Persaingan Seri A Menurun Sejak Juventus Mengunci Gelar

Rabu, 15 Mei 2019 - 08:45 WIB
Persaingan Seri A Menurun Sejak Juventus Mengunci Gelar
Persaingan Seri A Menurun Sejak Juventus Mengunci Gelar
A A A
MILAN - Terlalu cepatnya Juventus mengunci gelar juara Seri A membuat kompetisi ini sedikit terabaikan. Apalagi Liga Primer menyajikan persaingan yang membuat mereka lebih banyak diperbincangkan dibandingkan Seri A. Padahal masih ada persaingan yang belum selesai di Seri A.

Terutama menyangkut dua slot tiket Liga Champions dan Liga Europa musim depan. Dua tiket Liga Champions sudah menjadi milik Juventus dan Napoli. Sisanya masih menjadi perebutan antara empat bahkan lima tim berbeda.

Ada duo Milan, Inter Milan dan AC Milan, tim kejutan Atlanta, AS Roma dan Torino masih bisa diperhitungkan meski peluangnya kecil. Inter memiliki peluang besar karena berada di peringkat tiga dengan 66 poin, Atlanta di posisi empat (65 poin), diikuti Milan dan Roma di peringkat lima dan enam dengan sama-sama 62 poin. Torino di posisi tujuh memiliki 60 poin.

Dengan dua laga tersisa, empat sampai dengan lima tim ini untuk bermain di Liga Champions masih sama terbuka peluangnya. “Kami harus terus percaya bahwa semua kemungkinan masih terjadi. Kami tahu betul bahwa ini tidak hanya tergantung pada kami. Tapi kami akan mencoba yang terbaik,” kata Pelatih Roma Claudio Ranieri setelah timnya mengalahkan Juventus pada akhir pekan lalu.

Roma pantas menjaga asa. Memiliki 62 poin dengan dua laga tersisa yang bisa dianggap tidak terlalu berat, yaitu Sassoulo dan Parma, mereka memiliki peluang mendapatkan angka penuh di dua pertandingan itu. Roma juga belum terkalahkan di enam pertandingan terakhir. Jika bisa melakukan sapu bersih poin, angka tim Serigala Ibu Kota tersebut mencapai 68 poin.

Angka ini secara teori masih mungkin bisa mengejar Inter, Atlanta, dan Milan. Dengan catatan, Inter dan Atlanta gagal mendapatkan poin di dua laga terakhir serta Milan kalah satu dari dua pertandingan tersebut. Masalahnya, mengharapkan ketiga tim itu terpeleset.

Inter misalnya. Mereka disebut memiliki daya saing lebih bagus pada musim ini dibandingkan tahun lalu. “Ini akan menjadi persaingan berat. Pekan depan kami masih harus bertemu Napoli dan Empoli yang juga bersaing agar tidak terdegradasi. Jadi, semua memiliki motivasi tinggi,” kata gelandang Inter berdarah Indonesia, Radja Nainggolan.

Inter tinggal membutuhkan satu kemenangan dan sekali imbang untuk mengunci perebutan tiket. Memiliki catatan tak terkalahkan di enam pertandingan terakhir, Inter harusnya tak masalah di dua laga terakhir. Jika mungkin ada yang mengganggu lebih pada harmonisasi tim.

Isu pergantian pelatih membuat energi dan fokus petinggi klub menjadi terbagi. Pelatih Luciano Spaletti sampai jengkel dengan media yang terus mempertentangkan masa depannya dan menyebut Antonio Conte sebagai calon penggantinya.

“Kalian terus menanyakan hal yang sama setiap minggu dan aku tidak ingin bersikap kasar dengan tidak menanggapi. Jika La Gazzetta dello Sport telah menulis hal yang sama selama dua tahun, dan selama tiga bulan terakhir itu setiap hari, mereka tentu tahu sesuatu. Mereka juga sangat menghina dengan berita utama mengatakan waktu sudah habis, tidak dapat apa-apa, gagal, yang pada akhirnya membebani kamu,” kata Spaletti.

Sedangkan Atlanta sekarang berada di atas angin. Pelatih Atlanta Gian Piero Gasperini berhasil mengubah tim sederhana ini menjadi sangat kompetitif. Musim lalu mereka memiliki peluang lolos ke Liga Champions setelah finis di peringkat 4 dengan memiliki 72 poin.

Sekarang menyisakan dua laga terakhir, Atlanta berada di peringkat 4 dan menghasilkan 13 pertandingan tidak terkalahkan. Bahkan, mereka melakukan sapu bersih di lima pertandingan terakhir, termasuk mengalahkan Napoli. Mereka juga melangkah ke final Coppa Italia menghadapi Lazio.

“Kami yakin, benar-benar bisa bersaing untuk tempat keempat. Liga Champions akan luar biasa, tetapi kami belum berada di sana, kami harus bekerja keras selama dua minggu ke depan. Kami dalam kondisi baik dan harus memulai setiap pertandingan dari nol. Hanya karena kami memenangkan pertandingan sebelumnya, bukan berarti kami memulai pertandingan berikutnya dengan keunggulan,” tutur bek kanan Atlanta Timothy Castagne.

Peluang Atlanta membesar karena rival terdekatnya AC Milan sedang tidak konsisten. Pengakuan itu disampaikan Pelatih Milan Gennaro Gattuso. Meski Gattuso tetap optimistis timnya tetap memiliki peluang bermain di Liga Champions.

“Ini adalah tim dengan kekuatan dan kelemahan. Kami telah menyia-nyiakan banyak peluang untuk tetap di urutan keempat, kami memiliki banyak pemain muda yang kehilangan kepercayaan pada momen-momen penting,” kata Gattuso.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7232 seconds (0.1#10.140)