George Foreman, Kolektor Mobil Klasik yang Garang di Ring

Minggu, 14 Juli 2024 - 05:00 WIB
loading...
George Foreman, Kolektor...
Mantan petinju kelas dunia George Foreman ternyata seorang kolektor mobil klasik. Foto/Boxing Scene
A A A
JAKARTA - Mantan petinju kelas dunia George Foreman ternyata seorang kolektor mobil klasik. Koleksinya mencapai 69 mobil dengan harga selangit.

Hobi mengoleksi mobil dalam diri pria berusia 75 tahun ini muncul sejak masih muda. Saat belasan tahun, ia bekerja di sebuah perusahaan di Pleasanton, California. Ia menumpang mobil milik pegawai senior, yakni sebuah Volkswagen Beetle.

“Jika suatu hari saya punya uang, saya akan membeli mobil seperti itu,” kenang Foreman melansir Boxing Scene, Sabtu (13/7/2024).

Dunia kerja pun ia tinggalkan untuk menekuni hobi lainnya, yaitu bertinju. Prestasi demi orestasi ia raih hingga menjadi peraih medali emas Olimpiade AS dan juara dunia kelas berat dua kali.

“Insiden-insiden itu memotivasi,” kata Foreman mengenang capaiannya di atas ring, sekaligus kecintaannya pada VW Beetle. Ia berhasil mewujudkan cita-citanya untuk memiliki mobil-mobil impiannya hingga mencapai 69 buah.



Akhir tahun lalu, beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-75 pada 10 Januari, Foreman mengambil keputusan emosional untuk melepaskan koleksi mobilnya tersebut termasuk Beetle hitam kesayangannya.

Pada sesi lelang online, koleksi Foreman tersisa 51 mobil. Tercatat ada delapan mobil termahal terjual, di antaranya Ford GT, BMW Z8, Chevrolet Impala 1959 yang direstorasi, Ferrari Spider dan Testarossa, serta Porsche 911 Turbo 2015. Total akumulasi penjualannya mencapai 1,587 juta dollar AS atau setara Rp25,8 miliar.

Khusus VW Super Beetle 1978 favoritnya dijual seharga 26.750 dollar AS atau senilai Rp435 juta. “Saya sangat menyukai mobil itu. Tapi, saya hanya menutup mata dan membiarkan semuanya pergi,” kata Foreman.

Foreman mengaku tidak kekurangan uang atau dalam kondisi kesehatan yang buruk. Ia memutuskan untuk melelang mobil-mobil yang disimpan di dalam garasi besar seluas 4.876 meter persegi itu karena ingin pindah dari rumahnya di Houston.

Bahkan saat ingin melepas koleksinya, Foreman menjelaskan bahwa istrinya selama hampir 40 tahun, Joan masih setia membersihkan garasi. Sang istri juga menawarkan untuk mencari tempat penyimpanan yang layak untuk mobil-mobil itu saat mereka pindah.

Foreman mulai berinvestasi via mobil sejak 1990 atau empat tahun sebelum ia mengalahkan Michael Moorer. Pertarungan itu membuat Foreman merebut kembali sabuk juara kelas berat hampir 20 tahun setelah ia kehilangan gelar tersebut karena kalah dengan Muhammad Ali dalam sesi “Rumble in the Jungle” yang terkenal.

Keputusan pindah dan menjual mobilnya murni karena ia ingin dekat ketika mengunjungi 16 cucunya. Ia juga masih menjaga vitalitasnya dengan menunggang kuda sambil mengurus peternakannya di Marshall, Texas.

“Saya jatuh cinta dengan mobil-mobil itu. Saya hanya menikmatinya. Pada satu tahap, saya menginginkan mobil tercepat. Saya mengendarai Mercedes, dan sebuah mobil melewati saya dengan sangat cepat, jadi saya meng-upgrade Mercedes agar tidak ada yang bisa melakukannya lagi. Ternyata, seseorang melakukannya lagi. Jadi saya membeli yang lain,” ucap Foreman.



Ia juga mengingat keinginan membeli Ferrari F40 dan Ferrari Testarossa dengan asumsi mobil tersebut tercepat di jalanan. Tentu saja, Rolls Royce dan Bentley bergabung dengan koleksi itu, bersama dengan serangkaian mobil klasik dari tahun 1950-an yang diperbaiki dan ditingkatkan spesifikasinya oleh Foreman sendiri.

"Berikutnya, saya punya ini dan saya punya itu, dan saya hanya memarkirnya dan memutuskan untuk tidak mengendarainya lagi. Itu benar-benar mengambil alih diri saya," ujarnya.

Ia mengaku gemar memodifikasi dan memperbaiki kendaraannya sendiri seperti yang ia lakukan terhadap koleksi tiga Chevrolet 1953. “Saya akan membeli mesin. Melepas ini. Melepas itu," kata Foreman.

Hobinya memodifikasi mobil membuatnya kerap terbangun hingga malam hari. Ia bangun dini hari lalu langsung ke garasi dan mulai bekerja membongkar mobil-mobil tua.

Karier Foreman sebagai petinju dikenal cukup stabil meski pernah dikalahkan oleh kemenangan knockout Muhammad Ali di Afrika. Setelah melakoni hampir 30 pertarungan, ia memutuskan turun ring pada usia 45 tahun.

“Saya kira saya melakukan hal yang sama (di ring) ketika semua orang mengatakan saya rusak dan usang. Saya bisa bangkit kembali. Itulah yang saya lakukan juga dengan mobil Chevy ‘53 itu. Saya tahu apa yang ada dalam mobil-mobil itu," tutur Foreman.

Ia telah menikmati perjalanan bersama mobil-mobil klasik itu dalam kesendirian, musik, dan pengalaman yang beragam.

Ada sebuah cerita menakjubkan yang diceritakan oleh penulis tinju Hall of Fame Jerry Izenberg sekitar 50 tahun yang lalu bulan Oktober ini, ketika ia menyaksikan Ali berjalan sendirian menuju Sungai Kongo di pagi hari setelah mengalahkan Foreman. Ali telah mengatasi ketidakhadiran tiga tahun terkait penolakannya terhadap Perang Vietnam, melewati kekalahan “Fight of the Century” dari Joe Frazier, dan menaklukkan Foreman.

Di tepi sungai, Ali hanya mengangkat kedua tangannya ke atas dalam kemenangan, berdiri dalam pose itu selama beberapa menit. Demikian pula, pemandangan manis Foreman, olahragawan hebat Amerika di belakang kemudi mobil klasik di jantung Amerika, adalah momen emas sinematik yang paling menangkap sosok yang bertahan melalui kekalahan dari Ali dan pensiun 10 tahun untuk menjadi juara lagi.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1164 seconds (0.1#10.140)