Polda Jateng Klaim Video Testimoni Rektor Tak Diarahkan untuk Paslon Tertentu

Selasa, 06 Februari 2024 - 23:09 WIB
loading...
Polda Jateng Klaim Video Testimoni Rektor Tak Diarahkan untuk Paslon Tertentu
Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) alias Unika Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindiarto. Foto/Eka Setiawan
A A A
SEMARANG - Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) mengakui mengeluarkan instruksi untuk membuat konten-konten video menjelang gelaran inti Pemilu 2024. Konten-konten itu di antaranya dari tokoh masyarakat, pemuda, tokoh agama hingga kalangan kampus.

Namun, Polda Jateng membantah konten video yang diminta itu diarahkan untuk pasangan calon (paslon) Capres – Cawapres tertentu di Pemilu 2024 . “Tidak ada mengarah salah satu paslon,” ungkap Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Selasa (6/2/2024).

Dia mengatakan pada satu sisi tujuannya dalam rangka menciptakan kamtibmas yang kondusif. Ini kegiatan cooling system, (membuat narasi video) kepada beberapa tokoh baik tokoh agama, tokoh masyarakat, orang-orang yang punya kompetensi untuk bisa membantu situasi kamtibmas berjalan aman, lancar dan tertib.



“Polri mengimbau kepada tokoh-tokoh masyarakat memberikan informasi kepada masyarakat sebagai edukasi. Tujuannya agar pelaksanaan pemilu berjalan lancar, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, pada satu sisi (kami) menjaga netralitas,” ujar Satake.

Pada bagian lain, Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) alias Unika Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindiarto mengatakan sejak Jumat pekan lalu hingga Selasa siang ini, seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai anggota Polrestabes Semarang memintanya membuat narasi video maupun pernyataan.

Ferdi, sapaanya, mengatakan orang itu juga mengirimkan beberapa contohnya. Ferdi menyebut isinya tentang mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi selama 9 tahun ini hingga Pemilu 2024 mencari pemimpin yang bisa meneruskan kinerja Jokowi.

Video itu akan dilaporkan seseorang itu ke Kapolda Jateng begitu bisa dipenuhi. Namun, Ferdi menolaknya.



“Intinya bukan kami membenci, tidak, tapi ketika hal baik tentu kami harus katakan baik tapi kalau tidak pas ya kami harus mengatakan tidak pas. Mari kembali ke hal-hal yang sesuai dengan prinsip demokrasi dan konstitusi,” kata Ferdi.

Ferdi juga sempat menyampaikan pada seseorang yang memintanya membuat video testimoni. “Saya sampaikan, Pak mbok kasihan dengan saya, saya tahu panjenengan menjalankan tugas, tetapi pilihan saya, pilihan kami tolong hormati,” tandasnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2097 seconds (0.1#10.140)