Yunus Nusi Buka-bukaan Kondisi Sepak Bola Nasional di Tengah Wabah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi, buka-bukaan soal kondisi sepak bola nasional di tengah wabah virus corona. Yunus menyebut PSSI tak mau ambil risiko menerobos pedoman kesehatan jugaperaturan pemerintah.
Persatuan Sepak bola Indonesia (PSSI) sadar, tanpa kompetisi akibat wabah virus corona, klub tidak punya pemasukan sementara di waktu yang sama para pemain, pelatih, dan stafklub perlu dibayar setiap bulan.
“Ketum (Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan, red) selalu mengingatkan bahwa PSSI akan mengikuti protokol pemerintah,” kata Yunus berbicara dalam program Live Instagram SINDOnews, Sabtu (2/5/2020).
Mantan exco yang baru ditunjuk mengisi posisi kosong sepeninggal Ratu Tisha itu menyebut, PSSI saat ini menghadapi situasi sulit. Otoritas tertinggi sepak bola di Indonesia itu pun akhirnya terpaksa merekomendasikan pemotongan gaji pemain hingga 70%.
“Kita berharap tidak ada yang kecewa menerima keputusan itu. Saya yakin jika kita bersabar, menahan diri dan mengikuti protokol, beberapa waktu ke depan sepak bola kita sudah bisa kembali pulih,” kata Yunus.
Di level klub, Yunus mengaku belum mengetahui secara pasti berapa besaran kerugian akibat wabah. Namun, untuk klub Liga 1 dengan basis penggemar sebesar Persija, Persib, Arema, dan Persebaya, Yunus yakin angka kerugiannya mencapai miliaran rupiah.
“Satu kali tanding mereka bisa dapat lebih dari Rp1 miliar. Kalau satu bulan, mereka tiga kali bertanding dengan penonton yang sebesar itu, bayangkan, berapa miliar mereka kehilangan pendapatan (karena sekarang tidak ada pertandingan, red)” kata Yunus.
Berbagai skenario sudah dibahas untuk menentukan nasib sisa kompetisi Liga Indonesia. Salah satunya mencontoh rencana klub di Eropa dengan menggelar laga tanpa penonton. Namun, kata Yunus, di Indonesia hal itu tidak mudah dilakukan.
“Oke pertandingan digelar tanpa penonton, tapi siapa yang bisa jamin soporter tidak datang ke stadion. Suporter kita tidak sama dengan di Eropa. Karena ini menyangkut nyawa dan kesehatan, PSSI tidak mau toleransi.” sambungnya.
Tak cuma di level klub, pandemi virus corona juga melahirkan permasalahan pelik di level tim nasional. Sejumlah agenda Timnas Indonesia pun akhirnya batal.
Peran FIFA sebagai Induk Federasi
PSSI kini berharap Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) segera merealisasikan rencana bantuan kepada asosiasi dan liga yang terdampak virus corona. Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi mengaku bantuan baru sebatas wacana.
"Beberapa hari lalu saya komunikasi dengan perwakilan FIFA di Kuala Lumpur. Jangan pencairan (bantuan, red), ini baru proses korespondensi. Kami cuma berharap rencana bantuan itu dipercepat.” kata Yunus.
Masih soal FIFA, Yunus menyebut PSSI sudah dua kali menggelar rapat virtual bersama otoritas sepak bola tertinggi -selama pandemi corona- guna membahas rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Sejauh ini FIFA dan PSSI masih optimistis event tersebut berjalan sesuai jadwal.
Persatuan Sepak bola Indonesia (PSSI) sadar, tanpa kompetisi akibat wabah virus corona, klub tidak punya pemasukan sementara di waktu yang sama para pemain, pelatih, dan stafklub perlu dibayar setiap bulan.
“Ketum (Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan, red) selalu mengingatkan bahwa PSSI akan mengikuti protokol pemerintah,” kata Yunus berbicara dalam program Live Instagram SINDOnews, Sabtu (2/5/2020).
Mantan exco yang baru ditunjuk mengisi posisi kosong sepeninggal Ratu Tisha itu menyebut, PSSI saat ini menghadapi situasi sulit. Otoritas tertinggi sepak bola di Indonesia itu pun akhirnya terpaksa merekomendasikan pemotongan gaji pemain hingga 70%.
“Kita berharap tidak ada yang kecewa menerima keputusan itu. Saya yakin jika kita bersabar, menahan diri dan mengikuti protokol, beberapa waktu ke depan sepak bola kita sudah bisa kembali pulih,” kata Yunus.
Di level klub, Yunus mengaku belum mengetahui secara pasti berapa besaran kerugian akibat wabah. Namun, untuk klub Liga 1 dengan basis penggemar sebesar Persija, Persib, Arema, dan Persebaya, Yunus yakin angka kerugiannya mencapai miliaran rupiah.
“Satu kali tanding mereka bisa dapat lebih dari Rp1 miliar. Kalau satu bulan, mereka tiga kali bertanding dengan penonton yang sebesar itu, bayangkan, berapa miliar mereka kehilangan pendapatan (karena sekarang tidak ada pertandingan, red)” kata Yunus.
Berbagai skenario sudah dibahas untuk menentukan nasib sisa kompetisi Liga Indonesia. Salah satunya mencontoh rencana klub di Eropa dengan menggelar laga tanpa penonton. Namun, kata Yunus, di Indonesia hal itu tidak mudah dilakukan.
“Oke pertandingan digelar tanpa penonton, tapi siapa yang bisa jamin soporter tidak datang ke stadion. Suporter kita tidak sama dengan di Eropa. Karena ini menyangkut nyawa dan kesehatan, PSSI tidak mau toleransi.” sambungnya.
Tak cuma di level klub, pandemi virus corona juga melahirkan permasalahan pelik di level tim nasional. Sejumlah agenda Timnas Indonesia pun akhirnya batal.
Peran FIFA sebagai Induk Federasi
PSSI kini berharap Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) segera merealisasikan rencana bantuan kepada asosiasi dan liga yang terdampak virus corona. Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi mengaku bantuan baru sebatas wacana.
"Beberapa hari lalu saya komunikasi dengan perwakilan FIFA di Kuala Lumpur. Jangan pencairan (bantuan, red), ini baru proses korespondensi. Kami cuma berharap rencana bantuan itu dipercepat.” kata Yunus.
Masih soal FIFA, Yunus menyebut PSSI sudah dua kali menggelar rapat virtual bersama otoritas sepak bola tertinggi -selama pandemi corona- guna membahas rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Sejauh ini FIFA dan PSSI masih optimistis event tersebut berjalan sesuai jadwal.
(sha)