Polisi Cabut Larangan Penggemar Kenakan Atribut PSG di Pusat Kota Marseille
loading...
A
A
A
MARSEILLE - Kepolisian Kota Marseille akhirnya mencabut keputusan melarang penggemar Paris Saint Germain ( PSG ) hadir di pusat kota setelah banyak kalangan mengkritik keputusan tersebut. Keputusan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman.
Sebelumnya, polisi Kota Marseille melarang penggemar PSG hadir pada malam final Liga Champions saatLes Parisiens berhadapan melawan Bayern Muenchen . Ini dilakukan untuk menghindari kekacauan mengingat PSG punya rivalitas yang tinggi dengan Marseille. (Baca juga: Jelang PSG vs Bayern: Hansi Flick Sebut Kekuatan Timnya Menempatkan Lawan di Bawah Tekanan )
Kepala Kepolisian Bouches-du-Rhone, Emmanuel Barbe, membenarkan keputusannya yang melarang penggemar PSG untuk berkumpul di pusat kota Marseille. Ini dilakukan untuk menghindari insiden serupa seperti yang terjadi ketika PSG berhadapan melawan RB Leipzig di semifinal Liga Champions.
Saat itu ada insiden di mana seorang pendukung PSG memacu kecepatan tinggi di jalanan Marseille. Nyawanya nyaris berakhir buruk, sehingga kepolisian setempat tidak ingin mengambil risiko. (Baca juga: Perbandingan Bayern dan PSG di Final Liga Champions )
Namun seiring waktu, kepolisian setempat akhirnya memertimbangkan kembali keputusannya tersebut untuk menghindari kesalahpahaman yang muncul. Pada akhirnya kepolisian setempat resmi mencabut perintah yang diambil 24 jam sebelumnya.
"Satu-satunya tujuan dari keputusan ini adalah untuk melindungi pendukung Paris, dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk membatasi kebebasan bergerak. Dihadapkan dengan ketidaktahuan yang disebabkan oleh keputusan ini, kepala polisi hari ini memutuskan untuk mencabutnya," demikian pernyataan resmi kepolisian Marseille dikutip dari Franceinter, Sabtu (22/8/2020).
Daripada melarang mereka mengungkapkan kegembiraan, kepolisian setempat akhirnya memilih opsi dengan mendesak penggemar PSG yang menghadiri siaran final Liga Champions di Marseille untuk tidak mengenakan jersey atay atribut klub selama berada di ruang publik.
Berikut Keputusan Kepolisian Marseille:
Minggu antara pukul 15.00 dan 03.00 (waktu setempat) kehadiran pendukung PSG atau orang-orang yang berpura-pura dan berperilaku seperti itu harus dilarang di sekitar Pelabuhan Tua, di mana banyak bar yang menyiarkan pertandingan, demi alasan keamanan.
Nyanyian, jersey, atau syal suporter PSG juga harus dilarang di arondisemen ke-1, ke-2, ke-6, dan ke-7 kota, mulai pukul 15:00 pada hari Minggu. Saya juga ingin memberi tahu pendukung untuk tidak berkelahi dengan pendukung PSG bahwa hukum pidana juga berlaku bagi mereka, tanpa itu saya perlu mengambil perintah. Jadi saya ingin mendengar pusat kota Marseille tetap tenang dan kebal terhadap perkelahian ini.
Sekadar informasi, laga final Liga Champions yang pertemukan PSG versus Bayern Muenchen akan berlangsung di Estadio da Luz, Lisbon, Senin (24/8) dini hari WIB. Ini merupakan kali pertama klub raksasa Ligue 1 menginjakkan kakinya di partai puncak sehingga tak aneh jika penggemar klub begitu antusias menyaksikan laga final ini.
Sebelumnya, polisi Kota Marseille melarang penggemar PSG hadir pada malam final Liga Champions saatLes Parisiens berhadapan melawan Bayern Muenchen . Ini dilakukan untuk menghindari kekacauan mengingat PSG punya rivalitas yang tinggi dengan Marseille. (Baca juga: Jelang PSG vs Bayern: Hansi Flick Sebut Kekuatan Timnya Menempatkan Lawan di Bawah Tekanan )
Kepala Kepolisian Bouches-du-Rhone, Emmanuel Barbe, membenarkan keputusannya yang melarang penggemar PSG untuk berkumpul di pusat kota Marseille. Ini dilakukan untuk menghindari insiden serupa seperti yang terjadi ketika PSG berhadapan melawan RB Leipzig di semifinal Liga Champions.
Saat itu ada insiden di mana seorang pendukung PSG memacu kecepatan tinggi di jalanan Marseille. Nyawanya nyaris berakhir buruk, sehingga kepolisian setempat tidak ingin mengambil risiko. (Baca juga: Perbandingan Bayern dan PSG di Final Liga Champions )
Namun seiring waktu, kepolisian setempat akhirnya memertimbangkan kembali keputusannya tersebut untuk menghindari kesalahpahaman yang muncul. Pada akhirnya kepolisian setempat resmi mencabut perintah yang diambil 24 jam sebelumnya.
"Satu-satunya tujuan dari keputusan ini adalah untuk melindungi pendukung Paris, dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk membatasi kebebasan bergerak. Dihadapkan dengan ketidaktahuan yang disebabkan oleh keputusan ini, kepala polisi hari ini memutuskan untuk mencabutnya," demikian pernyataan resmi kepolisian Marseille dikutip dari Franceinter, Sabtu (22/8/2020).
Daripada melarang mereka mengungkapkan kegembiraan, kepolisian setempat akhirnya memilih opsi dengan mendesak penggemar PSG yang menghadiri siaran final Liga Champions di Marseille untuk tidak mengenakan jersey atay atribut klub selama berada di ruang publik.
Berikut Keputusan Kepolisian Marseille:
Minggu antara pukul 15.00 dan 03.00 (waktu setempat) kehadiran pendukung PSG atau orang-orang yang berpura-pura dan berperilaku seperti itu harus dilarang di sekitar Pelabuhan Tua, di mana banyak bar yang menyiarkan pertandingan, demi alasan keamanan.
Nyanyian, jersey, atau syal suporter PSG juga harus dilarang di arondisemen ke-1, ke-2, ke-6, dan ke-7 kota, mulai pukul 15:00 pada hari Minggu. Saya juga ingin memberi tahu pendukung untuk tidak berkelahi dengan pendukung PSG bahwa hukum pidana juga berlaku bagi mereka, tanpa itu saya perlu mengambil perintah. Jadi saya ingin mendengar pusat kota Marseille tetap tenang dan kebal terhadap perkelahian ini.
Sekadar informasi, laga final Liga Champions yang pertemukan PSG versus Bayern Muenchen akan berlangsung di Estadio da Luz, Lisbon, Senin (24/8) dini hari WIB. Ini merupakan kali pertama klub raksasa Ligue 1 menginjakkan kakinya di partai puncak sehingga tak aneh jika penggemar klub begitu antusias menyaksikan laga final ini.
(sha)