PB FORKI Pastikan Karateka Binaan PB Lemkari Bisa Ikut Kejuaraan Tingkat Daerah dan Nasional

Sabtu, 09 November 2019 - 22:29 WIB
PB FORKI Pastikan Karateka Binaan PB Lemkari Bisa Ikut Kejuaraan Tingkat Daerah dan Nasional
PB FORKI Pastikan Karateka Binaan PB Lemkari Bisa Ikut Kejuaraan Tingkat Daerah dan Nasional
A A A
BANDUNG - Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate Do Indonesia (PB FORKI) akhirnya mengambil langkah tegas terhadap persoalan larangan mengikuti kejuaraan tingkat daerah dan nasional yang selama empat tahun terakhir dialami karateka binaan Perguruan Besar Lembaga Karate Do Indonesia (PB Lemkari). Induk organisasi karate yang dipimpin Ketua Umum Marsekal TNI Hadi Tjahjanto itu, baru-baru ini mengirimkan surat resmi kepada Perguruan Besar Lembaga Karate Do Indonesia (PB Lemkari) yang ditembuskan ke Pengprov FORKI dan KONI Provinsi di seluruh Indonesia serta Kemenpora.

Inti dari surat PB FORKI tersebut adalah meminta agar Pengprov FORKI dan KONI Provinsi di seluruh Indonesia membolehkan karateka-karateka binaan PB Lemkari mengikuti kejuaraan tingkat daerah dan nasional. Kabar gembira tersebut disampaikan oleh Asisten Deputi Olahraga Prestasi Kemenpora, Ahmad Arsani dalam sambutannya saat membuka Kejuaraan Karate Tingkat Nasional Kwarnus Cup dan Piala Anton Lesiangi I 2019 di Sport Hall Kampus UPI Bandung, Jawa Barat, Sabtu (9/11).

Event bersejarah ini turut dihadiri oleh pendiri PB Lemkari, Anton Lesiangi dan Ketua Umum, Jeannie Monoarfa, Ketua Dewan Guru, William Mantiri, para anggota Dewan Guru, Sekjen Rosi Nurasjati dan jajaran pengurus. Tak ketinggalan hadir juga Ketua Bidang Organisasi PB FORKI, Yusran Arief yang harus menempuh perjalanan cukup lama karena kemacetan lalu lintas dari Jakarta menuju Bandung.

"Kita prihatin dengan persoalan yang menimpa Perguruan Besar Lemkari. Tetapi kita harus tetap semangat dan optimis bahwa kebenaran pasti akan menang. Kepada seluruh peserta, mari tanamkan jiwa bushido. Bahwa organisasi yang besar adalah organisasi yang menjunjungtinggi nilai-nilai luhur olahraga yaitu respek dan persahabatan. Kita harus meneladani semangat dan keyakinan yang diajarkan oleh Saiko Shihan Anton Lesiangi pendiri PB Lemkari. Beliau menyatakan Lemkari tidak pecah, Lemkari hanya satu," ujar Asdep Olahraga Prestasi Kemenpora, Ahmad Arsani.

"Dalam kesempatan ini saya juga akan menyampaikan kabar gembira buat kita semua, keluarga besar PB Lemkari. Baru-baru ini, PB FORKI menyampaikan sebuah surat kepada saya selaku Asdep Orpres Kemenpora. Dalam surat tersebut PB FORKI menyatakan telah mengirim surat kepada Pengprov FORKI dan KONI Provinsi di seluruh Indonesia bahwa semua atlet yang ada di bawah naungan PB Lemkari bisa mengikuti kejuaraan mulai dari level daerah, provinsi hingga nasional," tambah Arsani yang disambut aplaus meriah oleh seluruh peserta.

Arsani menambahkan Kemenpora mengapresiasi langkah PB Lemkari bekerjasama dengan Kwartet Nusantara menggelar kejuaraan karate tingkat nasional Kwarnus Cup dan Piala Anton Lesiangi I 2019. "Terimakasih kepada Kwartet Nusantara yang telah membantu pembinaan olahraga khususnya cabang karate melalui event ini. Semoga dari ajang ini akan lahir karateka-karateka handal yang akan menorehkan prestasi gemilang di masa depan. PB Lemkari adalah salah satu perguruan terbaik dan terbesar di Indonesia yang telah banyak melahirkan karateka hebat seperti Anneke Mantiri, Rosi Nurasjati dan lain-lain. Kita berharap PB Lemkari kembali berjaya seperti pada era 80-an dan 90-an," tukas Arsani.

Sambut Gembira

Pada kesempatan yang Sekretaris Jenderal PB Lemkari, Rosi Nurasjati menyambut gembira sikap tegas PB FORKI untuk menghentikan perlakuan diskriminatif terhadap atlet-atlet binaan PB Lemkari yang didirikan oleh Anton Lesiangi.

"Kami sangat bahagia sekali dengan keluarnya surat dari PB FORKI yang meminta kepada Pengprov FORKI dan KONI Provinsi di seluruh Indonesia agar membolehkan atlet-atlet kami mengikuti kejuaraan tingkat daerah dan nasional. Surat yang dikeluarkan PB FORKI bagaikan hujan yang deras di musim kemarau. Karena kurang lebih selama empat tahun terakhir, putra-putri terbaik yang lahir dari PB Lemkari dari Sabang sampai Merauke tidak bisa eksis di levelnya PB FORKI," ujar Rosi.

Rosi mengungkapkan perlakuan diskriminatif terhadap karateka-karateka binaan PB Lemkari terjadi sejak terbentuknya kepengurusan Yuddy Chrisnandi pada 2016.

"Yang lebih menyakitkan lagi, mereka menyelenggarakan kejurnas di Bali. Tim dari Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Jabar yang sudah berada di Bali ditolak mentah-mentah. Pembina macam apa seperti itu? Terakhir di Piala Panglima pada September 2019, atlet-atlet kami tidak boleh ikut. Bahkan dalam seleksi-seleksi untuk Pra PON kami dilarang kecuali di Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Selatan. 32 provinsi menolak kami. Ini kan pembunuhan sistem pembinaan," beber Rosi.

"Alhamdulillah PB FORKI sekarang melihat bahwa secara de facto dan de jure Pak Anton Lesiangi yang benar karena sesuai dengan AD/ART PB FORKI," tandas legenda karate Indonesia yang pernah menjadi juara Asia dua kali berturut-turut ini.

Rosi menegaskan dengan ditujukannya surat tersebut ke PB Lemkari berarti sudah sesuai AD/ART PB FORKI. "Dan juga sudah sesuai dengan dokumen negara yang dikeluarkan oleh Kemenkumham yaitu Lembaga Karate Do Indonesia dengan pendirinya Pak Anton Lesiangi," pungkasnya.

Kejuaraan Karate Tingkat Nasional Kwarnus Cup dan Piala Anton Lesiangi I 2019 yang digelar di Sport Hall Kampus UPI Bandung diikuti sebanyak 520 atlet dari 22 provinsi. Ajang yang berlangsung mulai 8 hingga 10 November tersebut mempertandingkan 68 kelas di tujuh kategori yaitu kategori pra usia dini, usia dini, pra pemula, pemula, junior, kadet dan senior.

Selain menggelar pertandingan bersamaan dengan event ini, PB Lemkari juga menyelenggarakan rangkaian kegiatan lain yakni refreshing pelatih, sarasehan untuk meluruskan sejarah PB Lemkari dan ujian kenaikan sabuk dan DAN.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0047 seconds (0.1#10.140)