Kalahkan Korsel, Tim Pelajar U-18 Indonesia Raih Peringkat Tiga

Minggu, 24 November 2019 - 06:36 WIB
Kalahkan Korsel, Tim Pelajar U-18 Indonesia Raih Peringkat Tiga
Kalahkan Korsel, Tim Pelajar U-18 Indonesia Raih Peringkat Tiga
A A A
BALIKPAPAN - Timnas Pelajar U-18 Indonesia berhasil meraih posisi ketiga 47th Asian Schools Football Championship 2019. Hasil tersebut diperoleh setelah di perebutan tempat ketiga, Indonesia sukses menumbangkan Korsel dalam drama adu penalti di Stadion Batakan, Balikpapan, Sabtu (23/11/2019).

Adu penalti ini harus dimainkan setelah kedua tim bermain imbang 1-1. Selepas itu, drama adu penalti menjadi jalan untuk menentukan siapa pemenangnya.

Indonesia mengambil inisiatif serangan sejak awal. Dua pemain sayap Muhammad Supriadi dan Christian Robertus Rumbiak kerap melancarkan tusukan-tusukan yang merepotkan pertahanan Korsel. Peluang pertama didapat pada menit kesepuluh. Kali ini sepakan keras Supriadi masih dapat ditahan bek Korsel.

Skuat Elang Muda memecah kebuntuan pada menit ke-17. Bola panjang dari Komang Teguh Trisnanda dapat dikejar oleh Rumbiak. Ia kemudian menyepak bola ke arah gawang, yang lantas diteruskan Supriadi dengan sepakan akurat. Skor bertahan hingga laga berakhir.

Saat babak kedua baru berusia satu menit, justru Korsel yang lebih banyak ditekan mampu menyamakan kedudukan. Kim Gang Bin yang berada dalam posisi bebas tanpa kesulitan menaklukkan kiper Sabda Yoga.

Sepanjang babak kedua, Supriadi berkali-kali merepotkan pertahanan Korsel melalui pergerakan tanpa bola dan giringan bolanya. Hal itu membuat pemain bertubuh mungil tersebut kerap dilanggar para pemain Korsel. Namun hingga laga berakhir skor tetap sama 1-1, sehingga drama adu pinalti pun tak bisa dihindarkan.

Jalannya drama adu penalti, kelima algojo tim berjuluk Elang Muda Asia seperti Komang Teguh Trisnanda, Fadhil, Ikhwan Ali Tanamal, Adam, dan Supriadi sukses menunaikan tugasnya. Sedangkan penendang pertama Korsel dapat ditahan kiper Sabda Yoga.

Skor akhir 5-3 memastikan Indonesia mengakhiri turnamen tahunan ini dengan menduduki peringkat ketiga. Bambang Warsito selaku juru taktik Elang Muda Asia, mengaku puas dengan semangat juang pasukannya dilaga terakhirnya ini.

Sementara itu, titel juara dalam turnamen edisi ke-47 ini kembali diraih Thailand, setelah di final menundukkan Malaysia dengan skor 2-1. Chukid Whanpraphao mencetak gol pertama bagi tim juara bertahan itu pada menit ke-17. Keunggulan tim dari negeri Gajah Putih itu digandakan oleh Kittisak Roekyamde pada menit ke-65.

Empat menit sebelum laga berakhir, Malaysia mampu memperkecit defisit ketertinggalan. Tendangan Azzaniz Adzri akhirnya mampu menggetarkan gawang Thailand yang dijaga oleh Natthasan Pakkarano.

Hingga peluit panjang babak kedua dibunyikan, Thailand tetap unggul dengan skor 2-1, sekaligus kembali memboyong piala Asian Schools Football Championship ke kampung halamannya.

Pasca laga, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto mengatakan bahwa kesuksesan menggelar ajang ini menjadi sebuah kebanggan yang luar biasa dari sebuah garapan Kemenpora. Terlebih para pemain U-18 Indonesia, merupakan para pemain masa depan yang akan mewakili Indonesia di pentas internasional lainnya.

"Ini sebuah kebanggaan bagi kami di Kemenpora untuk mengadakan event tidak semata-mata di Jawa, tapi juga di luar Jawa. Terbukti, ajang ini berlangsung sukses, bahkan di laga semifinal stadion penuh. Ini seakan-akan lebih dari sebuah bigmatch, untuk liga saja belum tentu sebesar ini, dan ini menjadi lebih dari sebuah bigmatch di Liga 1," ucapnya.

"Ingat, adik-adik yang berlaga diajang ini adalah masadepan persepakbolaan kita. PSSI itu harusnya berterimakasih kepada Kemenpora, kepada PPLP, karena tanpa adanya PPLP, tidak akan muncul seperti Egy, Witan, Supriadi, Athtallah dan lainnya, bahkan beberapa pemain yang memperkuat tim ini pun sudah memperkuat tim di liga 1. Jadi poinnya adalah kami ingin bersinergis dengan baik terhadap PSSI, karena salahsatu key performance indicator (KPI) sukses tidaknya pa Menpora itu ya diantaranya sepakbola ini," tambahnya.

Lebih lanjut, Gatot mengatakan jika dirinya jatuh cinta dengan Stadion Batakan. "Saya falling in love terhadap stadion ini. Banyak stadion di Indonesia sudah saya datangi, beberapa stadion di Eropa pun sudah saya datangi, seakan-akan saya datang ke sini serasa datang ke stadion yang di Eropa, modelnya indah tidak hanya di dalam, tanpa trek atletik seperti kita nonton di Stadion Emirates milik Arsenal, Camp Nou dan Santiago Bernabeu," pungkasnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4659 seconds (0.1#10.140)