Ternyata Uzbekistan Dukung Penghapusan Masa Jabatan Presiden AFC

Rabu, 01 Mei 2024 - 14:04 WIB
loading...
Ternyata Uzbekistan...
Kepemimpinan wasit dalam beberapa pekan terakhir ini menyita perhatian penikmat sepak bola di Tanah Air / Foto: The Peninsula Qatar
A A A
Kepemimpinan wasit dalam beberapa pekan terakhir ini menyita perhatian penikmat sepak bola di Tanah Air. Ini tak lepas dari tudingan banyak pihak mengenai kecurangan yang dilakukan juru pengadil lapangan hijau saat memimpin laga Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024.

Wasit biasanya memiliki otoritas penuh untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan jalannya pertandingan, termasuk memberikan kartu kuning atau merah kepada pemain yang melanggar aturan, memutuskan apakah suatu gol sah atau tidak, dan menyelesaikan sengketa antar pemain atau tim.

Tapi bagaimana jika ada wasit yang berperilaku berat sebelah alias menguntungkan salah satu tim saat memimpin pertandingan? Nasrullo Kabirov merupakan juru pengadil lapangan hijau yang dalam beberapa pekan terakhir ini mendapat sorotan.


Kabirov merupakan wasit yang membuat penggemar sepak bola di Tanah Air naik pitam saat memimpin laga pembuka Piala Asia U-23, yang mempertemukan Qatar vs Indonesia U-23. Ini disebabkan lantaran dia memberi hadiah penalti kepada Qatar dan mengusir dua pemain Indonesia dengan kartu merah.

Integritas wasit asal Tajikistan sebagai wasit berlisensi FIFA dipertanyakan. Tak hanya sekali Indonesia U-23 diduga mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari wasit selama tampil di Piala Asia U-23 2024.

Terbaru, giliran Shen Yinhao, yang mendapatkan kecaman lantaran keputusannya dianggap merugikan Skuad Garuda Muda. Akibatnya, Indonesia U-23 gagal melangkah ke final usai dikalahkan Uzbekistan dengan skor 0-2.



Ini tentunya merupakan persoalan yang serius jika hal tersebut terus terulang hanya untuk menjegal peluang Skuad Garuda Muda menjadi juara Piala Asia U-23 dan lolos otomatis ke Olimpiade Paris 2024. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dalam hal ini juga patut dipertanyakan.

Apalagi dalam laporan terbaru yang dikutip dari Inside The Games, Rabu (1/5/2024), menyebut jika Qatar, Arab Saudi, Uzbekistan dan Lebanon merupakan negara yang mengusulkan penghapusan batasan masa jabatan presiden dan pejabat terpilih. Hal ini akan memberikan lampu hijau kepada presiden Sheikh Ebrahim Al Khalifa dari Bahrain.

Dukungan itu membuat Sheikh Ebrahim Al Khalifa akan terus menjabat ketika masa jabatannya berakhir pada 2027. Semua tanda menunjukkan bahwa AFC ingin mengikuti jejak UEFA dan IOC.



Sheikh Salman pertama kali terpilih pada 2013. Dia sekarang menduduki jabatannya yang ketiga dan akan menjalani masa jabatan terakhirnya (kecuali peraturan berubah). Inside The Games melaporkan bahwa batasan masa jabatan merupakan alat untuk mencegah penumpukan kekuasaan berlebihan di tangan pemimpin dan kasus korupsi akibat favoritisme internasional.

Skandal telah terjadi dan batasan waktu tampaknya penting untuk mengatasi kemungkinan kelebihan kekuasaan yang dapat terjadi ketika pejabat tetap menjabat tanpa ada yang bisa menjalankan kendali.
(yov)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2740 seconds (0.1#10.140)