Pengalaman dan Bermain Tenang, Kunci Kemenangan Amerika Serikat

Selasa, 09 Juli 2019 - 13:54 WIB
Pengalaman dan Bermain Tenang, Kunci Kemenangan Amerika Serikat
Pengalaman dan Bermain Tenang, Kunci Kemenangan Amerika Serikat
A A A
LYN - Jam terbang dan mentalitas sekali lagi menjadi penentu saat partai final Piala Dunia Wanita 2019. Tampil lebih siap, Amerika Serikat (AS) berhasil mempertahankan gelar juara dengan mengalahkan Belanda 2-0 di Groupama Stadium, Minggu (7/7). Partai pamungkas itu sejatinya tidak mudah bagi AS.

Soalnya Belanda yang notabene kampiun Piala Eropa Wanita 2017, mampu memberi perlawanan sengit saat kick-off. Nyatanya tidak tercipta gol sepanjang babak pertama. Namun, AS lebih paham dalam mengatasi tekanan. Pengalaman setelah empat kali merasakan final Piala Dunia Wanita membuat US Women’s team tahu apa yang harus dilakukan. Dengan tetap tampil tenang, armada Jill Ellis akhirnya mencetak dua gol lewat penalti Megan Rapinoe (61) dan Rose Lavelle (69).

“Ini seperti mengukir sejarah. Saat ini saya tidak tahu bagaimana harus merasakan. Kami seperti sekumpulan orang aneh, tapi itu yang membuat kami spesial. Kami tidak mengenal kata berhenti. Kami akan melakukan apa saja untuk menang,” ucap Rapinoe dilansir reuters. Pengalaman memang menjadi keunggulan AS saat meladeni Belanda.

Pada partai itu Ellis menurunkan sejumlah pemain yang berusia 29 tahun ke atas, seperti kiper Alyssa Naeher, Alex Morgan, Tobin Heath, dan tentu saja Rapinoe. Tapi, semangat juang yang diperlihatkan pemain muda juga berperan penting atas sukses Negeri Paman Sam berjaya di Prancis. Meski final, Ellis berani memasukkan amunisi berumur 26 tahun ke bawah, seperti bek Abby Dahlkemper, Crystal Dunn, Sam Mewis, hingga Rose Lavelle yang berusia 24 tahun.

Konsep seperti itu terus dilakukan Ellis sejak laga pertama. Hasilnya, permainan AS jadi lebih bervariatif dan sulit ditebak. Ini berbeda dengan Belanda yang secara teknis baru sekitar empat tahun merasakan laga kompetitif resmi di kancah internasional. “Pujian tertinggi tentu harus ditujukan pada Rose (Lavelle) karena mencetak gol. Begitu juga pemain (Ali Krieger) yang tampil lagi di final Piala Dunia Wanita setelah absen dari skuad selama dua tahun. Kemudian Alyssa (Naeher) yang pernah menghalau penalti. Semuanya luar biasa,” ujar Rapinoe.

Berkat kemenangan itu, AS kini telah empat kali meratui Piala Dunia Wanita, yakni pada 1991, 1999, 2015, dan 2019. Itu terbanyak dari negara lainnya. Mereka kini meninggalkan Jerman yang baru dua kali juara. Sukses srikandi AS menjuarai Piala Dunia Wanita untuk kedua kali secara beruntun diharapkan bisa memberi dampak positif, khususnya terhadap kesejahteraan pemain.

Maklum, selama beberapa pekan belakangan, Julie Ertz dkk terus meminta agar tim wanita mendapat bayaran sama dengan tim pria. “Selamat kepada tim nasional wanita AS atas suksesnya memenangi Piala Dunia Wanita. Penampilan yang luar biasa dan menegangkan. Warga Amerika akan merasa bangga kepada kalian,” tulis Presiden AS Donald Trump di akun Twitter-nya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6135 seconds (0.1#10.140)