Cerita Anthony Joshua Puasa Seks Jelang Naik Ring Lawan Daniel Dubois
loading...
A
A
A
Petinju kelas berat Inggris Anthony Joshua tengah bersiap menghadapi Daniel Dubois untuk gelar IBF. Joshua mengungkapkan alasan mengapa ia memilih untuk tidak berhubungan seks selama masa persiapan bertanding. Keputusan ini, yang telah lama menjadi perdebatan di kalangan petinju, ternyata berkaitan dengan upaya meningkatkan kadar testosteron dan performa fisik saat bertarung.
Joshua, yang dikenal dengan disiplin ketat selama kamp pelatihannya, menjelaskan bahwa pantangan ini adalah bagian dari rutinitas yang telah ia terapkan sebelum pertarungan besar. Dalam wawancaranya dengan Fight Hub TV, AJ mengakui bahwa larangan ini berhubungan dengan emosi dan kondisi fisik yang ia rasakan selama persiapan.
“Selama kamp pelatihan, kamu tidak berhubungan seks untuk beberapa waktu... kadar testosteron meningkat, dan itu adalah soal emosi,” kata Joshua sambil tertawa.
Meskipun pantangan ini dianggap mitos oleh beberapa orang, Joshua percaya bahwa ada manfaat nyata dari puasa seks tersebut. Dalam wawancara dengan James Corden di acara Late Late Show, ia menekankan bahwa keputusan untuk abstain terkait dengan kadar testosteron.
“Ini semua tentang kadar testosteron. Tidak ada bukti ilmiah yang benar-benar kuat, tetapi ini adalah salah satu mitos lama yang masih bertahan di dunia tinju,” ungkapnya.
Joshua juga menambahkan bahwa faktor seperti larut malam dan aktivitas yang menguras energi juga menjadi alasan utama. “Ini soal melemahnya kaki, terutama karena kurang tidur,” tambahnya. Selain itu, jadwal latihan yang intens membuatnya sulit untuk memiliki waktu luang, sehingga larangan ini sering kali terjadi secara alami.
Banyak petinju lain yang juga mengikuti tradisi serupa. Mantan juara dunia kelas berat, David Haye, pernah mengatakan bahwa ia juga menerapkan larangan serupa selama enam minggu sebelum pertarungan besar. Haye mengakui bahwa meskipun tidak ada bukti ilmiah yang jelas, manfaat psikologis dari pantangan ini sangatlah penting.
"Di atas ring, ini semua adalah permainan mental. Kamu tahu bahwa kamu telah mengorbankan sesuatu, memberikan dirimu kesempatan terbaik untuk menang,” kata Haye.
Namun, meskipun beberapa petinju mengandalkan metode ini untuk meningkatkan performa, ahli medis belum menemukan bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Menurut dua dokter, Ian Shrier dan Emmanuel A. Jannini, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa berhubungan seks sebelum pertandingan dapat mempengaruhi performa fisik seorang atlet.
Terlepas dari perdebatan ilmiah, bagi Anthony Joshua dan petinju lain yang memilih untuk abstain, keputusan ini lebih tentang keyakinan mental dan fokus. Dengan melakukannya, mereka merasa siap untuk menghadapi pertarungan dengan kondisi terbaik.
Joshua, yang dikenal dengan disiplin ketat selama kamp pelatihannya, menjelaskan bahwa pantangan ini adalah bagian dari rutinitas yang telah ia terapkan sebelum pertarungan besar. Dalam wawancaranya dengan Fight Hub TV, AJ mengakui bahwa larangan ini berhubungan dengan emosi dan kondisi fisik yang ia rasakan selama persiapan.
“Selama kamp pelatihan, kamu tidak berhubungan seks untuk beberapa waktu... kadar testosteron meningkat, dan itu adalah soal emosi,” kata Joshua sambil tertawa.
Meskipun pantangan ini dianggap mitos oleh beberapa orang, Joshua percaya bahwa ada manfaat nyata dari puasa seks tersebut. Dalam wawancara dengan James Corden di acara Late Late Show, ia menekankan bahwa keputusan untuk abstain terkait dengan kadar testosteron.
“Ini semua tentang kadar testosteron. Tidak ada bukti ilmiah yang benar-benar kuat, tetapi ini adalah salah satu mitos lama yang masih bertahan di dunia tinju,” ungkapnya.
Joshua juga menambahkan bahwa faktor seperti larut malam dan aktivitas yang menguras energi juga menjadi alasan utama. “Ini soal melemahnya kaki, terutama karena kurang tidur,” tambahnya. Selain itu, jadwal latihan yang intens membuatnya sulit untuk memiliki waktu luang, sehingga larangan ini sering kali terjadi secara alami.
Banyak petinju lain yang juga mengikuti tradisi serupa. Mantan juara dunia kelas berat, David Haye, pernah mengatakan bahwa ia juga menerapkan larangan serupa selama enam minggu sebelum pertarungan besar. Haye mengakui bahwa meskipun tidak ada bukti ilmiah yang jelas, manfaat psikologis dari pantangan ini sangatlah penting.
"Di atas ring, ini semua adalah permainan mental. Kamu tahu bahwa kamu telah mengorbankan sesuatu, memberikan dirimu kesempatan terbaik untuk menang,” kata Haye.
Namun, meskipun beberapa petinju mengandalkan metode ini untuk meningkatkan performa, ahli medis belum menemukan bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Menurut dua dokter, Ian Shrier dan Emmanuel A. Jannini, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa berhubungan seks sebelum pertandingan dapat mempengaruhi performa fisik seorang atlet.
Terlepas dari perdebatan ilmiah, bagi Anthony Joshua dan petinju lain yang memilih untuk abstain, keputusan ini lebih tentang keyakinan mental dan fokus. Dengan melakukannya, mereka merasa siap untuk menghadapi pertarungan dengan kondisi terbaik.
(sto)