Kisah Petinju Olimpiade Kuba Membelot: Menyamar Gadis demi Juara Dunia

Selasa, 06 Agustus 2024 - 13:56 WIB
loading...
Kisah Petinju Olimpiade...
Kisah Petinju Olimpiade Kuba Membelot: Menyamar Gadis demi Juara Dunia Pro/The Sun
A A A
Mengapa petinju Olimpiade Kuba menyamar sebagai gadis untuk melarikan diri dari negaranya dan menjadi petinju profesional dengan membela negara lain. Kuba adalah raja tinju amatir tetapi selama enam dekade mereka dilarang menjadi petinju profesional.

Aturan ini menyebabkan beberapa juara hebat mereka di masa lalu harus meninggalkan negara itu, sering kali dengan perahu cepat dan bahkan menyamar gadis untuk melakukannya. Menjadi petinju profesional di Kuba dilarang sejak tahun 1962 karena mendiang pemimpin mereka, Fidel Castro, menganggapnya sebagai tindakan korup.



Jadi, orang-orang Kuba diyakinkan untuk bertinju demi negara, bukan uang. Sampai-sampai legenda kelas berat Felix Savon - peraih medali emas Olimpiade tiga kali - menolak kesempatan untuk menghadapi Mike Tyson.
Promotor legendaris namun kontroversial, Don King, menawarkan Savon berbagai tawaran jutaan dolar untuk membelot dan bertarung melawan superstar Tyson. Namun, apa tanggapannya? "Mengapa saya mau bertinju untuk bayaran 1 juta dolar jika saya bisa bertarung untuk 10 juta rakyat Kuba?."

Terlepas dari kesetiaan Savon pada kode amatir, tidak semua rekan senegaranya bersedia melakukannya. Banyak petinju Kuba yang tampil di Olimpiade 2004 di Athena mengambil risiko untuk pergi dan mengejar impian mereka meraih gelar juara dunia di Amerika. Odlanier Solis, Yuriorkis Gamboa dan Yan Barthelemy menjual medali yang mereka menangkan di Yunani dengan harga 1.000 poundsterling untuk membeli makanan bagi keluarga mereka.

Kemudian, saat melakukan perjalanan ke kamp pelatihan tim di Venezuela pada bulan Desember 2006, mereka melarikan diri dan menuju ke Kolombia. Dari sana, mereka pergi ke Jerman dan menandatangani kontrak profesional sambil menunggu visa AS.

Ini menginspirasi Guillermo Rigondeaux dan Erislandy Lara - keduanya adalah calon juara dunia - untuk melakukan hal yang sama hingga usaha mereka pada tahun 2007 digagalkan. Pasangan ini menghilang saat mewakili Kuba di Pan American Games di Rio de Janeiro dan dipulangkan ke negaranya.

Menurut The Independent, mereka berpakaian seperti wanita untuk menyelinap melalui keamanan Brasil, namun secara sensasional ditangkap di sebuah BROTHEL. Keduanya kemudian dilarang untuk mewakili Kuba lagi, yang hanya mendorong mereka untuk mencoba melarikan diri sekali lagi.

Dan pada tahun 2009, mereka berhasil membelot ke Amerika, dengan Rigondeaux dan Lara kemudian memenangkan gelar juara dunia sebagai petinju profesional. Dengan lima mantan atlet Olimpiade mereka yang tergoda untuk bergabung dengan tim profesional, Kuba mengalami krisis di Beijing pada tahun 2008.

Untuk pertama kalinya sejak 1988, mereka meninggalkan Olimpiade tanpa satu pun medali emas di cabang tinju. Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena di London empat tahun kemudian mereka dua kali memenangkan emas dan dua perunggu. Mungkin yang lebih dihargai lagi, tidak ada seorang pun dari tim yang langsung menyerah.

Namun, pada saat Olimpiade berikutnya selesai di Rio, Lenier Pero, Robeisy Ramirez dan Joahnys Argilagos semuanya membelot. Pihak berwenang Kuba kemudian berjuang keras untuk meyakinkan tim Tokyo 2020 agar tetap bertahan.

Dan mereka berhasil melakukannya dan Kuba menduduki posisi teratas dalam perolehan medali dengan empat emas dan satu perunggu. Julio Cesar La Cruz, Arlen Lopez, Roniel Iglesias dan Andy Cruz meraih medali emas, sementara Lazaro Alvarez meraih perunggu.



Meskipun Kuba telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mempertahankan nama-nama terbaik mereka agar tidak melarikan diri untuk menjadi atlet profesional - semuanya berubah pada tahun 2022. Karena Kuba akhirnya mengakhiri larangan 60 tahun mereka terhadap tinju profesional dan memberikan lampu hijau bagi para petinju untuk beralih.

Dan sebagai gantinya, beberapa petinju memilih untuk membagi komitmen mereka pada kode amatir dan pro menyusul keputusan kontroversial yang terpisah. Pada tahun 2016, para petinju dengan rekor pro disambut kembali ke kancah amatir Olimpiade. Dari sekumpulan peraih medali terakhir Kuba, hanya Cruz yang memutuskan untuk menolaknya dengan rekor 3-0 dan telah disebut-sebut sebagai peraih gelar juara dunia.

Namun, La Cruz kelas berat 2-0 - yang tersingkir di babak 16 besar di Paris - dan Lopez kelas menengah 3-0 - yang melaju ke perempat final - kembali ke dunia amatir. Ini adalah tanda bahwa Kuba masih berkomitmen pada kode amatir meskipun ada daya tarik dari gaji yang menggiurkan dan gelar juara dunia di luar negeri.
(aww)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1261 seconds (0.1#10.140)