itu Ray Parlour mengetahui kisah Dhani yang terpaksa berhenti sekolah untuk membantu keluarga. Cerita Dhani rupanya sudah diketahui Ozil. Merasa tersentuh, ia pun memajang foto Dhani yang sedang mengenakan jersey Arsenal bernomor punggung 11 di Instagram.

"Dhani tinggal di area kumuh di Jakarta Utara. Dia terpaksa putus sekolah untuk membantu keluarganya karena sang ayah buta. Terima kasih kepada program @Arsenal_Foundation dan @SaveChildrenUK yang menyediakan tempat buat membangun kepercayaan diri dia. Sepak bola bisa sangat menolong kehidupan anak-anak di seluruh dunia," kata Ozil di Instagram.

Kebiasaan berbagi dan menolong orang tersebut bukan datang tiba-tiba. Ozil yang hidup sebagai imigran di Jerman merasakan betul bahwa hidup, terutama buat anak-anak marjinal, begitu berat untuk dijalani. Dari situlah kepekaannya untuk berbagi semakin terasah.

Dia jadi sangat peka untuk "berbagi". Ozil kini berubah menjadi manusia altruistic yang memiliki kemurahan hati untuk menolong, berguna untuk sesama, dan meningkatkan kesejahteraan tanpa pamrih atau mengharapkan imbalan. Moralitas altruistik ini juga menjalar ke lapangan tempat Ozil bermain bola. Dia selalu berupaya membagi bola dengan baik ke teman-temannya di Arsenal FC. Toh kalau saat ini dia masih saja terus dikritik, dia tetap tidak memusingkannya.

Mesut Ozil mungkin selalu ingat dengan pepatah Turki, "Cömertlik ve yard?metmede akarsu gibiol" yang artinya dalam kedermawanan dan tolong-menolong, jadilah seperti air sungai yang mengalir. Karena inti dari altruistic adalah tanpa pamrih yang tiada bertepi.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6139 seconds (0.1#10.140)