Kisah Richard Theodore Raja F&B Indonesia yang Menginspirasi

Sabtu, 09 Maret 2024 - 19:10 WIB
loading...
Kisah Richard Theodore Raja F&B Indonesia yang Menginspirasi
Nama Richard Theodore sebagai satu di antara pengusaha muda di Indonesia saat ini memang tengah naik daun. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Nama Richard Theodore sebagai satu di antara pengusaha muda di Indonesia saat ini memang tengah naik daun. Pria kelahiran 16 November 1995 tersebut sukses membangun kerajaan kuliner beromzet hingga puluhan miliaran rupiah setiap bulannya.

Satu di antara restoran kuliner yang dibangunnya adalah Sambal Bakar Indonesia yang begitu fenomenal. Sejak didirikan pertama kali pada Juli 2022, hanya dalam waktu kurang dari dua tahun, Sambal Bakar Indonesia telah memiliki 22 outlet yang tersebar di sejumlah kota di Tanah Air, mulai dari Jabodetabek, Lampung, Surabaya, hingga Bali.

Dimana seluruh gerai tersebut dioperasikan dan dibangun sendiri oleh Richard dan teamnya dengan nilai investasi mencapai Rp5 miliar hingga Rp10 miliar per gerainya.

Setiap outlet Sambal Bakar kerap ramai dikunjungi para pelanggan dengan rata-rata jumlah pengunjung mencapai 1000 orang per hari. Tak heran jika resto tersebut makin ngehits dan mampu mencatatkan pendapatan rata-rata sebesar Rp1 miliar hingga Rp3 miliar per bulan untuk satu gerai saja.



Berkembang pesatnya Sambal Bakar Indonesia ini tak lepas dari tangan dingin sang CEO, Richard Theodore. Pria yang juga dijuluki sebagai Raja F&B Indonesia tersebut bukanlah berasal dari keluarga pengusaha tetapi dia memang sudah sejak kecil bercita-cita ingin menjadi pengusaha sukses.

Bersekolah di SMK jurusan Tata Boga dan melanjutkan kuliah di Universitas Bina Nusantara jurusan manajemen bisnis, Richard memilih untuk menggeluti usaha food and beverage service. Sebab baginya, kuliner merupakan bisnis yang tak akan pernah mati.

"Saya basic nya seorang professional, dulu pernah bekerja di Kawan Lama Group tepat nya di Ace Hardware. Namun, basic pendidikan saya adalah culinary dan kuliahnya ambil business di Binus University," kata Richard.

"Simple, karena menurut saya kuliner adalah bisnis yang enggak bisa mati, karena semua orang butuh makan. Setiap kehidupan butuh konsumsi makanan dan minuman," lanjut pria berusia 28 tahun tersebut ketika ditanya alasannya memilih bisnis kuliner.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2615 seconds (0.1#10.140)