Komisi X: Naturalisasi Pemain Hanya Cara Instan Raih Prestasi

Minggu, 23 Agustus 2020 - 11:04 WIB
loading...
Komisi X: Naturalisasi Pemain Hanya Cara Instan Raih Prestasi
Rencana PSSI melakukan naturalisasi pemain besar-besaran menjelang perhelatan Piala Dunia Sepak Bola U-20 di Indonesia tahun 2021 mengundang kritik wakil rakyat
A A A
JAKARTA - Rencana PSSI melakukan naturalisasi pemain besar-besaran menjelang perhelatan Piala Dunia Sepak Bola U-20 di Indonesia tahun 2021 mengundang kritik wakil rakyat. Langkah itu hanya cara instan meraih prestasi dan tidak menyelesaikan akar persoalan pembinaan sepak bola di Tanah Air.

“Rencana naturilisasi pemain besar-besaran agar berprestasi di Piala Dunia U-20 sangat bertentangan dengan filosofi pembinaan olah raga prestasi di Indonesia. Langkah itu ibarat jalan pintas yang belum tentu menghasilkan prestasi yang diidamkan,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, kepada wartawan, Minggu (23/8/2020).

Dia menjelaskan keinginan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI untuk berprestasi di Piala Dunia U-20 tentu wajar. Apalagi Indonesia bakal menjadi tuan rumah. Hanya saja langkah naturalisasi tersebut akan lebih banyak memberikan dampak negatif bagi perkembangan sepak bola Indonesia di masa depan. (Baca juga: Indra Sjafri Bicara Soal Fenomena Kedatangan Pemain Muda Brasil )

“Untuk jangka pendek, naturalisasi pemain bisa jadi cara cepat cetak prestasi. Kendati demikian pada jangkah menengah dan Panjang, naturalisasi pemain ini hanya memunculkan banyak dampak negatif,” katanya.

Huda mengungkapkan beberapa dampak negatif dari proses naturalisasi pemain ini di antaranya adalah terpuruknya mental para pemain muda di Indonesia. Para pemain muda Indonesia akan merasa tidak dihargai oleh pemerintah dan federasi meski mereka telah berlatih sejak usia dini. “Bayangkan saja bagaimana perasaan para pemain muda kita saat tiba-tiba mereka harus bersaing dengan para pemain dari negara yang kultur sepakbola-nya lebih mapan. Terlebih mereka tahu jika para pemain dari negara lain tersebut mendapatkan berbagai fasilitas dari federasi baik secara langsung maupun tak langsung,” katanya.

Dampak negatif lain dari naturalisasi pemain, lanjut Huda adalah sia-sianya pembinaan pemain usia dini. Ratusan klub-klub di Indonesia dihimbau bahkan diwajibkan untuk mempunyai tim muda. Ribuan sekolah sepak bola (SSB) juga berlomba untuk mencetak pemain handal. Berbagai kejuaraan kelompok umur juga secara rutin dilakukan. “Betapa besar biaya untuk melakukan semua itu. Namun saat ada kebutuhan untuk membentuk tim nasional, tiba-tiba pemerintah dan federasi lebih memilih melakukan naturalisasi pemain. Ini kan sangat ironis,” tukasnya.

Politikus PKB itu juga menilai naturalisasi pemain ini hanya akan menutupi akar masalah pembinaan sepak bola di Tanah Air. Sudah menjadi rahasia umum jika ada yang bermasalah dalam konsolidasi pembinaan sepaka bola di Indonesia. Mulai dari kurikulum pembinaan yang tak seragam, laju kompetisi yang kerap terhenti, hingga rumor dikuasainya saham klub-klub Liga I di Indonesia oleh individu atau kelompk tertentu. (Baca juga: Timnas Indonesia U-19 Bakal Gelar Pemusatan Latihan di Kroasia )

“Faktor-faktor tersebut membuat pembinaan sepak bola Indonesia kerap kehilangan arah sehingga tidak mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan meskipun di leval Asia Tenggara. Tetapi kendala-kendala tersebut harusnya diurai, bukan ditutupi dengan melakukan naturalisasi pemain untuk menghasilkan prestasi instan,” katanya.

Untuk diketahui naturalisasi besar-besaran pemain ini tampak dari langkah sejumlah klub sepak bola ternama di tanah air mendatangkan para pemain dari Brazil. Saat ini dua klub yakni Persija Jakarta dan Arema Malang telah mendatangkan masing-masing dua pemain dari negeri samba.

Langkah ini kabarnya akan segera diikuti oleh Madura United. Dalam sebuah kesempatan di Juli 2020, Ketua PSSI Iwan Bule menyatakan jika opsi naturalisasi pemain sangat mungkin dilakukan, hanya saja naturilisasi itu bisa dilakukan melalui level klub. “Beberapa klub ada yang melakukan naturalisasi. Kalau nantinya bisa dipakai (Timnas Indonesia) kan bagus. Kita bisa bantu percepatan perpindahan kewarganegaraannya," ujar Iwan Bule saat menjadi narasumber webminar di salah satu media nasional, Jumat (10/7/2020).
(sha)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0993 seconds (0.1#10.140)