Bos Michelin Tanggapi Keluhan Dovizioso dan Rossi
loading...
A
A
A
SPIELBERG - Manajer motorsport Michelin, Piero Taramasso, menanggapi tuduhan Andrea Dovizioso dan Valentino Rossi terkait kondisi ban yang dinilai kurang bagus selama sirkus MotoGP mengaspal di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, akhir pekan kemarin. Dovizioso dan Rossi merupakan pembalap yang rajin menyenyil kinerja ban Michelin di MotoGP.
Tapi perusahaan asal Prancis itu baru bisa merespon setelah pembalap Ducati Corse melontarkan kritikan pedas bahwa ban lembut tidak bekerja dengan baik sehingga memengaruhi kinerja Desmosedici GP20. (Baca juga: Semprit FIM, Rossi Minta Aturan yang Jelas Soal 'Zona Hijau' )
Di Sirkuit Red Bull Ring misalnya. Dovizioso mengalami banyak ketidakjelasan, bukan hanya penggunaan ban lembut saja tetapi juga ban medium. Dikatakannya, tidak ada yang bisa mengendalikan situasi, bahkan Michelin sekali pun.
"Saya pikir Michelin melakukan yang terbaik, tapi melakukan dua balapan berbeda di trek yang sama tidak ada," tegas Dovizioso dikutip dari Corsedimoto, Selasa (25/8/2020).
Taramasso tidak bisa membisu terlalu lama terhadap pernyataan tersebut. Dia pun menanggapi kritikan Dovi dengan santai. (Baca juga: Level MotoGP Jeblok, Benarkah? )
"Dovi benar untuk mengatakan bahwa balapan kedua seharusnya memfasilitasi pekerjaan, tapi kami naik dari peringkat ke-50 di Zeltweg 1 menjadi ke-30 pada hari Minggu. Tetapi di garasi Dovi mereka membuat dua kesalahan."
"Pertama, tim menggunakan tekanan ban yang terlalu rendah, seperti yang ditunjukkan data, dalam balapan tidak pernah berhasil membuat ban bekerja dalam kisaran rasa. suhu. Kedua, berbicara sebelum melihat data. Tetapi jika dalam balapan dengan rata-rata Anda membuat 1 '24 "4 Anda tidak bisa memiliki ban yang buruk," tutur Taramasso.
Taramasso menolak jika perusahaan menurunkan kualitas mutu ban. "Ini adalah pembenaran yang paling mudah, tetapi Anda tidak tahu berapa banyak kendali yang ada. Kualitas adalah prioritas kami. Dan ketika pengemudi atau tim mengkritik kami, kami meminta telemetri, kami membandingkan data kami dengan data mereka dan, jika saya membahayakan persentase, dalam 95% kasus kami setuju dalam analisis. Mengingat 10.000 ban yang digunakan setiap musim, dari tahun 2016 hingga 2019 akan ada sekitar sepuluh ban yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya," pungkas Taramasso.
Tapi perusahaan asal Prancis itu baru bisa merespon setelah pembalap Ducati Corse melontarkan kritikan pedas bahwa ban lembut tidak bekerja dengan baik sehingga memengaruhi kinerja Desmosedici GP20. (Baca juga: Semprit FIM, Rossi Minta Aturan yang Jelas Soal 'Zona Hijau' )
Di Sirkuit Red Bull Ring misalnya. Dovizioso mengalami banyak ketidakjelasan, bukan hanya penggunaan ban lembut saja tetapi juga ban medium. Dikatakannya, tidak ada yang bisa mengendalikan situasi, bahkan Michelin sekali pun.
"Saya pikir Michelin melakukan yang terbaik, tapi melakukan dua balapan berbeda di trek yang sama tidak ada," tegas Dovizioso dikutip dari Corsedimoto, Selasa (25/8/2020).
Taramasso tidak bisa membisu terlalu lama terhadap pernyataan tersebut. Dia pun menanggapi kritikan Dovi dengan santai. (Baca juga: Level MotoGP Jeblok, Benarkah? )
"Dovi benar untuk mengatakan bahwa balapan kedua seharusnya memfasilitasi pekerjaan, tapi kami naik dari peringkat ke-50 di Zeltweg 1 menjadi ke-30 pada hari Minggu. Tetapi di garasi Dovi mereka membuat dua kesalahan."
"Pertama, tim menggunakan tekanan ban yang terlalu rendah, seperti yang ditunjukkan data, dalam balapan tidak pernah berhasil membuat ban bekerja dalam kisaran rasa. suhu. Kedua, berbicara sebelum melihat data. Tetapi jika dalam balapan dengan rata-rata Anda membuat 1 '24 "4 Anda tidak bisa memiliki ban yang buruk," tutur Taramasso.
Taramasso menolak jika perusahaan menurunkan kualitas mutu ban. "Ini adalah pembenaran yang paling mudah, tetapi Anda tidak tahu berapa banyak kendali yang ada. Kualitas adalah prioritas kami. Dan ketika pengemudi atau tim mengkritik kami, kami meminta telemetri, kami membandingkan data kami dengan data mereka dan, jika saya membahayakan persentase, dalam 95% kasus kami setuju dalam analisis. Mengingat 10.000 ban yang digunakan setiap musim, dari tahun 2016 hingga 2019 akan ada sekitar sepuluh ban yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya," pungkas Taramasso.
(zil)