Bocah 11 Tahun Jadi Tamu Kehormatan di Laga Final Liga Champions

Sabtu, 01 Juni 2019 - 18:00 WIB
Bocah 11 Tahun Jadi Tamu Kehormatan di Laga Final Liga Champions
Bocah 11 Tahun Jadi Tamu Kehormatan di Laga Final Liga Champions
A A A
MADRID - Pesepak bola cilik berusia 11 tahun yang harus kehilangan satu kakinya (diamputasi) bakal menjadi tamu kehormatan pada laga final Liga Champions di Stadion Wanda Metropolitano, Minggu (2/6) dini hari WIB. Dia adalah Keeley Cerretti.

Cerretti akan menjadi bagian dari kampanye UEFA yang diberi tajuk #EqualGame. Tujuan dari kampanye ini agar semua orang bisa menikmati sepak bola, tidak peduli siapa dan dari mana berasal. Selain itu, ini juga untuk meningkatkan kesadaran publik tentang cara sepak bola dapat dimainkan dan dinikmati.

Sehingga tak aneh ketika Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengundang Cerretti sebagai tamu kehormatan. Cerretti, yang bermain dengan Partick Thistle Junior Amputees, mengaku sangat antusias dengan undangan sebagai tamu kehormatan di laga final Liga Champions.

"Saya sangat bersemangat. Saya akan bersenang-senang," kata Cerretti dikutip dari BBC, Sabtu (1/6).

Keluarga Cerretti mengaku senang dengan perjalannya ke Madrid akhir pekan ini. Terlebih, mereka bisa menyaksikan langsung pemain top dunia beraksi di lapangan hijau.

"Kami benar-benar bersemangat. Kami tinggal di sebuah hotel yang sangat bagus. Mereka melakukan semunya untuk membuatnya menjadi waktu yang sangat istimewa baginya," kata Jan, ibunda dari Cerretti.

Disinggung siapa yang bakal memenangkan laga final Liga Champions, Jan berkata: "Saya pikir kami mendukung Liverpool. Saya benar-benar berharap Cerretti terhanyut dalam lingkungan besar itu dengan ribuan pendukung sepak bola," imbuh Jan.

Cerretti diketahui kehilangan kaki kirinya dari lutut hingga ke bawah saat bayi atau masih berusia dua minggu. Kini, dia memiliki kaki palsu buatan khusus yang memungkinkannya untuk menikmati olahraga bersama teman-temannya.

Satu hal yang membuatnya kesal ketika bermain bersama teman, yakni dia tidak bisa berlari. "Saya kesal karena tidak bisa berlari. Terkadang di sekolah saya menangisi tentang hal itu. Saya tidak bisa berlari secepat mereka dan saya selalu yang terakhir."

"Sekarang, meskipun tidak secepat itu, tapi saya bisa mengalahkan beberapa orang. Saya bermain sepak bola dengan teman-teman saya dan saya lebih baik dari mereka," pungkas Cerretti.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8988 seconds (0.1#10.140)