2 Pelanggaran Brutal Wahyudi Hamisi di Liga 1, Salah Satunya Bikin Lawan Patah Kaki dan Pensiun
loading...
A
A
A
Wahyudi Hamisi kini tengah disorot publik usai lakukan aksi brutal di Liga 1 . Hal tersebut membuat banyak pihak ingin jika gelandang yang bermain untuk PSS Sleman itu mendapat sanksi berat.
Salah satu pihak yang menginginkan Wahyu mendapat sanksi berat adalah sekjen PSSI , Yunus Nusi. Dirinya berharap jika setiap pemain yang berperilaku tidak terpuji saat menjalani pertandingan di Liga 1 mendapatkan sanksi berat.
Perilaku tidak terpuji berupa pelanggaran yang disengaja atau tidak disengaja memang sudah menjadi hal biasa dalam sepak bola. Biasanya dari perilaku inilah yang memancing ketegangan antara kedua belah tim yang sedang bertanding.
Wahyu Hamisi sendiri merupakan gelandang 26 tahun yang tengah membela PSS Sleman. Rupanya bukan baru kali ini dirinya melakukan aksi pelanggaran keras ke pemain lawan. Karena sebelumnya dia sempat membuat pemain Liga 1 patah tulang hingga pensiun.
Dalam laga PSS Sleman menghadapi Persebaya Surabaya pada pekan ke-27 Liga 1 2023/2024 di Stadion Gelora Bung Tomo, Wahyu Hamisi terlihat menendang kepala Bruno Moreira yang sedang terkapar.
Atas aksi tersebut lantas membuat Bruno naik pitam hingga memancing keributan kedua belah tim. Tidak berhenti sampai situ, Wahyu juga sempat mengacungkan jari tengahnya ke pemain Persebaya ketika kerusuhan terjadi.
Hal tersebut membuat pihak Persebaya melayangkan protes resmi. Bajul Ijo mengirim surat dan bukti-bukti ke PSSI. Dalam pernyataannya, Persebaya juga menyayangkan keputusan wasit Ginanjar Rahman hanya memberi kartu kuning ke Wahyudi Hamisi.
Aksi tidak terpuji dari Wahyu Hamisi ini juga mendapat perhatian dari sekjen PSSI, Yunus Nusi. Disebutkan jika pihak PSSI sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit untuk mengusut masalah ini.
Robertino Pugliara, pemain yang memiliki bakat luar biasa, harus mengakhiri karirnya karena mengalami cedera serius akibat tekel kejam dari Wahyudi Hamisi pada 2018.
Peristiwa ini terjadi ketika Wahyu masih berseragam Borneo FC pada 13 Oktober 2018 di Gelora Bung Tomo menghadapi Persebaya. Pada saat itu Robertino yang tengah membawa bola mendapat tekel gunting keras dari belakang.
Dari situ Robertino mulai menjerit kesakitan, parahnya dari pelanggaran sekeras itu Wahyu Hamisi hanya mendapatkan kartu kuning dari wasit.
Karena tekel tersebut, Robertino harus mengakhiri laga lebih cepat di menit ke-15 akibat menderita patah tulang fibula. Karena cedera ini jugalah yang membuat Robertino gantung sepatu.
Itulah dua pelanggaran berat yang pernah dilakukan oleh Wahyu Hamisi. Hal yang perlu disorot disini adalah dua kartu kuning untuk dua pelanggaran keras memperlihatkan kurang tegasnya wasit Indonesia dalam memberikan sanksi.
Salah satu pihak yang menginginkan Wahyu mendapat sanksi berat adalah sekjen PSSI , Yunus Nusi. Dirinya berharap jika setiap pemain yang berperilaku tidak terpuji saat menjalani pertandingan di Liga 1 mendapatkan sanksi berat.
Perilaku tidak terpuji berupa pelanggaran yang disengaja atau tidak disengaja memang sudah menjadi hal biasa dalam sepak bola. Biasanya dari perilaku inilah yang memancing ketegangan antara kedua belah tim yang sedang bertanding.
Wahyu Hamisi sendiri merupakan gelandang 26 tahun yang tengah membela PSS Sleman. Rupanya bukan baru kali ini dirinya melakukan aksi pelanggaran keras ke pemain lawan. Karena sebelumnya dia sempat membuat pemain Liga 1 patah tulang hingga pensiun.
2 Pelanggaran Brutal Wahyu Hamisi
1. Wahyu Hamisi tendang Kepala Bruno Moreira
Dalam laga PSS Sleman menghadapi Persebaya Surabaya pada pekan ke-27 Liga 1 2023/2024 di Stadion Gelora Bung Tomo, Wahyu Hamisi terlihat menendang kepala Bruno Moreira yang sedang terkapar.
Atas aksi tersebut lantas membuat Bruno naik pitam hingga memancing keributan kedua belah tim. Tidak berhenti sampai situ, Wahyu juga sempat mengacungkan jari tengahnya ke pemain Persebaya ketika kerusuhan terjadi.
Hal tersebut membuat pihak Persebaya melayangkan protes resmi. Bajul Ijo mengirim surat dan bukti-bukti ke PSSI. Dalam pernyataannya, Persebaya juga menyayangkan keputusan wasit Ginanjar Rahman hanya memberi kartu kuning ke Wahyudi Hamisi.
Aksi tidak terpuji dari Wahyu Hamisi ini juga mendapat perhatian dari sekjen PSSI, Yunus Nusi. Disebutkan jika pihak PSSI sudah berkoordinasi dengan Komite Wasit untuk mengusut masalah ini.
2. Tekel Dua Kaki ke Robertino Pugliara
Robertino Pugliara, pemain yang memiliki bakat luar biasa, harus mengakhiri karirnya karena mengalami cedera serius akibat tekel kejam dari Wahyudi Hamisi pada 2018.
Peristiwa ini terjadi ketika Wahyu masih berseragam Borneo FC pada 13 Oktober 2018 di Gelora Bung Tomo menghadapi Persebaya. Pada saat itu Robertino yang tengah membawa bola mendapat tekel gunting keras dari belakang.
Dari situ Robertino mulai menjerit kesakitan, parahnya dari pelanggaran sekeras itu Wahyu Hamisi hanya mendapatkan kartu kuning dari wasit.
Karena tekel tersebut, Robertino harus mengakhiri laga lebih cepat di menit ke-15 akibat menderita patah tulang fibula. Karena cedera ini jugalah yang membuat Robertino gantung sepatu.
Itulah dua pelanggaran berat yang pernah dilakukan oleh Wahyu Hamisi. Hal yang perlu disorot disini adalah dua kartu kuning untuk dua pelanggaran keras memperlihatkan kurang tegasnya wasit Indonesia dalam memberikan sanksi.
(sto)