Gagal di Laga Uji Coba, Wakil dari Benua Hitam Diragukan

Jum'at, 08 Juni 2018 - 12:46 WIB
Gagal di Laga Uji Coba, Wakil dari Benua Hitam Diragukan
Gagal di Laga Uji Coba, Wakil dari Benua Hitam Diragukan
A A A
SCHWECHAT - Pada waktu yang bersamaan di dua tempat yang berbeda, dua wakil Afrika pada Piala Dunia, Nigeria dan Mesir, gagal meraih kemenangan saat menjalani uji coba melawan tim Eropa. Nigeria tumbang dari Rep Ceko, sedangkan Mesir takluk 0-3 di depan Belgia. Nigeria dan Mesir adalah dua dari lima wakil Afrika pada Piala Dunia 2018.Tiga tim lain ditempati Maroko, Senegal, dan Tunisia. Dari lima tim tersebut, Nigeria menjadi tim dengan jam terbang paling tinggi pada Piala Dunia dengan enam kali tampil. Jumlah itu berada di atas Tunisia (5), Maroko (5), Mesir (4), dan Senegal (2). Lima negara ini pula yang diharapkan bisa memperbaiki wajah Afrika di Piala Dunia. Mesir menjadi wakil Afrika pertama, yaitu Piala Dunia 1934. Kini, setelah 84 tahun berlalu sejak mereka berpartisipasi, penampilan wakil Benua Hitam tidak kunjung memperlihatkan perubahan.
Bahkan, saat Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang menjadi tuan rumah, tetap tak bisa mengangkat pamor benua seluas 30,37 juta kilometer persegi tersebut. Catatan terbaik wakil Afrika berhenti pada perempat final. Asia bisa dianggap lebih baik karena pernah menempatkan wakilnya, Korea Selatan pada semifinal. “Saya bisa saja mengatakan (wakil) Afrika akan menembus semifinal dan menjadi juara, tetapi itu cuma mimpi. Jujur saja saya tidak bisa melihat mereka melangkah lebih jauh dari perempat final,” kata mantan pemain timnas Kamerun dan Arsenal Lauren, dikutip BBC . Agak aneh memang melihat bagaimana wakil Afrika justru kesulitan bersaing di level tertinggi.

Padahal, banyak pemain mereka menginvasi sepak bola Eropa, termasuk lima kompetisi elite. Nigeria, misalnya. Pelatih Gernot Rohr hanya memasukkan dua nama pemain yang berasal dari kompetisi domestik, yaitu Ikechukwu Ezenwa lainnya sebagian besar berasal dari kompetisi Eropa, mulai Inggris, Rusia, sampai Israel. Sisanya ada dari Liga China dan Turki. Jumlahnya mencapai 19 pemain. Maroko 20 pemain lain berasal dari kompetisi Eropa, sebagian besar bermain di Spanyol. Tu ni sia 10 pemain berasal dari Eropa, sebagian besar bermain di Prancis.

Mesir membawa tujuh pemain dari Liga Primer Mesir. Sementara Senegal, 20 dua dari 23 pemain merumput di Eropa. Hanya satu nama yang bermain di kompetisi Afrika, yaitu Geunie. “Ini adalah pendapat jujur saya karena kami masih satu langkah di belakang tim teratas. Saya tidak bisa melihat mereka menantang Jerman, Argentina, Spanyol, atau Brasil, mereka tidak di level itu,” ujar Lauren. Mantan Pelatih Timnas Nigeria Volker Finke juga tidak percaya tim Afrika akan melangkah jauh pada Piala Dunia 2018. Alasannya, olahraga di Afrika termasuk sepak bola masih kurang bagus dari sisi organisasi, infrastruktur, dan kurangnya transparansi. Kondisi tersebut membuat sepak bola sulit mendapat dana besar.

Dia menceritakan bagaimana tiba-tiba, pintu di hotel tim terkunci, karena tagihan belum dibayar; bus tim tidak akan datang mengambil pemain, karena ada dugaan tidak ada uang bahan bakar; atau penerbangan ditunda, dengan alasan hadiah untuk pemain masih dinegosiasikan. “Di Afrika, asosiasi sepak bola memiliki anak didik di antara para pemain. Ketika bekerja di Kamerun, 50% titipan dan 50% pelatih. Padahal untuk sukses membutuhkan dukungan dari federasi. Bisa dibayangkan jika tidak menyertakan pemain tertentu,” tutur Finke kepada dw.com .
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9591 seconds (0.1#10.140)